Pertanyaan Jisung membuat Jaemin kebingungan, dia sama sekali tidak mengerti apa yang dimaksudkan oleh Jisung.
"Hah?"
"Kau tidak mengerti? Kenapa aku bisa hamil?" Tanya Jisung.
Jaemin menatap Jisung dengan tatapan heran, "Kau hamil karena kita sering melakukan hubungan badan," jawabnya lugu.
Wajah Jisung memerah, bukan itu yang dia maksudkan. Jisung menggelengkan kepalanya pertanda tidak setuju dengan ucapan Jaemin.
"Setahuku, kau memberikan obat pencegah kehamilan yang di minum setelah melakukan itu, jadi kenapa aku bisa hamil?"
Jaemin menghela napas, sepertinya disini ada kesalahpahaman antara Jisung dan dirinya.
"Jisung, sepertinya kamu salah paham!"
"Apa maksudmu?" Tanya Jisung.
"Obat yang kuminumkan padamu itu adalah obat penyubur rahim, agar kau bisa hamil anakku!"
"Apa maksudmu?"
"Aku sengaja membuatmu hamil agar kau tetap terikat kepadaku dan juga agar ayahku tidak dapat berkutik dan mengganggu harta atas namaku, karena akan diwarisi oleh anakku dan dirimu!" Seru Jaemin.
Jujur saja dia memiliki rencana yang cukup ekstrim yaitu, jika Jisung tidak ingin kembali dengannya maka Jaemin akan menggunakan anaknya sebagai alat agar Jisung tetap bersamanya.
Jaemin akan mengancam Jisung untuk mengambil anak mereka dari tangan Jisung, lalu akan memberikan penawaran bahwa Jisung bisa saja mendapatkan anak mereka asalkan Jisung mau untuk kembali bersama Jaemin, walaupun setelah itu yang di terima Jaemin hanyalah kebencian tapi tak mengapa asalkan Jisung tetap berada di hidupnya.
Itu lah rencana yang Jaemin siapkan seandainya Jisung tidak lagi menerima dirinya.
Jisung diam, mencerna segalanya. Jadi obat itu bukan obat pencegah kehamilan melainkan penyubur rahim? Kenapa dia tidak menyadari hal itu? Astaga malu sekali!
Jaemin menatap Jisung yang memerah karena malu, memang saat ini Jisung nampak menggemaskan tapi yang paling penting sekarang adalah bagaimana cara mereka kembali seperti dulu.
"Apakah kau sudah memaafkan diriku?" Tanya Jaemin.
Jisung menggeleng, dia tidak mudah untuk kembali percaya kepada Jaemin, tapi melihat kesungguhan Jaemin, membuat Jisung juga tidak bisa jika harus menolak permintaan maaf Jaemin.
Selama hidup, Jisung diajarkan untuk memaafkan orang lain dan memberikan mereka kesempatan seburuk apapun kesalahan yang mereka lakukan, itulah ajaran dari ayah dan ibunya.
Tapi bicara lebih mudah daripada melakukan, itu yang dirasakan Jisung saat ini. Dia memang ingin memaafkan Jaemin hanya saja sakit rasanya jika dia melupakan apa yang Jaemin lakukan selama ini kepada dirinya.
"Apa yang harus aku lakukan agar kau memaafkan diriku dan menerima diriku kembali?" Tanya Jaemin, dia bersumpah akan melakukan apapun untuk bersama dengan Jisung.
Jisung menghela napas, dia harus tegas agar Jaemin tahu bahwa dia tidaklah mudah untuk dipermainkan. Lalu Jisung juga ingin Jaemin lebih terbuka pada dirinya, apalagi Jisung adalah pasangan hidup dari Jaemin.
"Aku akan memaafkan dirimu dan juga menerima mu jika kau mau berbagi apapun padaku, termasuk hal yang akan menyakiti diriku!"
Jaemin mengangguk, dia akan melakukan hal itu. Tapi tentunya jika berita yang tidak mengenakkan bagi Jisung maka Jaemin tidak akan mengungkapkannya.
"Lalu aku ingin kau selesaikan seluruh masalah ini, buktikan padaku bahwa omonganmu benar!" Ucap Jisung.
Jaemin mengangguk, "Aku akan melakukannya, bahkan aku juga akan mempublikasikan dirimu pada seluruh dunia agar mereka tahu bahwa kau adalah istriku!"
Jisung hanya mengangguk, semoga keputusannya untuk memberikan Jaemin kesempatan adalah hal yang benar.
"Jadi sekarang bisakah aku kembali pulang?" Tanya Jisung kepada Jaemin.
Jaemin menggeleng, "Pulang kemana? Bukankah ini rumah mu?"
Jisung menggeleng, "Ini rumahmu bukan rumahku!"
"Tidak sayang! Ini rumah kita. Rumahnya Jaemin dan Jisung,"
Jisung hanya diam, bibirnya mengerucut, dia itu ingin pulang dan membuka kafenya.
"Kau bosan karena terkurung di rumah ini?" Tanya Jaemin.
Jisung mengangguk, dia merasa bosan jika terus-terusan terkurung disini. Jisung ingin menghirup udara segar, bukan terkurung layaknya seekor burung dalam sangkar emas.
Jaemin menatap binar di manik Jisung, dia tahu bahwa untuk mendapatkan hati Jisung kembali maka dia harus mengubah sifat dan juga aturannya.
Jaemin harus mulai membebaskan Jisung, agar pemuda itu merasa bahwasannya Jaemin sudah benar-benar berubah.
"Baiklah, kita akan keluar! Kau ingin kemana, sayang?" Tanya Jaemin kepada Jisung.
Jisung menatap Jaemin sebentar dengan bibir terbuka sedikit, kemudian dia memainkan jarinya dan bergumam sedikit.
"Taman, mall, taman, mall,...."
Jaemin hanya diam memperhatikan tingkah menggemaskan istrinya, selama ini Jaemin mendapatkan laporan bahwasannya Jisung semakin menggemaskan saat hamil. Dia sesekali akan bertingkah seperti anak kecil.
Jujur saja saat mendengar laporan itu Jaemin merasa iri karena tidak dapat melihat hal itu, tapi sekarang Jaemin bisa menyaksikan hal itu dengan matanya sendiri.
"Kita ke pantai!" Seru Jisung dengan senyuman manisnya, tiba-tiba saja dia ingin ke pantai.
Mungkin ini keinginan anaknya, selama ini Jisung memang jarang menginginkan sesuatu tapi sekarang saat sudah bertemu Jaemin entah kenapa ada banyak hal yang Jisung inginkan.
"Baiklah, ayo kita ke pantai!"
°°°
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Cold Man
Fanfiction🆃🅰🅼🅰🆃 Jisung adalah seorang pemuda penyayang yang dipaksa menikah dengan pemuda dingin seperti Jaemin. #1 - JaemSung (enggak tau sampai kapan, tapi pernah nomor 1)