MWCM-24

5.8K 355 36
                                    

Jisung kini sampai ke pantai, dirinya tanpa aba-aba membuka pintu mobil Jaemin kemudian menutupnya dengan cara membanting pintu tersebut.

Jisung melepaskan sandalnya, kemudian berlari menuju arah pantai, hal itu membuat Jaemin panik. Istrinya itu sedang hamil besar tapi malah berlarian seperti itu.

"Jisung, jangan berlari!" Teriak Jaemin panik.

Jisung tidak mendengarkan apa yang Jaemin katakan sama sekali, laut lebih menghinoptis dirinya untuk segera mendekat.

Jisung tersenyum senang saat melihat ombak berusaha menggulung satu sama lainnya, Jisung memejamkan matanya menghirup udara segar. Terdengar suara desiran ombak yang membuat Jisung tenang seakan-akan tidak memiliki masalah sama sekali, aneh memang selama ini Jisung tidak menyukai pantai hanya saja sekarang dia benar-benar menyukai pantai.

Jisung berbalik menuju Jaemin, dia tersenyum manis sembari melambaikan tangannya kepada Jaemin yang jaraknya tak terlalu jauh darinya.

"Jaemin! Ayo kesini! Kita bermain air!" Seru Jisung dengan perasaan senang.

Jisung mendudukkan dirinya di tepi pantai, dia menunggu ombak menerjang dirinya, entah mengapa Jisung penasaran bagaimana rasanya diterjang ombak.

Jisung memejamkan matanya saat merasakan terjangan ombak, dia tertawa senang saat terkena ombak.

"Aku sangat menyukainya!" Seru Jisung dengan tawanya yang bebas.

Jaemin hanya tersenyum, dia menelpon supirnya untuk membawa baju ganti. Jika saja dia tahu bahwa Jisung begitu menyukai pantai mungkin dia akan langsung membawa baju ganti atau perlengkapan lainnya agar Jisung tidak merasakan kedinginan.

Jaemin mendekati Jisung saat melihat supirnya sudah menaruh baju mereka di dalam mobil.

Saat Jaemin berada di dekat Jisung, dia melihat pemuda itu sedang membuat rumah dari pasir tetapi wajahnya langsung cemberut saat ombak pantai menerjang rumah pasirnya.

"CK, susah sekali! Kenapa ombak selalu berusaha menghancurkan rumahku?" Gumam Jisung kesal.

"Kau yang salah sayang, seharusnya kau membuat rumah pasir di sana, bukan di tepi pantai seperti ini, karena sekeras apapun kau berusaha rumah mu akan hancur karena deburan ombak, jadi daripada usahamu sia-sia lebih baik berpindah tempat bukan?" Terang Jaemin pelan, dia tidak ingin membuat Jisung tersinggung.

Jisung menatap Jaemin beberapa saat, kemudian mengerjap bingung setelah itu dia mengangguk paham dengan apa yang dikatakan oleh Jaemin.

"Kau benar! Tapi aku sudah kehilangan minat untuk membangun rumah pasir lagi! Sekarang aku lebih minat mengorek-ngorek pasir disini! Mau membantu aku?" Tanya Jisung kepada Jaemin.

Namun, menurut Jaemin itu bukan pertanyaan ataupun tawaran karena Jisung menatapnya dengan tatapan penuh binar yang penuh akan ancaman seakan-akan mengatakan lakukan atau aku akan memusuhi dirimu selama satu bulan penuh.

"Tentu aku akan membantu, apapun untuk kamu!" Jawab Jaemin dengan senyuman yang kikuk. Dia tidak pernah melakukan hal bodoh seperti ini namun, Jisung memintanya sehingga dia harus menurut tanpa banyak bantahan apapun.

Jisung yang mendengar jawaban Jaemin tersenyum senang, kemudian sibuk pada dunianya sendiri. Sedangkan Jaemin? Dia hanya memperhatikan Jisung tanpa ikut-ikutan menggali pasir yang terasa sia-sia karena begitu ombak datang pasir akan turun dan menutupi lubang yang dibuat oleh Jisung.

"Ombak ini menyebalkan! Kenapa sih pantai ataupun laut harus memiliki ombak?" Tanya Jisung kesal.

Jaemin dibuat tercengang, yang salah disini adalah Jisung karena dirinya memilih daerah tepi pantai untuk bermain hal-hal seperti ini.

"Takdir tuhan, sayang!" Jawab Jaemin.

Jisung menghela napas, bahunya terjatuh, wajahnya lesu. "Kau benar! Takdir tuhan tidak bisa dilawan!"

Jaemin hanya mengangguk, sekarang waktunya mengajak Jisung pulang, dia takut Jisung akan sakit jika terus-terusan terkena air.

"Kalau begitu ayo kita pul...,"

"Ayo kita bermain air!" Seru Jisung semangat, dia memotong ucapan Jaemin.

Jisung menarik Jaemin, kemudian mengajak Jaemin untuk bermain air. Jaemin saat ini hanya bisa pasrah menuruti segala keinginan dari Jisung.

Agak lama Jisung masih asik bermain air, sedangkan cuaca sudah semakin dingin. Jaemin tidak ingin mengambil resiko apapun, istrinya harus sehat selalu.

"Sayang, ayo pulang!" Bujuk Jaemin, ini sudah ke-sepuluh kalinya Jaemin membujuk Jisung untuk pulang.

"Tidak mau! Aku masih belum puas!" Tolak Jisung dengan keras kepala.

"Tapi cuaca semakin dingin, sayang!" Terang Jaemin, dia sudah tidak tahu cara apa yang harus dia lakukan agar Jisung mau mengikuti perkataan dirinya.

"Ya sudah! Jaemin saja yang pulang duluan! Jisung disini saja, Jisung akan bermain sepuas-puasnya!" Tolak Jisung lagi.

"Mana bisa begitu, bagaimana kau akan pulang jika aku pergi?"

"Jisung bisa pulang ke rumah Jisung sendiri atau Jisung akan mencari suami baru yang lebih keren daripada Jaemin! Jadi Jaemin pulang aja sana! Hush~ hush~ hush~ Jisung ingin mencari ayah baru untuk anaknya Jisung!"

Jaemin melotot tidak percaya, bagaimana mungkin istrinya mengusir dirinya sembari mengatakan bahwa dia akan mencari suami baru? Oh, ini sungguh tidak bisa dibiarkan sama sekali. Jaemin harus mencari cara jitu agar Jisung segera pulang.

"Jisung benar-benar tidak ingin pulang? Ya sudah Jaemin pulang saja! Lagipula Jaemin takut dengan tempat ini, kabarnya ada hantu lelaki yang biasanya akan menarik orang-orang sampai ke dalam pantai! Dia sangat menyukai seorang yang hamil untuk menemani dirinya di neraka!" Seru Jaemin menakut-nakuti Jisung.

Mendengar hal itu Jisung langsung naik, dia takut dengan apa yang Jaemin katakan. Jisung memegang tangan Jaemin dengan erat, "Jaemin! Ayo pulang! Jisung lapar ingin makan nasi goreng buatan Jaemin!"

Jaemin menatap Jisung dengan tatapan menggoda, "Tidak mau, tadi katanya Jisung ingin mencari suami baru!"

Jisung cemberut, wajahnya memerah, matanya berkaca-kaca, "Jadi Jaemin menolak Jisung?"

Jaemin yang melihat itu menjadi kalang-kabut sendiri. Sungguh dia tidak menyangka akan mendapatkan respon seperti ini, "Ah, Jaemin hanya bercanda! Ayo kita pulang, sebelum itu Jisung ganti baju dulu ya!"

Mendengar ucapan Jaemin, Jisung tersenyum puas. Matanya yang berkaca-kaca berubah seketika, "Bagus! Jaemin memang harus tunduk dengan segala sesuatu yang Jisung katakan! Karena yang bersalah adalah Jaemin, Jisung tidak pernah salah sama sekali!"

"Iya, lakukan sesuka hatimu, sayang!"

°°°°

Orang suruhan Wina memotret segala kegiatan yang dilakukan oleh Jaemin dan Jisung, kemudian dia memosting hal tersebut di akun gosip dengan caption seorang pria gila harta mengaku-ngaku mengandung anak Jaemin, pemuda itu bahkan mengancam akan menggugurkan bayinya jika Jaemin tidak bertanggung jawab.

Setelah tugasnya selesai dia menelepon Wina, "Tugas yang anda berikan telah selesai!"

Wina tersenyum puas, dia akan menghancurkan Jisung dimulai dengan merusak nama baik Jisung hingga semua orang menghujat Jisung.

Wina yakin, hujatan-hujatan yang dilayangkan pada Jisung akan membuat pemuda itu stress setelah itu janin yang dia kandung akan gugur. Tentunya, setelah itu Jaemin akan kecewa dan membuang Jisung.

Atau yang lebih bagusnya lagi karena merasa malu akhirnya Jisung memutuskan bunuh diri dengan begitu tidak ada lagi penghalang untuk dirinya dalam mendapatkan Jaemin seutuhnya.

•••
Bersambung...

Married with Cold ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang