"Ya, penyesalan memang selalu datang diakhir. Dan saat penyesalan itu datang beberapa orang akan mencoba untuk memperbaikinya." Ucap Brunei yang kembali buka suara setelah lama diam.
"Walaupun hasilnya nanti percuma?" Ucap Clara dengan nada datar yang mana membuat mereka bertiga menatapnya dengan tatapan yang sulit dibaca walaupun begitu tatapan mereka tersirat sebuah penyesalan yang amat mendalam.
"Setidaknya kami mencoba." Jawab Malaysia yang mana membuat Clara yang mendengarnya menghela nafas pelan.
Dia lalu mengambil vas cantik diatas meja yang berisi berbagai macam bunga, sementara Brunei, Malaysia, dan Laos kini menatap bingung dengan apa yang ingin Clara lakukan.
"Anggap saja vas ini adalah tuan muda yang dulu, sangat cantik tapi disaat bersamaan juga sangat rapuh." Ucap Clara yang didengarkandengan seksama oleh ketiganya.
Prang!
Ketiganya tersentak saat melihat Clara yang tiba-tiba saja menjatuhkan vas tersebut kelantai hingga hancur berkeping-keping dan berserakan dilantai.
"Saat vas itu hancur berkeping-keping, pecahannya bisa dibuang ataupun diolah kembali serta ditambah dengan beberapa material lain yang membuatnya menjadi vas baru yang lebih kuat dan cantik daripada vas yang dulu." Ujar Clara yang kemudian berjongkok untuk mengambil pecahan vas tersebut lalu kembali berdiri.
"Dan agar tidak kembali hancur seperti sebelumnya, vas baru tersebut kemudian dilindungi dan dijaga dengan baik agar tidak mudah hancur kembali." Ucap Clara yang kemudian menatap kearah ketiganya yang kini dibuat terdiam saat mendengar perkataan Clara barusan.
Ketiganya tentu paham maksud perkataan Clara barusan walaupun ketiganya sempat terdiam untuk memproses perkataan Clara tadi.
"Kurasa anda sekalian paham maksud perkataan saya barusan kan?" Ucap Clara yang membuat ketiga tersentak sadar dari lamunan mereka.
"Lalu apa anda sekalian masih ingin mendengar lebih banyak hal tentang tuan muda?" Tanya Clara yang mendapat anggukan kepala dari ketiganya.
"Huh...tuan muda Indonesia mempunyai tubuh yang terbilang lemah dan sangat rapuh. Tapi walaupun begitu beliau masih saja terus memaksakan dirinya untuk bekerja keras walaupun selalu dipandang sebelah mata oleh semua orang." Ujar Clara yang disertai dengan sindiran yang mana membuat ketiganya terdiam.
"Tubuh tuan muda sangatlah sensitif terhadap perubahan cuaca dan suhu yang rendah." Ujar Clara yang membuat ketiga tersentak dan menatap kearahnya dengan tatapan tak percaya.
"Terkejut?"
"Yah...wajar anda sekalian tidak tau karena anda tidak pernah memperhatikannya bahkan sekedar untuk menanyakan kondisinya saja tidak pernah..." Sindir Clara yang membuat mereka bertiga kembali terdiam dan tidak bisa berkata-kata.
"Seperti yang kukatakan sebelumnya, tubuh tuan muda sangatlah rentan terhadap perubahan cuaca dan suhu yang rendah." Ucap Clara kembali ketopik pembicaraan mereka.
"Jadi kalau kalian ingin menjaga tuan muda—walaupun sebenarnya aku tidak mempercayai perkataan kalian itu—sebaiknya anda harus terus memperhatikan kondisi tubuh tuan muda." Ujar Clara yang kini berdecak pinggang dan menatap datar kearah ketiganya.
"Misalnya saja saat turun hujan dengan deras itu bisa membuat tuan muda tiba-tiba saja pingsan akibat tubuhnya yang tidak tahan dengan suhu yang bertekanan yang rendah." Ucap Clara yang membuat ketiganya tersentak diam dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
"Lalu...saat perubahan cuaca misalnya dari musim gugur kemusim dingin selama pertukaran musim tersebut biasanya tuan muda akan jatuh sakit dan demam kalau beliau tidak memakai pakaian yang tebal. Makanya saat musim dingin tuan muda sangat jarang keluar dari kamarnya." Sambung Clara yang membuat ketiganya kembali tersentak tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come Back to Life as a Side Character in a Novel [Countryhumans]
CasualeWelcome to my second book^^ [Countryhumans fic] Dirgantara Saputra, pemuda berusia 18 tahun yang terbilang mempunyai wajah yang ganteng nyerempet cantik diantara para murid laki-laki disekolahnya. Saat mereka sedang melakukan perjalanan menuju tempa...