Bab 1

2.2K 111 0
                                    

"Jeongu-ya!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jeongu-ya!"

"Eum? Oh, Ajun hyung!"

Jeongwoo merentangkan kedua tangannya untuk menyambut Junkyu yang berlari ke arahnya. Tentu saja dengan senang hati Junkyu menghamburnya.

Bruk!

Junkyu terkekeh ketika merasakan lengan hangat Jeongwoo yang mendekapnya. Rasanya begitu nyaman dan sangat menenangkan. Dia bahkan sampai mengusak-ngusakkan kepalanya di dada bidang Jeongwoo seperti anak kucing yang senang dielus.

"Hyung sepertinya kangen sekali padaku," kata Jeongwoo, mengomentari reaksi Junkyu yang menurutnya sangat menggemaskan. Sebelah tangannya naik untuk mengusak kepala Ajun hyungnya dengan sayang.

"Ihh, bagaimana nggak kangen?" tanya Junkyu seraya mendongakkan kepala. "Jeongu bilang kalau Jeongu hanya akan pulang selama seminggu ke Iksan. Kau tau, Hyung sudah menunggu dan nggak sabar untuk bertemu Jeongu keesokan harinya."

Junkyu mengoceh sekeinginannya sendiri. Jeongwoo diam mendengarkannya seraya tersenyum kecil dan tidak memberikan jarak diantara mereka.

Lihat itu, imutnya.

"Tapi teganya pas malamnya Jeongu tiba-tiba bilang akan pulang tiga hari lagi!" Junkyu mengakhiri khotbahnya sembari memukul dada Jeongwoo. "Kenapa begitu? Kenapa nggak langsung bilang saja sebelumnya kalau Jeongu masih lama pulangnya? Hyung gapapa nunggu lama, tapi dikecewain setelah berharap-harap itu sakit. Huh!"

Melihat Junkyu yang ngambeknya lagi mode on dengan menggembungkan pipi dan membuang pandangan ke arah lain, membuat Jeongwoo merasa sedikit sakit hati.

Tapi salahnya juga sih, tidak mengabarinya jauh-jauh hari. Setidaknya minimal 3 hari dari hari janjinya semula Jeongwoo memberitahukan perubahan jadwalnya.

"Mianhae, Hyung. Tapi Eomma bilang beliau masih kangen padaku, aku bisa apa?" ujar Jeongwoo lirih. "Saat itu kondisinya juga tengah tidak baik, aku bahkan tidak bisa memikirkan yang lainnya selain Eomma saat itu."

Junkyu terdiam, mengamati ekspresi Jeongwoo yang tampak merasa bersalah dari lirikan matanya. Sedetik kemudian, dia kembali memeluk erat Jeongu-nya.

Disini, lebih tepatnya di Seoul, status Jeongwoo adalah anak rantau. Karena prestasi akademiknya yang bagus saat SMA dan pernah ikut kelas akselerasi selama 2 tahun, dia mendapat undangan khusus dari Bomul University untuk menjadi salah satu mahasiswanya tanpa seleksi atau tes.

Tentu saja ibu dan kakak Jeongwoo yang ada di Iksan tidak ingin Jeongwoo membuang kesempatan emas itu. Mereka mendukung si bungsu untuk pergi ke Seoul. Meski mereka tidak bisa mengantarnya sampai ke tujuan.

Dan... saat baru tiba di Bomul University inilah, Jeongwoo bertemu dengan Junkyu yang juga adalah maba tahun ini.

Fyi, keduanya bisa dekat dengan cepat karena Junkyu adalah tipe orang yang mudah bergaul dengan orang baru. Sehingga awalnya Jeongwoo pikir perasaannya yang lama kelamaan bertumbuh di hatinya hanya bertepuk sebelah tangan.

Crazy Watanabe || HaruKyu Treasure [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang