36

10.9K 946 14
                                    

Hari yang ditunggu-tunggu oleh murid Neo telah tiba, libur panjang. Ada yang ingin holiday, ada yang ingin berkunjung ke rumah keluarga, ada yang ingin bekerja dan masih banyak lagi aktifitas-aktifitas yang akan mereka lakukan di libur panjang ini. Kalau Haechan dan Mark, mereka sudah menentukan dimana nantinya mereka akan menghabiskan libur panjang mereka. Dimana lagi kalau bukan di mansion kediaman kedua orang tua Mark.

Hari ini, pagi sekali Haechan dan Mark bersiap-siap, mengingat kalau kediaman keluarga Jung ada di Bandung.

"Beneran mau nginep di sana?" tanya Mark memastikan.

"Hum..." jawab Haechan santai.

"But, I'm not sure about the conditions there later," ucap Mark jujur.

Haechan mengangkat pandangannya, lalu tersenyum tipis ke arah Mark.

"You are afraid to meet them?" tanya Haechan.

Mark terdiam di tempatnya saat mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Haechan.

"Kalau emang lo nya belum bisa buat meet sama mereka, seenggaknya jangan buru-buru kalau itu malah nambah beban pikiran lo aja," jelas Haechan lembut.

Haechan berdiri dari duduknya, lalu dengan lembut dia mengelus pipi sang dominan.

"Gak apa-apa kalau emang lo gak bisa. I will wait," ucap Haechan meyakinkan Mark.

Mark menggeleng dengan cepat sebagai jawaban, lalu dengan romantis dia merengkuh pinggang Haechan.

"No. I want it ASAP!" ucap Mark tak mau dibantah.

Haechan tersenyum tipis saat mendengarkan jawaban Mark, lalu dia memiringkan kepalanya dengan lembut dan meraup bibir sang dominan. Mark tak mau kalah, sehingga dengan brutal dia menanggapi permainan lidah sang submisif.

Ciuman panas itu berlangsung hanya sekitar lima menit. Tapi, lima menit sudah cukup bagi Mark agar semakin yakin kalau dia benar-benar akan bertemu kedua orang tuanya dan meminta restu.

"Udah akh! Makin lama packing kalau harus ngikutin kantong hormon lo. Nanti niatnya mau berangkat, malah gak jadi karena gue harus ngangkang dulu depan lo!" kesal Haechan.

Mark terkekeh, lalu dengan lembut dia mencium kening sang pujaan hati.

"Thank you for everything and thank you for wanting to accompany me from zero until now," ucap Mark tulus.

Haechan mengangguk kecil sebagai jawaban, sedangkan di dalam hati, Mark tak berhenti merutuki dirinya yang pernah menyakiti beruang kecil itu.

"Gak akan gue lepas lagi. Dia harus bahagia bareng gue," batin Mark.

Sekitar beberapa menit Haechan melakukan packing, akhirnya aktifitas packing itu selesai dengan cepat karena bantuan Mark. Mereka langsung sarapan bersama karena sebelumnya Mark sudah memasak untuk mereka berdua.

Setelah sarapan, mereka langsung on the way ke kampung halaman Mark.

"Tidur aja, nanti kalo sampek gue bangunin," saran Mark lembut.

"Ya udah. Bangunin ya. Jangan gendong, kasihan lo nanti sibuk sendiri bawa koper," jawab Haechan lembut.

Mark mengangguk kecil sebagai jawaban, lalu tak lama dia merasakan beban berat pada pundak kanannya. Senyuman terbit pada bibir Mark saat sadar kalau ternyata Haechan menyenderkan kepalanya pada pundaknya. Mark dengan lembut mengelus pipi Haechan walau hanya sebentar, lalu mencium rambut wangi vanila itu dengan tenang.

"Sweet dream my lovely Bear," ucap Mark lembut sambil menggenggam tangan kanan Haechan.

Haechan tersenyum kecil, lalu dengan lembut dia mencium punggung tangan Mark setelah dia menggenggam nya.

Perjalanan panjang itu berhasil mereka tempuh dengan selamat, walaupun tak ada percakapan antara Mark dan Haechan karena Haechan yang lebih memilih untuk tidur dibanding berkomunikasi dengan Mark. It's okey, Mark pun tak mempermasalahkan hal itu.

