06. Murid baru

39 29 2
                                    

°°°

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

Sorakan riuh para murid memenuhi area parkir SMA BHAKTI NUSA. Terdengar pekikan kagum siswa-siswi kala mobil yang tak bisa di bilang murah bermerek Ferrari berwarna merah tersebut memasuki area sekolah.

Decak kagum tersebut semakin menjadi-jadi kala seorang gadis keluar dari mobil itu. Seakan slow motion, gadis itu keluar dengan anggun nya.

'Anjayy cantik banget gilaa'

'Asem insinyur gue'

'Tidak bisa berword word'

'Calon bini gue di masa depan'

'Beli kopi sama susanto, neng cantik i lop you'

'Gak nyambung goblok!'

Kira kira begitulah omongan para murid di SMA elite tersebut. Tak kecuali anggota Geng Zarloz yang tengah berada di parkiran.

Adit menepuk bahu Nathan berkali-kali memandang ke arah murid baru itu. "Eh bro, itu bukannya cewek yang lo tolongin waktu itu?" Tanyanya sambil menunjuk gadis itu.

Nathan mengikuti arah tunjuk Adit. " MEh iya anjing, baru sadar gue. Ternyata dia murid barunya." Balasnya baru sadar.

Yap, murid baru itu adalah Naya, gadis yang pernah Nathan tolong di gang sebelah supermarket karena tidak bisa pulang. Nathan teringat dengan ucapan terakhir Naya jika ia meramal mereka akan bertemu kembali. Dan ternyata benar. Entah ini hanya kebetulan atau memang takdir, mereka bertemu lagi.

"Buset cantik banget si Naya," Celetuk Adit dengan muka buaya.

"Cantikan Sheila," Gumam seseorang yang hanya didengar Vano

Vano tersenyum mmiring. "Kalo suka bilang bro!" Cibirnya.

Adit menatap Vano. "Lo nyindir gue?" Cetusnya merasa jika Vano menyindirnya.

"Pede!" Timpalnya bersmirik lalu beralih menatap Nathan.

Semuanya tercengang kala Vano melemparkan pertanyaan tak terduga kepada Nathan. "Than, cantikan Sheila atau Naya?"

Nathan membeku, sangat sulit untuk memilih. Lama tak ada jawaban, suara Bagas yang jarang berbicara menjawab pertanyaan Vano. "Cantik semua karena mereka cewek!" Jawabnya malas.

Mereka mengangguk-anggukan kepala setuju. Benar juga kata Bagas, semua cewek itu cantik kalo ganteng ya cowok.

"Cabut!" Suara berat milik Biru yang sedari tadi hanya menyimak akhirnya mengakhiri percakapan mereka.

Mereka semua berjalan dengan di iringi tatapan memuja para murid menuju ke kelas mereka. Sedikit informasi jika mereka semua satu kelas. Kelasnya pun sama dengan kelas Sheila yaitu Xll MIPA 1. Kelas itu terletak di ujung lorong lantai dua.

The Story Of SheilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang