Sheila Athena Kamilia, seorang gadis yang mempunyai penyakit mental karena sebuah peristiwa kelam sewaktu ia kecil. Hidup Sheila kini tak pernah bahagia semenjak kematian kedua orang tuanya yang meninggal karena tragedi pembunuhan.
Bermodalkan teka...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
°°°
"Mungkin memang sudah takdirku untuk dipandang sebelah mata olehmu"
°°°
Tap
Tap
Tap
Suara langkah kaki menggema di sebuah koridor tempat di mana orang-orang sakit tinggal. Seorang laki-laki berjalan dengan langkah lebar menuju sebuah kamar yang terletak di ujung koridor. Langkah kakinya terhenti lantas mengamati sekitar.
Nampak di kanannya terdapat seorang suster yang tengah mendorong kursi roda yang diduduki oleh ibu-ibu sambil menggendong sebuah boneka bayi. Dan di sisi kirinya terdapat seorang bapak-bapak yang tengah mengamuk sambil meronta-ronta ingin dilepaskan. Pemandangan ini sudah biasa untuk laki-laki itu. Ia sudah biasa keluar masuk dari tempat ini. Ya, rumah untuk orang yang sakit jiwa.
Laki-laki itu melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti. Dengan langkah lebarnya, ia bisa segera sampai ke tempat tujuannya. Lelaki itu menatap sendu, kala melihat sosok yang sangat ia sayangi tengah menangis meraung raung. Bahkan beberapa suster pun kualahan untuk menenangkannya.
"KALIAN! KEMBALIKAN SUAMIKU DAN ANAKKU!! MANA! A-aku kesepian di sini, hihihi," pasien itu berteriak marah kepada para suster lalu kemudian tertawa cekikikan.
Deg
Sungguh, hatinya tak kuat untuk melihat ini lagi dan lagi. Dadanya sesak, hatinya hancur tak menyangka jika ini semua terjadi begitu cepat. Hidup yang semulanya sangat membahagiakan untuknya, berubah menjadi hidup yang sangat menyakitkan.
Bertahun-tahun ia hidup dalam kenyataan, kenyataan pahit yang membuatnya enggan menerima. Kenyataan jika ini semua tak mungkin bisa ia ubah. Kenyataan jika kini keluarga bahagianya tak mungkin bisa kembali seperti dulu kala. Saat-saat di mana ia merasa menjadi orang paling beruntung di dunia.
Kembali laki-laki itu memandang ke arah wanita yang sudah memasuki kepala empat. Wajah itu masih sama baginya. Cantik, sungguh cantik. Baginya ia adalah bidadari. Walaupun nampak beberapa kerutan dan kantung mata yang menghitam, itu semua tak mampu memudarkan kecantikannya. Ia rindu senyum hangatnya, ia rindu belai kasihnya, ia rindu semuanya.
Perlahan, laki-laki itu memasuki ruangan yang hanya ada tempat tidur dan sebuah kamar mandi minimalis. Seorang suster menyuntikkan sebuah obat yang membuat wanita itu perlahan kembali tenang. Beberapa detik kemudian, netra itu saling bertemu.
"Ma, gimana kabarnya? Aku kangen, aku pengen peluk Mama. Aku udah bawain bunga kesukaan Mama loh, bunga daisy." Laki-laki itu berucap lembut dengan tangan yang mengambil bunga dan memberikannya untuk wanita itu. Ya, wanita itu adalah mamanya_Sonia Xenanca Dexa.