"Aku mengerti," jawab Jisung dengan wajah yang layu. Tidak ada semangat sama sekali, dirinya benar-benar kehilangan cahaya.
Selama ini Jisung hanya berpikir bahwa Jaemin adalah pria dingin. Namun, sekarang Jisung sadar bahwa Jaemin tidak ingin memperlihatkan dirinya kepada siapapun. Apakah Jaemin takut Jisung akan mempermalukan dirinya? Atau Jaemin merasa jijik memiliki pasangan hidup seperti dirinya?
"Kenapa melamun, ayo cepat!" Perintah Jaemin kepada Jisung.
Jisung mengikuti Jaemin dari belakang, Jaemin hanya menatap datar Jisung yang berjalan seperti orang putus asa yang kehilangan semangat hidupnya.
"Tidak perlu putus asa, bukankah itu pilihan mu? Jadi nikmati saja."
Jisung mengangguk, tidak membalas apapun. Jisung terlalu malas membuka mulut karena dirinya yakin bahwa Jaemin akan membalas perkataannya dengan kata-kata yang dingin.
"Masuk! Kau tidak inginkan aku mendorong mu?" Seru Jaemin.
Keduanya telah sampai di garasi tempat mobil Jaemin berada, Jisung langsung masuk ke dalam mobil duduk dengan tenang. Sedangkan Jaemin kini mulai menyalakan mesin mobil itu dan mengendarai mobil tersebut menuju rumah Jisung.
"Jaemin, bolehkah aku meminta satu permintaan kepadamu?" Tanya Jisung yang menatap ke arah jalanan.
"Permintaan apa?" Tanya Jaemin yang saat ini sedang fokus menyetir.
Jisung menghela nafas mengumpulkan keberanian dan juga persiapan jika saja permintaan dirinya di tolak oleh Jaemin, "Bisakah kau berpura-pura menjadi pasangan yang baik di depan ayahku?"
Jaemin mengernyitkan dahinya kemudian menepikan mobilnya dan berhenti untuk menatap wajah Jisung.
"Kenapa aku harus melakukan hal itu?" Tanya Jaemin.
Jisung tersenyum sendu, dirinya bisa membayangkan betapa menderitanya sang ayah jika tahu kenyataan bahwa anak yang dia besarkan penuh kasih sayang hidup menderita karena di penjara oleh Jaemin.
Keinginan Jisung hanya satu, setidaknya walaupun Jisung tidak bisa bertemu dengan sang ayah, dia ingin ayahnya tetap bahagia dan tidak khawatir memikirkan bahwa putranya hidup dengan bahagia bersama sang suami, walaupun itu hanya ilusi yang diciptakan oleh Jisung.
"Aku hanya ingin ayahku tidak mengkhawatirkan diriku, aku tidak ingin ayahku merasa bersedih dan bersalah." Jawab Jisung yang sedang menunduk sedih tidak berani menatap Jaemin.
Jaemin menyeringai sebentar kemudian menatap Jisung dengan tatapan merendahkan, dirinya mencengkram dagu Jisung. Membuat Jisung mau tidak mau harus menatap tepat ke mata Jaemin.
"Berani sekali kau meminta hal seperti itu? Kau ingat bukan? Kenyataan bahwa kau ini sudah dibeli dengan harga yang sangat-sangat mahal? Kemudian sekarang kau meminta ku untuk menjadi sosok suami yang menyayangimu saat ada di depan ayahmu begitu?"
Jisung memejamkan matanya, tubuhnya bergetar ketakutan. Cengkraman tangan Jaemin semakin menguat membuat Jisung sedikit meringis kesakitan.
"Maaf, tapi aku berjanji akan membayarnya dengan hal yang setimpal." Ucap Jisung yang tidak menyerah untuk melakukan negosiasi dengan Jaemin.
"Baiklah, aku akan melakukannya. Tapi kau harus menyerahkan tubuhmu kepadaku, karena kau tidak punya apa-apa selain tubuhmu ini, bukankah itu bayaran yang sangat setimpal dengan semua yang aku keluarkan?"
°°°°°
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Cold Man
Fanfiction🆃🅰🅼🅰🆃 Jisung adalah seorang pemuda penyayang yang dipaksa menikah dengan pemuda dingin seperti Jaemin. #1 - JaemSung (enggak tau sampai kapan, tapi pernah nomor 1)