Jaemin menatap Jisung yang kini sudah tertidur dengan nyenyak. Begitu masuk ke dalam mobil Jisung langsung tertidur karena kelelahan. Untung saja Jaemin membawa bantal leher agar Jisung tidak merasa nyeri pada bagian lehernya. Jaemin memasangkan sabuk pengaman dengan hati-hati, kemudian mengemudikan mobilnya dengan hati-hati, takut akan menggangu kegiatan Jisung.
Sesampainya di mansion, Jaemin langsung membawa Jisung menuju kamarnya, menidurkan Jisung. Setelahnya Jaemin menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Ketika sudah keluar, Jaemin duduk di sofa yang berada di area kamar, dirinya menghidupkan televisi dan terpampang jelas berita yang sangat jelek.
Berita itu berisikan informasi tentang Jisung yang merupakan seorang murahan yang menggunakan kehamilannya sebagai ajang untuk menghancurkan hubungan pertunangan Jaemin dan Wina.
Bahkan ada berita yang menampilkan fakta bahwa Jisung sebenarnya ingin balas dendam karena perusahaan Park diakuisisi oleh keluarga Kim, jadi untuk membalas dendam tersebut dia menjual tubuhnya pada Jaemin yang merupakan tunangan putri keluarga Kim.
Jaemin membuka ponselnya, dirinya melihat postingan dimana Jisung dicaci maki habis-habisan oleh semua orang.
Banyak yang mengatakan Jisung adalah pelacur tidak tahu malu, Jisung adalah seorang yang hina, Jisung tidak pantas hidup lebih baik Jisung menyusul orang tuanya.
Jaemin melempar ponselnya hingga ponsel itu benar-benar hancur, Jaemin mematikan televisi yang menampilkan acara tidak berbobot itu. Jaemin tidak akan membiarkan Jisung melihat apapun, dia akan menutup mata Jisung serta telinga Jisung agar pemuda itu tidak menyadari apapun.
Jika ditanya siapa yang melakukan hal ini maka Jaemin sudah tau siapa pelakunya, dia adalah Wina. Wanita gila yang terobsesi kepada dirinya, ternyata wanita itu sama sekali tidak memperdulikan peringatan yang dia berikan.
Sudah cukup banyak kesalahan yang dilakukan wanita itu, ini saatnya Jaemin memberikan peringatan yang cukup keras. Jaemin akan menarik saham yang dia miliki dari perusahaan Park yang saat ini dikuasai oleh keluarga Kim.
Kemudian Jaemin akan menyewa jasa buzzer untuk menyebarkan berita tentang segala kejahatan yang dilakukan oleh Wina dan ayahnya.
Lalu sepertinya Jaemin harus memberikan teguran kepada para penyiar berita ataupun penerbit artikel-artikel tidak jelas yang menjelekkan nama Jisung.
Selama ini Jaemin berdiam diri untuk mengumpulkan bukti yang sangat kuat agar mereka tidak bisa membantah apapun. Uang pun tidak ada gunanya karena sebentar lagi keluarga wanita itu akan bangkrut karena keluarga itu terjerat investasi bodong.
"Ingin bermain? Maka akan aku beri tahu cara bermain yang lebih menarik!" Balas Jaemin dengan senyuman kejamnya.
Jisung dan anaknya tidak boleh lagi dalam bahaya, Jisung juga tidak boleh lagi bersedih. Sudah cukup semua penderitaan yang Jisung rasakan, sekarang adalah saatnya Jisung merasakan kebahagiaan.
Tapi sebelum itu Jaemin juga harus memberikan pelajaran kepada orang orang yang telah berani menyumpa-serapahi Jisung dengan sangat kejam seperti yang dia baca di platform sosial media.
Setelahnya dirasa emosinya sudah mulai turun, Jaemin mendekati Jisung yang masih terlelap. Jaemin memeluk Jisung, "Semua akan baik-baik saja, aku akan menutup mata dan telinga mu agar kau tidak mendengarkan omongan orang lain dan hanya fokus pada diriku dan bayi kita!"
Setelahnya Jaemin tidur bersama Jisung, baginya tak ada yang lebih penting selain menghabiskan waktu sebanyak mungkin dengan Jisung. Karena jika sudah memiliki anak kemungkinan fokus Jisung hanya akan diberikan kepada bayinya, dia hanya sebagai selingan saja.
Kedua pasangan itu tertidur pulas, mereka saling berpelukan seakan-akan berusaha menjaga satu sama lainnya. Hingga waktu makan malam tiba, Jaemin terbangun.
Jaemin melihat Jisung yang masih tertidur, dia bangkit dari tidurnya kemudian menyembunyikan remot televisi. Hal ini karena Jaemin tak bisa menjamin Jisung akan membuka televisi atau tidak.
Setelah selesai menyembunyikan remot, Jaemin berjalan menuju lantai bawah, dia harus mengumpulkan seluruh pelayan. Jaemin harus membuat para pelayan menutup mulut mereka dan berpura-pura tidak ada berita apapun yang menghadang Jisung. Selain itu mereka juga harus memastikan bahwa Jisung tidak melihat telepon ataupun televisi karena Jaemin takut Jisung akan melihat segalanya. Lalu jika salah seorang pelayan ini kedapatan menjelekkan nama Jisung, maka Jaemin akan pastikan orang itu tidak akan selamat.
"Pastikan Jisung tidak menyaksikan televisi ataupun melihat berita melalui ponselnya, lalu jika ada pelayan yang kedapatan menjelekkan nama istriku maka aku akan mencambuk serta memecat orang tersebut." Peringat Jaemin kepada seluruh pelayan miliknya.
Semua pelayan mengangguk, mereka tidak akan berani melakukan kesalahan. Jaemin benar-benar menggunakan otoritas yang dia punya untuk mengendalikan seluruh orang agar tidak ada yang bisa melukai Jisung seperti kejadian di masa lalu.
"Sekarang kalian boleh pergi, kecuali Eunsan!" Perintah Jaemin.
Para pelayan buru-buru pergi, sedangkan Eunsan masih berada di sana. Eunsan dengan setia menunggu Jaemin mengeluarkan perintah, selama ini tidak ada yang tahu bahwa Eunsan merupakan kaki tangan dari Jaemin.
Eunsan sendiri merupakan sepupu dari pihak ibu Jaemin, Eunsan 15 tahun lebih tua dari Jaemin, selama ini dia mengabdikan diri sebagai pelayan yang menjaga ibu Jaemin hingga akhirnya ibu Jaemin memutuskan untuk bunuh diri dan meminta Eunsan untuk menjadi kaki tangan Jaemin yang setia. Ibu Jaemin memutuskan untuk mengakhiri hidupnya karena merasa sakit saat mengetahui bahwa pria yang dia cintai ternyata tak pernah mengganggap dirinya. Pria itu hanya menjadikan dirinya pelampiasannya, ibu Jaemin bahkan tidak pernah mendapatkan perhatian dari suaminya itu. Karenanya Eunsan yang menyaksikan penderitaan majikannya memutuskan untuk membantu Jaemin dalam balas dendam dan bersumpah akan selalu setia pada Jaemin.
"Belikan aku ponsel baru, dan bungkam seluruh mulut serta media yang telah berani menyebarkan berita tidak bermutu itu! Lalu mulai jalankan lah rencana yang telah aku siapkan! Jangan sampai ada yang terlewat, mereka semua harus hancur seperti yang mereka lakukan pada ibuku, keluarga istriku, serta anakku!" Gumam Jaemin.
Eunsan mengangguk, dia tidak akan mengecewakan tuannya. "Serahkan saja kepada saya, sekarang lebih baik anda memperhatikan nyonya! Saya takut dia akan melihat berita itu!"
Jaemin mengangguk, "Ya! Jaga dirimu baik-baik, aku tidak ingin kehilangan kaki tanganku yang paling kompeten!"
Jaemin kini menuju dapur, dia akan memasak makan malam untuk Jisung. Walaupun sebenarnya ia tak tega membangunkan Jisung yang sudah tertidur tetapi ibu dari anaknya itu harus makan malam kan?
Beberapa saat ketika kembali ke kamarnya, Jaemin menatap Jisung yang saat ini terlihat seperti mencari sesuatu.
Jaemin menaruh nampan berisi makanan ke meja kecil dekat sofa, dia menatap Jisung heran, "Sedang mencari apa, sayang?"
"Remot? Aku ingin menonton televisi! Tapi tiba-tiba saja dia menghilang! Biasanya kalau aku tidak ingin menonton dia selalu ada, tapi saat aku ingin menonton dia malah menghilang! Huh! Menyebalkan!" Seru Jisung kesal, pipinya yang mulai cabi kini mengembung seperti tupai yang sedang menyimpan makanan.
"Daripada nonton televisi, bukankah lebih baik kita makan? Aku sudah memasak untuk mu!" Seru Jaemin, ternyata dugaan Eunsan benar. Untung saja Jaemin sudah menyembunyikan remot televisi.
"Benarkah? Aku mau! Aku mau! Suapi aku ya! Suapi sekaligus elus perutku! Oke!" Seru Jisung penuh harap, tanpa sadar seluruh kalimat yang dia ucapkan terselip nada menggebu-gebu seakan memaksa Jaemin untuk menuruti perintahnya.
"Baiklah, jika itu maumu, sayang!" Jaemin sama sekali tidak masalah jika harus memanjakan Jisung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Cold Man
Fanfiction🆃🅰🅼🅰🆃 Jisung adalah seorang pemuda penyayang yang dipaksa menikah dengan pemuda dingin seperti Jaemin. #1 - JaemSung (enggak tau sampai kapan, tapi pernah nomor 1)