Gasp!
"Hah...hah...ugh....sial....kepalaku sakit..."
Dirga tersentak bangun dan merasakan rasa sakit yang teramat kuat dibagian kepalanya.
Kepalanya rasanya seperti mau pecah seolah ada sesuatu yang mencoba untuk masuk kedalam otaknya.
Baiklah lupakan tentang rasa sakit itu dulu untuk sementara waktu. Dirga menatap bingung sekeliling bukannya dia sudah mati? Lalu dimana ini? Ruangan yang ia tempati sekarang sama sekali tidak terlihat seperti rumah sakit ataupun kamar miliknya.
"Dimana ini?" Gumam Dirga menatap seluruh ruangan tempatnya berada sekarang.
Ruangan itu terlihat sederhana namun terkesan elegan dengan beberapa barang yang ditata sedemikian rupa membuat kamar itu menjadi nyaman untuk ditinggali.
"Ini bukan tubuh milik gw..." Gumam Dirga menatap kedua tangan putih pucat yang lebih kecil dari tangan miliknya.
"Perban?" Gumam Dirga meraba wajahnya, dia baru menyadari kalau sekarang terdapat perban yang melilit wajahnya.
"Yang benar saja....sebenarnya apa yang sedang terjadi?!" Ucap Dirga yang bingung bercampur panik, tapi dia berusaha untuk tetap tenang dan mencoba untuk memahami situasinya sekarang.
Kriieettt...
Lamunannya buyar saat mendengar suara pintu yang dibuka dari luar, sontak ia menoleh dan terlihat seorang gadis bersurai hitam dengan iris mata berwarna merah yang memakai seragam pelayan kini menatapnya dengan tatapan terkejut?
"Tuan muda anda sudah sadar?!" Ucap gadis itu yang terlihat tidak percaya.
Sedangkan Dirga yang duduk diatas ranjang menatap bingung siapa pula gadis yang memanggilnya tuan muda itu.
"Sia—"
"Tetaplah ditempat tidur saya akan memanggil dokter untuk memeriksa keadaan anda, mohon tunggu sebentar!" Ucap gadis itu memotong perkataan Dirga, gadis itu lalu pergi tidak lupa ia tutup kembali pintu ruangan itu.
"Siapa gadis itu?" Gumam Dirga bingung, "dan tempat apa ini sebenarnya?!" Ucap Dirga mengacak-acak rambutnya, dia masih tidak bisa mencerna apa yang sedang terjadi sekarang.
Dirga menghela nafas berat dan saat dirinya menoleh kesamping ternyata tidak jauh darinya ada sebuah cermin besar yang menghadap kearahnya.
Dirga seketika terdiam bukan karena baru ngeh kalau ada cermin dihadapannya tapi dia terdiam saat melihat rupa tubuhnya sekarang yang sangat berbeda dengan tubuhnya yang dulu.
Surai merah darah dengan sedikit warna putih, manik zamrud, kulit putih pucat, tubuh ideal walaupun sedikit kurus, lalu sebuah perban yang melilit hampir sebelah wajahnya.
'Tidak salah lagi...' Batin Dirga sambil memegangi wajahnya dengan tatapan tak percaya.
'Gw telah tereinkarnasi ke dalam tubuh Indonesia di novel [Please reply my love]' Batin Dirga yang masih tak percaya.
'But HOW njirrr?! Kok iso?!' Batin Dirga yang tak habis pikir, bagaimana bisa dirinya berakhir ditubuh ini.
Kriieettt...
Pintu kembali terbuka yang mana membuat Dirga sontak menoleh dan terlihat gadis yang ia yakini bernama Palestina itu masuk dengan dua orang pria dibelakangnya.
Kalau Dirga tidak salah ingat pria bersurai perak dengan iris mata hazel itu adalah Christopher yang merupakan seorang dokter, Dirga ingat kalau pria itulah selalu mengobati luka yang Indonesia dapat dari bajingan yang merupakan ayahnya dan para saudaranya angkatnya yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come Back to Life as a Side Character in a Novel [Countryhumans]
AcakWelcome to my second book^^ [Countryhumans fic] Dirgantara Saputra, pemuda berusia 18 tahun yang terbilang mempunyai wajah yang ganteng nyerempet cantik diantara para murid laki-laki disekolahnya. Saat mereka sedang melakukan perjalanan menuju tempa...