30. Kepergok

19 5 0
                                    

°°°

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

Kini Sheila dan Biru tengah berada di ruang tamu selepas makan malam tadi. Niatnya Sheila akan pulang sore. Namun Bianca dan Karang merengek untuk makan malam bersama. Alhasil ia masih di sini sampai sekarang. Dengan Biru yang rebahan di atas pahanya.

Ia merasa deja vu dengan posisi seperti ini. Deja vu karena ia juga pernah seperti ini dengan Nathan. Posisinya sangat sama, yang beda adalah tempat dan orangnya. Untungnya saat ini orang tua Biru sudah kembali ke kamarnya. Kata mereka sih ingin berduaan dan manja-manjaan. Haha romantis sekali mereka berdua.

Dan sekarang ia merasa sangat bosan, bosan dan bosan. Karena apa? Karena ia tak bisa melakukan apa-apa selain diam. Ponselnya dipinjam oleh Biru entah untuk apa. Dan ponsel Biru? Huh isinya sangat membosankan. Ia juga tak terlalu suka main game atau sosmed. Yang ia lakukan hanya diam dan menarik-narik rambut Biru. Lelaki itu akan mengaduh sakit kala rambutnya tak sengaja tercabut oleh Sheila.

Di tengah kegabutannya, suara notifikasi chat terdengar dari ponselnya yang Biru pegang. Ia melotot kaget kala chat itu ternyata dari Vano. Ia segera merebutnya berharap Biru belum membaca apa-apa. Sheila meneguk ludahnya kasar kala  lelaki itu bangun dan menatapnya dengan datar.

"Siapa?" Singkat namun mampu membuat tenggorokan gadis itu tercekat.

"Siapa sayang?" Lagi, Biru bertanya dengan halus namun mengintimidasi.

Sheila menggeleng cepat. "B-bukan siapa-siapa," sial! Mengapa ia harus terbata-bata sih.

Biru menggeram rendah lalu dengan cepat merebut ponsel itu dari genggaman Sheila. Mengecek siapa yang mengirim chat kepada gadisnya. Lalu tak lama lelaki itu mengertakkan giginya kesal.

"Siapa Dexa?"

Deg

Biru menyodorkan ponselnya menunjukkan isi chat tersebut.

Dexa
|Miliaa
|Bisa ketemu?

Matilah Sheila! Ia harus menjawab apa? Vano sialan! Mengapa lelaki itu memberinya pesan diwaktu yang tidak tepat. Untung saja ia memberi nama kontak itu dengan nama Dexa bukan Vano. Aman kau Vano, namun yang tidak aman adalah dirinya sekarang!

"Itu...," Ayo berpikir Sheila!

Biru menatapnya dengan mengintograsi. "Itu apa hm?"

"Itu.. sepupuku! Iya itu sepupuku yang baru aja pulang dari luar negeri hehe," Jawabnya asal sesuai yang ada di kepalanya. Pftt! Padahal semua keluarganya menghilang entah kemana meninggalkannya.

The Story Of SheilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang