Jaemin terbangun saat merasakan tubuh Jisung memanas, belum lagi Jisung merintih kesakitan. Jaemin langsung mendudukkan dirinya mengabaikan rasa pusing yang menderanya karena bergerak terlalu cepat.
Jaemin menatap Jisung, bibir lecet dan membengkak itu terus saja merintih kesakitan, bajunya basah karena peluh keringat, badannya hangat.
Jaemin menyentuh dahi Jisung, dirinya terkejut karena suhu tubuh Jisung benar-benar panas. Jaemin dengan buru-buru langsung bangkit dirinya menatap jam yang menunjukkan pukul 4 pagi.
Masih terlalu pagi untuk beraktivitas ataupun lainnya, jadi Jaemin memutuskan untuk mengompres Jisung. Jaemin berjalan menuju dapur untuk mengambil mangkok yang berisikan air hangat.
Sebelum meninggalkan Jisung, Jaemin mengecup bibir Jisung dan juga dahi Jisung yang hangat.
"Maaf, aku tidak tahu jika kau akan demam seperti ini!"
Tak butuh waktu lama Jaemin membawa air hangat, handuk, dan termometer.
Jaemin menaruh termometer di dekat ketiak Jisung, dirinya sedikit terkejut saat mengetahui bahwa suhu tubuh Jisung cukup tinggi. Setelahnya Jaemin langsung mengompres Jisung dengan air hangat.
Jaemin duduk di sebelah Jisung yang terbaring lemah, tangannya memegang tangan Jisung yang hangat. Sesekali Jaemin akan mengecup tangan itu dan bergumam maaf.
"Aku sungguh menyesal, maafkan aku!" Gumam Jaemin secara terus menerus.
Pemuda itu tidak mengalihkan pandangannya pada Jisung yang masih saja merintih kesakitan.
"Ayah ini sakit..." Gumam Jisung dalam tidurnya.
Jaemin menangis, dia menyesal karena membuat Jisung sampai seperti ini. Jaemin tidak bermaksud untuk membuat Jisung menjadi seperti ini, ia hanya ingin memberikan sedikit hukuman agar Jisung tidak kasar seperti tadi.
Namun, tampaknya dia sudah kelewat batas hingga pemuda yang menyandang status sebagai istrinya itu demam. Sungguh jika Jisung melihat ini pasti dia akan terkejut, karena Jisung menyangka bahwa Jaemin membenci dirinya.
Jaemin terus menerus menangis dan bergumam maaf, hal itu membuat Jisung sedikit terusik.
Perlahan manik hazel yang mempesona itu terbuka walaupun pandangannya sedikit suram dan sayu, "Jaemin?"
Jaemin tersentak, dirinya buru-buru mengusap air matanya. Ia dapat melihat raut wajah Jisung yang terkejut, sudah ia duga Jisung akan terkejut saat melihat dirinya yang seperti ini.
Jaemin menghiraukan pertanyaan Jisung, Jaemin langsung mengecek suhu tubuh Jisung dengan memakai termometer. Setelahnya Jaemin sedikit menarik napas lega karena suhu tubuh Jisung sedikit menurun. Walaupun belum benar-benar normal, Jaemin tetap sedikit lega.
Setelahnya Jaemin kembali duduk menatap Jisung yang kini melihat dirinya dengan tatapan bertanya-tanya juga sedikit rasa terkejut.
"Kau demam!" Seru Jaemin dingin.
Sungguh dia tidak tahu bagaimana cara mengekspresikan wajahnya. Dirinya malu karena ketahuan bahwa peduli pada pemuda itu, sungguh ingin rasanya Jaemin menguburkan wajahnya ke dalam pelukan Jisung.
Jisung mengangguk, "Apakah kau menangisi ku?"
Jaemin mendengus, tersenyum sinis dengan pandangan merendahkan Jisung.
"Mana mungkin aku menangisi, aku hanya merasa kesal karena waktu tidurku yang berharga jadi terbuang karena mu!" Sinis Jaemin, berbeda dengan dirinya yang masih mengelus tangan Jisung.
Jisung dapat melihat bahwa wajah suaminya itu memerah, belum lagi usapan-usapan halus ditangannya masih terasa.
Diam-diam Jisung mengulum senyum, apakah Jaemin sebenarnya menyukai dirinya?
"Sebenarnya kau bisa mengacuhkan diriku dan lanjut tidur." Jawab Jisung dengan senyum di bibir lecetnya itu.
Jaemin berdecak, "Aku ini manusia, mana mungkin aku mengacuhkan orang yang sedang sakit!"
Jisung mendengus lucu, "Tapi tadi saat kita melakukan itu kau selalu mengacuhkan ku yang sedang kesakitan!"
Jaemin terdiam beberapa saat namun, setelah dia langsung menarik selimut dan menyelimuti Jisung.
"Itu berbeda, sekarang lebih baik kau tidur!" Seru Jaemin.
Jisung mengangguk, wajahnya sedikit gelisah, matanya bergerak kesana-kemari.
Jaemin yang menyadari keanehan pada diri Jisung langsung saja bertanya, "Ada apa?"
Bukannya menjawab, wajah Jisung yang memerah karena demam kini menjadi semakin merah, "B-biasanya saat aku demam aku akan dipeluk ayahku, jadi bisakah kau memanggil ayahku?"
Jaemin menatap Jisung dengan tatapan datar, "Diam dan tidurlah,"
"Tapi aku tidak akan bisa tidur jika tidak dipeluk seseorang,"
Jaemin merebahkan dirinya disebelah Jisung, kemudian memeluk Jisung, "Merepotkan!"
Jisung hanya tersenyum, matanya perlahan terpejam menikmati kehangatan yang diberikan oleh Jaemin. Jisung berharap jika ini bukanlah mimpi, dia ingin sosok Jaemin yang seperti ini.
"Aku menyukai dirimu yang seperti ini," gumam Jisung yang masih di dengar Jaemin.
Jaemin hanya membalas dengan pukulan kecil di bokong Jisung, "Tidurlah, kau sangat merepotkan!"
Manis dulu, hehe...
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Cold Man
Fanfiction🆃🅰🅼🅰🆃 Jisung adalah seorang pemuda penyayang yang dipaksa menikah dengan pemuda dingin seperti Jaemin. #1 - JaemSung (enggak tau sampai kapan, tapi pernah nomor 1)