Saat Mark baru ingin turun dari mobil, pandangan matanya langsung mengarah ke arah sosok perempuan yang tengah berdiri di depan mansion keluarganya sambil menangis, sedangkan di depan perempuan itu, ada Bubu nya yang tengah memarahi perempuan itu.

Dengan cepat Mark berjalan turun dari mobil dan mengurungkan niatnya untuk membangunkan Haechan atau menggendong pria itu ala bridal.

Dengan kasar Mark mendorong Mina menjauh dari Taeyong, membuat Mina dan Taeyong sama-sama kaget saat melihat kehadiran Mark.

"Mark! Ba-"

"Ngapain lo di kediaman orang tua gue, Pelacur?!" tanya Mark emosi.

"Mark..." lirih Mina.

"Aku hamil anak Ayah kamu. Aku hamil adik kamu, Mark. Aku ke sini untuk meminta pertanggung jawaban Ayah kamu. Tapi, dia melarangku untuk bertemu dengan Ayahmu," jelas Mina sambil menunjuk Taeyong.

Dengan kasar Mark menepis jari telunjuk Mina.

"KENAPA KALAU AKU MINTA PERTANGGUNG JAWABAN MARK?! AYAH DAN PAPA KAMU UDAH CERAI! PAPA KAMU GAK TAHU DIRI DAN MASIH MAU NAMPUNG AYAH KAMU!" teriak Mina.

Saat Mark hendak protes, dia dengan cepat mengatupkan bibirnya karena Jaehyun yang tiba-tiba keluar dari mansion sambil membawa dua buah koper.

"Ayo pergi," ajak Jaehyun.

Taeyong tersenyum rapuh.

"Maaf karena aku buat kamu sedih, Tae. Tapi, aku benar-benar sulit untuk menyukaimu. Kamu tahu dari awal kalau aku straight," jelas Jaehyun.

"Maaf..." lirih Jaehyun, lalu menarik Mina agar ikut bersamanya.

"Bu ... Kenapa masih pertahanin dia? Bukannya-"

"Bubu memang udah gak sayang sama Ayah kamu karena perselingkuhan nya dengan Mina, Mark. Bubu pertahankan ayahmu karena Bubu gak mau kamu jadi anak broken-"

"Aku udah broke saat media menyebarluaskan kalau kalian gak mau ngambil hak asuh aku!" potong Mark cepat.

Taeyong menangis pelan.

"Maaf, Mark ... Bubu waktu itu berpikir kalut. Jadi, Bubu fikir, kamu gak mau sama Bubu dan milih ayah kamu," ucap Taeyong sambil menangis.

Mark menghela napas panjang, lalu memeluk Taeyong dengan lembut.

"Jangan sedih," ucap Mark lembut.

See ... Pada akhirnya Mark akan kembali pada orang yang telah melahirkannya. Memang, dari awal dia tidak begitu yakin kalau Taeyong tak mau mengambil hak asuhnya. Dan memang benar kalau keputusan Taeyong waktu itu adalah keputusan di saat dirinya tengah pusing.

Jauh di dalam mobil, Haechan tersenyum kecil melihat kedekatan Mark dan Taeyong. Dia berharap agar kedua orang itu bahagia selalu, walaupun tanpa kehadiran pemimpin mereka yang sekarang sudah memilih wanita lain daripada mempertahankan keluarganya.

"Anyway, Mark datang ke sini bareng seseorang, Bu!" seru Mark antusias.

Taeyong melepaskan pelukannya pada tubuh Mark, lalu mengangkat sebelah alisnya dengan tinggi.

"Kamu dateng bareng siapa?" tanya Taeyong penasaran.

"Your lovely Bear!" jawab Mark dan berhasil membuat senyuman Taeyong terbit dengan begitu cerah.

Dengan segera Taeyong berlari ke arah mobil Mark tanpa peduli dengan Mark yang kini menatap sang Bubu dengan datar dan kesal.

"Nyebelin banget. Sayang calon menantu, gak sayang sama anak kandung!" kesal Mark sambil mendengkus.

Tapi, tak lama senyuman Mark terbit karena melihat betapa senangnya Taeyong bertemu dengan Haechan.

- ✨✨✨ -

Bad Romance | MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang