MWCM-04 🔞

11K 524 44
                                    

Perkataan Jaemin berhasil kembali menorehkan luka yang bahkan belum kering sama sekali. Jaemin benar-benar pandai melukai seseorang hingga lidah Jisung terasa kelu untuk mengeluarkan suara.

"Baiklah, kau bebas melakukan apapun pada tubuhku," jawab Jisung, hatinya merasa sakit saat Jaemin menganggap dirinya hanyalah barang yang dia beli.

Jaemin diam tidak membalas ucapan Jisung lagi, dirinya langsung memutar arah mobilnya menuju ke sebuah minimarket. Jisung hanya diam menunggu Jaemin di dalam mobil. Tak selang beberapa lama, Jaemin kembali dengan obat di tangannya. Jaemin memberikan obat itu kepada Jisung.

"Apa ini?" Tanya Jisung.

"Obat" balas Jaemin.

"Untuk apa?"

"Kau tidak perlu tahu." jawab Jaemin seadanya.

Keadaan kembali hening, Jisung menatap obat yang ada di tangannya. Sepertinya Jaemin membeli obat kontrasepsi agar dirinya tidak mengandung. Tapi bukankah lebih mudah jika Jaemin tidak menyentuhnya sama sekali sehingga dia tidak akan mengandung bayi lelaki ini?

Apa jangan-jangan Jaemin menganggap nya sebagai pemuas nafsu?

Entahlah, Jisung tidak bisa mengerti jalan pemikiran pemuda di sebelahnya ini.

Jisung kembali menatap jalanan, sepertinya ini bukan jalan menuju rumahnya, "Kita akan pergi kemana?"

"Kembali ke rumah" jawab Jaemin seadanya.

"Kenapa?"

"Kau bilang aku harus berperan sebagai suami yang baik bukan? Oleh karena itu lebih baik kita kembali besok agar ayahmu tidak curiga. Jadi layani aku malam ini!" Balas Jaemin.

Tidak banyak bertanya, Jisung hanya mengangguk perkataan Jaemin ada benarnya walau sebenarnya Jisung tidak ingin disentuh oleh Jaemin, tapi apa boleh buat dia tidak bisa menolak. Lagipula hak untuk menolak semua perintah Jaemin sudah hilang sejak dia menyetujui pernikahan yang menyakitkan ini.

Keduanya kini telah sampai di rumah besar milik Jaemin. Jisung ditarik Jaemin untuk mengikuti dirinya ke kamar besar yang seharusnya menjadi milik keduanya.

Kini Jaemin menutup pintu dan menguncinya, kemudian dia berjalan menuju sofa. Mendudukkan dirinya sembari menatap Jisung dengan tatapan angkuh yang terkesan merendahkan.

Tatapan Jaemin terasa seperti melucuti Jisung yang mematung tidak tahu apa yang harus dia perbuat.

"Puaskan aku!" Titah Jaemin yang kini menyandarkan tubuhnya ke sofa, melebarkan kakinya. Terlihat benda menggembung di celananya.

"Itu..."

"Aku tidak menyuruhmu untuk beralasan," seru Jaemin dengan nada dinginnya.

Jisung diam, dia tidak pernah melakukan hal seperti ini. Tapi sekarang dia harus melakukan hal memalukan ini.

"Jangan buang waktuku." Seru Jaemin dengan tegas, membuat Jisung semakin merinding ketakutan walaupun hatinya berteriak sedih karena perlakuan Jaemin.

Jisung sudah tidak ada pilihan selain menyerahkan diri seutuhnya pada pemuda yang merupakan suaminya itu.

Jisung mulai melepaskan segala pakaian yang telah dia gunakan, wajahnya memerah malu dan terlihat sangat canggung. Jisung berusaha menunduk karena malu saat tatapan Jaemin semakin tajam kepada dirinya.

"Tubuhmu bagus, tidak sia-sia aku membayar mahal." Seru Jaemin yang tentunya sangat menyakiti hati Jisung.

Jaemin terus melihat tubuh Jisung yang nampak indah, kulit putih susu, leher dan tulang selangka yang nampak begitu indah saat Jisung berkeringat karena ketakutan, perut rata, dada sedikit berisi dengan puting merah muda, belum lagi penis kecil yang Jaemin rasa akan cocok jika berada di genggaman tangannya.

Married with Cold ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang