Dua hari pertama, sekolah berjalan seperti biasa. Normal. Bahkan saat upacara kemarin pun, rencana Raja berakhir memuaskan. Perkiraan cowok itu tepat sasaran, banyak siswa yang dilaporkan dan mendapat sedikit ceramah dari wali kelasnya. Termasuk kelas Rena sendiri.
Seharian ini Rena tak melihat Raja di sekolah. Entah kenapa. Padahal biasanya, cowok itu tak akan jauh-jauh dari ruang OSIS atau yang paling sering, kantin. Tentu bersama ketiga temannya yang lain. Namun hari ini, dia tidak ada di mana-mana. Ruang OSIS dikunci, dan hanya ada Jean, Juan, dan Haikal di kantin.
Rena ingin bertanya, tapi tidak ada alasan khusus untuk tameng jika salah satu dari mereka bertanya kenapa.
Jadilah ia pergi ke kelas Raja, memutuskan bertanya pada teman kelasnya yang lain. Rena hanya melongokkan setengah badannya di pintu dan bernapas lega saat menemukan hanya ada beberapa segelintir perempuan di dalam.
“Ada perlu?” Perempuan yang tengah membersihkan papan tulis lalu bertanya.
“Iya, Kak. Aku mau nyari Kak Raja, ada?”
“Raja gak masuk hari ini, kata Kak Mahen sih sakit.”
“O-oh... gitu, ya? Yaudah, deh, Kak. Makasih, ya.” Gadis itu cekatan undur diri setelah melemparkan senyum tipisnya sebagai pamit.
Kak Raja sakit?
Alis Rena bertaut bingung. Sepanjang perjalanan menuju kelas, dia terus memikirkan itu. Menebak kiranya apa yang membuat Raja akhirnya jatuh sakit. Namun berakhir menggelengkan kepala frustasi saat tak menemukan satu jawaban yang paling masuk akal selain kelelahan. Melihat waktu ke belakang, cowok itu memang sibuknya bukan kepalang. Tidak ada istirahat untuk tubuh kurusnya. Jadi sudah jelas dia drop karena kelelahan.
Beruntungnya ia, sebab bertemu Mahen di tangga. Cowok itu hendak naik ke lantai tiga, berbeda dengannya yang akan turun ke lantai dua—tempat kelasnya berada.
“Kak Mahen!” Rena berseru, secepat kilat turun dan menghadang lelaki itu.
Mahen menatapnya dengan wajah terkejut. “Kenapa, Ren?”
“Kak Raja beneran sakit, ya? Sakit apa?”
Mahen malah menatapnya kebingungan. “Hah?”
“Tadi aku ke kelas Kak Raja, nanyain dia sama temen kelasnya. Tapi katanya Kak Raja gak masuk karena sakit. Kak Mahen sendiri yang ngasih izin.”
“Oh, itu. Iya, dia sakit. Tadi pagi telepon gue minta tolong izinin. Kenapa?”
“Sakit apa?”
“Katanya, sih, cuma pusing, gue juga belum lihat. Rencananya mau liat pas abis sekolah nanti.”
“Ikut boleh gak, Kak?”
“Hng? Boleh boleh. Entar gue tunggu di parkiran kalau gitu.”
“Makasih ya, Kak.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Glacier | Renjun ✓
Novela JuvenilRena pikir hidupnya akan baik-baik saja saat memasuki dunia sekolah menengah atas. Namun ternyata, ia salah kira. Nyatanya takdir masih belum lelah untuk mempermainkan hidupnya. Bukannya hidup seperti siswi normal, dia malah terjebak dalam pesona ke...