prelude: tentang raja dan sepi

82 10 0
                                    

"Emang bener, ya, bapak bakal jadi orang yang paling protektif kalau menyangkut anak perempuannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Emang bener, ya, bapak bakal jadi orang yang paling protektif kalau menyangkut anak perempuannya."

Sigit tiba-tiba berkata begitu ketika keduanya berjalan beriringan keluar dari halaman. Rena yang mendengar praktis mendengus geli, tapi ia pun menyetujui.

Tadi setelah berganti pakaian dan keluar, dia cukup terkejut sebab Sigit sudah duduk di ruang tengah. Sedang diberi beberapa amanat oleh Reno-dari yang basic macam tolong jagain Rena dengan baik selama di luar, sampai paling nyeleneh yaitu jangan menyentuhnya lebih dari pegangan tangan. Rena malu sebenarnya, tetapi ia paham dengan ke-protektif-an sang ayah.

"Itu sebabnya kenapa gue masih menjomblo sampai sekarang," balasnya kemudian, tepat ketika keduanya tiba di samping motor.

Mendengar itu, Sigit tak bisa menahan diri untuk mencibir. "Deileh, bukan karena terlalu mencintai Kim Jung-wun?"

"JUNGWOO, YA!"

"Ya ya ya itu pokoknya."

"Dua itu jadi alasan kenapa gue betah ngejomblo."

Si pria merotasikan bola mata jengah. "Dah, jangan Jungwoo terus. Buruan naik, keburu malem."

Rena langsung naik dan lekas berpegangan pada pundak cowok itu. "Ini emang gini ya cara duduknya? Gak bisa nyamping aja?"

"Ya coba aja kalau lo mau sepanjang perjalanan duduknya miring sampai pinggang lo encok."

"Pedes amat. Gue, kan cuma nanya..."

"Ini tuh ninja, bukan matic. Lo pikir aja!"

"Lo ada masalah ya di rumah?"

Satu pertanyaan bernada dugaan Rena lontarkan. Namun gadis itu tak menelisik lebih jauh, selain karena sedang mencari posisi duduk yang nyaman, Sigit yang lekas mengenakan helm full face juga membuatnya lalu mengangkat bahu acuh.

"Eh gue nanya loh barusan. Lo ada masalah ya di rumah? Tadi di kantin-"

"Banyak."

"Kenapa gak lo urusin coba?"

"Keburu males duluan."

"Heh! Gak boleh gitu. Ada masalah tuh hadapi, Sigit Gasendra. Ayah gue sering bilang gitu."

"Ya udah sih, masalah juga punya gue, biar gue nyelesain dengan cara gue."

•••

Seperti biasa, Mal Grand Indonesia ramai malam itu. Kebanyakan pasangan anak muda yang sedang jalan-jalan. Raja yang berdiri sendirian di tengah lautan manusia jadi terlihat menyedihkan.

Cowok itu sedang kebingungan. Bingung harus ke mana sekarang. Dalam hati ia merutuk, kenapa ia malah ke sini alih-alih kafe Haikal? Tapi motornya seolah mengambil alih dan membawanya ke sini.

Glacier | Renjun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang