28. Teletubbies

22 8 5
                                    

°°°

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

"Tante Biancaaa!" Sheila berlari memeluk Bianca dengan riang yang dibalas pelukan erat oleh wanita itu.

Mereka bedua asik berpelukan sampai tak ingat jika Biru tengah berdiri kaku dengan raut datarnya memandang mereka bosan.

"Ekhem!" Lelaki itu berdehem keras untuk menyadarkan mereka berdua.

Sontak mereka yang tengah berpelukan langsung melihat ke asal suara. Mereka melepas pelukan lalu menyengir lebar. Sheila dan Bianca saling bertatapan lalu mereka berdua mengangguk seakan mengerti. Beberapa detik setelahhya, Biru tertubruk oleh mereka yang memeluknya dengan erat. Biru mencoba melepaskan dirinya namun tak bisa. Tenaga mereka tak main-main rupanya.

"Sedang apa kalian?" Tiba-tiba suara bariton milik seorang pria paruh baya terdengar.

Mata tajamnya yang siap membidik, alisnya yang tebal, rahangnya yang tegas, hidungnya yang mancung, dan bibirnya yang tipis membuat seorang Sheila terdiam terpana. Bagaimana tidak, pria itu terlihat sangat berwibawa dan bijaksana. Auranya sangat kuat dan dominan membuat siapapun tak mampu untuk berkutik.

Bianca yang melihat suaminya datang pun tersenyum senang. "Eh sayang ku udah selesai bobo manisnya?" Pria itu menghampiri mereka.

Ia mengangguk. "Bianca, mereka siapa?"

Bianca mengernyit bingung namun tetap menjawab. "Ini anak kita loh mas namanya Biru, kalo yang ini calon menantu kita namanya Sheila." Jelasnya sambil menunjuk Biru dan Sheila dengan sedikit godaan. Muka Biru dan Sheila memerah padam.

Bianca lalu kembali berucap, "nah Sheila kenalin ini suami saya alias papinya Biru, Karang Samudra Hindia."

Sheila membungkuk hormat kepada Karang. "Kenalin om, saya Sheila tem––"

"Pacarnya aku," ucap Biru menyelonong.

Karang mengangguk dengan wajah menelisik lalu kemudian tersenyum sumringah. "Oh kamu pacar anak saya? Kamu kok mau sih sama Biru padahal Biru itu aneh." Ucapnya lalu melanjutkan, "Papa nggak nyangka, ternyata Biru masih suka cewek ya hahahaha." Pria itu tertawa ngakak sambil menepuk-nepuk bahu anaknya.

Sheila mengaga kaget. Dalam beberapa detik, sifat Karang sudah berbeda jauh dari sebelumnya yang ia kira dingin dan galak. Ia hendak tertawa saat melihat wajah Biru yang sangat tertekan.

Tawa Karang berhenti saat menyadari jika ia sudah seperti orang gila. "Ekhem, ngomong-ngomong kalian tadi pelukan kok nggak ngajak-ngajak,"

The Story Of SheilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang