MWCM-10

7.4K 528 38
                                    

Jaemin terbangun pada jam biologisnya. Jaemin menatap alarm yang menunjukkan pukul 6 pagi, kemudian pandangannya beralih kepada Jisung yang berada dalam pelukan dirinya. Tubuh Jisung masih hangat, bibir bengkak itu masih merintih walau hanya sesekali.

Jaemin menaruh tangannya di dahi Jisung, masih hangat. Jaemin bangkit dari tidurnya, sebelum benar-benar beranjak Jaemin menaruh sebuah guling di punggung Jisung agar Jisung berpikir bahwa dirinya masih ada disana. Setelah itu Jaemin menyelimuti Jisung dan mengecup dahi Jisung.

Jaemin berjalan menuju dapur, dia akan membuat bubur serta memberikan Jisung obat demam.

Jaemin dengan telaten memotong bawang dan bahan masakan lainnya, dirinya memasak dengan penuh kehati-hatian takut jika salah sedikit mungkin rasanya tidak akan enak.

Jaemin menatap ponselnya, saat ini dia hanya tinggal menunggu bubur buatannya matang. Jaemin mengirim pesan ke nomor asistennya, dia memutuskan untuk bolos bekerja dan memfokuskan perhatiannya kepada Jisung yang sedang demam.

'Hari ini saya tidak akan masuk. Gantikan saya di rapat nanti dan juga kirim berkas-berkas melalui email!'

Setelah selesai mengirim pesan, Jaemin menatap kompor dan mematikannya. Bubur itu dia pindahkan ke mangkok, Jaemin mencicipi bubur itu kemudian bergumam,

"Apakah Jisung akan menyukai masakan ku ini?"

Jaemin berjalan menuju kamarnya, Jaemin tak henti-hentinya merasa khawatir apakah masakannya akan terasa enak atau tidak.

Tapi jika Jisung menolak Jaemin tetap akan memaksa Jisung untuk memakannya, karena pasangannya itu harus makan dan minum obat. Jaemin tidak ingin Jisung terus-terusan sakit seperti ini.

Disisi lain Jisung terbangun dari tidurnya, dia menatap ke sekeliling tidak menemukan Jaemin sama sekali.

"Apakah semuanya adalah mimpi?" Gumam Jisung yang kini memegang dahinya.

Jisung merasakan ada handuk yang sudah kering, bibirnya tersungging senyuman indah saat tahu bahwa kejadian kemarin bukanlah mimpi. Jaemin benar-benar merawat dirinya saat sedang sakit, walaupun itu adalah hal yang biasa namun, menurut Jisung hal itu tetap mendebarkan.

Jisung langsung terduduk, walaupun karena perpindahan itu dia mengalami pusing. Jisung langsung memegang dadanya, dirinya teringat bagaimana Jaemin memerah malu karena ketahuan merawat dirinya dan juga menangis. Jujur saja karena kejadian itu Jisung dapat mengambil kesimpulan bahwa Jaemin sebenarnya peduli dan sayang padanya hanya saja tertutupi dengan gengsi yang tinggi.

Jisung kembali tersadar dari fantasinya saat pintu kamar miliknya terbuka, di ujung sana dia melihat Jaemin yang menatapnya dengan tatapan datar.

Jaemin membawa nampan yang berisikan semangkok bubur dan juga obat.

"Sudah bangun?" Tanya Jaemin dengan tatapan tajamnya.

"Iya," jawab Jisung lemas, dirinya masih sakit dan lemas. Belum lagi tubuhnya juga merasa kelelahan karena ulah seorang Na Jaemin tentunya.

"Makan ini!" Jaemin menyodorkan nampan itu kepada Jisung.

Jisung menatap bubur itu dengan keheranan, siapa yang memasak? Dirinya kan sedang sakit. Apakah Jaemin memasak untuk dirinya? Walaupun dia kelihatan khawatir, Jaemin pasti tidak mau repot bukan? Jadi buang pemikiran aneh itu.

Melihat Jisung yang termenung, Jaemin berdecak. Dirinya langsung duduk di depan Jisung,

"Kau benar-benar menyusahkan!" Hardik Jaemin.

Jisung hanya menunduk, walaupun Jisung tahu bahwa Jaemin tidak bersungguh-sungguh mengatai dirinya hanya saja Jisung tetap merasa sakit hati.

"Maaf," seru Jisung dengan penuh penyesalan.

"CK, makan ini!"

Jisung akan mengambil mangkok itu hanya saja Jaemin langsung menarik mangkok itu.

"Kau lama! Benar-benar menyusahkan," dengus Jaemin kemudian mengambil sendok kemudian mulai menyuapi bubur kepada Jisung.

Jisung semakin dibuat terkejut, dirinya menatap Jaemin dengan tatapan kebingungan.

"Cepat buka mulutmu! Tanganku sudah pegal!" Seru Jaemin tidak sabaran.

"Maaf, biar aku makan sendiri saja!" Tolak Jisung, dirinya masih merasa tidak enak dengan Jaemin yang berubah tiba-tiba seperti ini.

"CK, cepat buka mulutmu! Aku tidak suka mengulang kalimatku!" Seru Jaemin penuh penekanan.

Jisung dengan terbata mulai membuka mulutnya, Jaemin langsung menyuapkan bubur itu kepada Jisung.

"Bagaimana? Enak?" Tanya Jaemin.

Jisung menggeleng, "Rasanya hambar!"

Jisung dapat melihat Jaemin sedikit kecewa, "Seharusnya aku beli saja tadi," gumam Jaemin yang kedengaran oleh Jisung.

Jisung menggenggam tangan Jaemin, "Rasanya hambar karena aku masih demam," gumam Jisung berusaha menyenangkan Jaemin.

"Aku tahu itu," balas Jaemin.

Ada sedikit senyuman yang terlampir di wajahnya yang datar Jaemin. Tentunya hal itu membuat Jisung sedikit senang nyatanya Jaemin tidak seburuk yang dia pikirkan seperti selama ini.

Married with Cold ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang