Jaemin terdiam, dia tidak bisa menjawab. Bibirnya terasa kelu sehingga tidak dapat mengeluarkan suara apapun, ucapan Jisung begitu menusuk membuatnya merasa begitu sakit tapi Jaemin sadar bahwa dialah yang menciptakan luka seperti ini.
"Setidaknya kau harus memberitahuku, aku adalah ayah dari anak yang sedang kau kandung!" Ucap Jaemin, selama ini Jaemin mengetahui bahwa Jisung masih mengandung bayinya. Jaemin bisa saja mendatangi Jisung saat itu, hanya saja Jaemin ingin Jisung sendirilah yang mengatakan bahwa dirinya mengandung bayi miliknya, tapi nyatanya Jisung tidak pernah melakukan hal tersebut.
"Ayah dari anakku? Kau saja tidak pernah mengganggap diriku sebagai istrimu jadi bagaimana bisa kau mengakui anak yang aku kandung sebagai anak mu?" Tanya Jisung sinis, hatinya teriris saat mengucapkan kata-kata itu.
Lagi-lagi Jaemin dibuat terdiam, perkataan Jisung telak mengenai hatinya, terasa begitu sakit. Tapi Jaemin tahu bahwa Jisung pun merasakan sakit yang teramat saat mengucapkan hal itu, seperti yang dia rasakan ketika mengatakan bahwa Jisung bukanlah istrinya.
"Kau ingin bayimu tidak memiliki ayah? Jangan menjadi egois, Jisung!" Tanya Jaemin lagi.
"Bukankah sedari awal dia memang sudah kehilangan sosok ayah? Lagipula selama aku masih hidup aku bisa menjadi ayah dan ibunya, aku tidak membutuhkan figur dirimu sama sekali dan juga bukankah kau mengatakan aku sebagai pekerja di rumahmu? Jadi mungkin saja anak ini adalah anak supirmu!" Jawab Jisung dengan perkataan yang lebih pedas lagi.
Kali ini sungguh Jaemin tidak bisa menahan emosinya saat Jisung merendahkan dirinya sendiri. Jaemin mengepalkan tangannya merasa marah.
Jisung menatap hal itu, dirinya tertawa sinis, "Kenapa? Kau marah? Kalau begitu pukul saja, bukannya aku hanya pekerja!"
Jaemin menatap Jisung tajam, dirinya mendekati Jisung dengan tangan yang terbuka seakan-akan ingin menampar Jisung.
Jisung memejamkan matanya bersiap menerima pukulan dari Jaemin namun, bukannya pukulan yang dia dapatkan. Jisung malah merasakan pelukan hangat di tubuhnya, Jaemin memeluk dirinya membuat Jisung terpaku ditempatnya, bibirnya terasa kelu tanpa sadar air mata kini mengalir dari maniknya.
Jaemin memeluk Jisung dengan erat, walaupun memberikan jarak pada perut Jisung agar bayinya tidak tergencet, Jaemin menangis di pundak Jisung. Seakan-akan mengeluarkan seluruh beban yang dia tanggung selama ini.
"Ku mohon jangan katakan hal seperti itu!" Seru Jaemin dengan terisak.
"Kenapa?" Tanya Jisung dengan suara yang bergetar.
"Itu terlalu menyakitkan, aku tidak bisa mendengar hal seperti itu!" Seru Jaemin dengan sedikit terisak, nadanya bergetar seakan-akan takut kehilangan sesuatu.
"Bukankah kau juga melakukan hal yang sama kepadaku? Tapi aku tidak pernah protes bukan? Itu semua karena aku sadar diri bahwa saat itu aku hanyalah jaminan utang keluargaku,"
Tidak menjawab pertanyaan Jaemin, Jisung malah melempar pertanyaan kepada Jaemin yang membuat Jaemin kalah telak dari Jisung.
Jaemin melepaskan pelukannya dari Jisung, dirinya mengusap airmata yang masih tersisa, kemudian pergi meninggalkan Jisung. Jaemin akan menebus obat dan vitamin untuk Jisung dan bayinya itu.
"Aku pergi dulu,"
Melihat Jaemin yang meninggalkan dirinya, Jisung menghela napas berat, dirinya lagi-lagi menangis, Jisung menggigit bibirnya menahan isakan yang berusaha keluar dari mulutnya itu.
"Maafkan buna, sayang! Maaf, karena nantinya kau akan kehilangan figur seorang ayah. Maaf, karena buna egois dan mengatakan bahwa kau bukanlah anaknya, maaf! Maukah kau memaafkan buna mu ini, sayang?" Tangis Jisung pecah, dirinya sudah memikirkan semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Cold Man
Fanfiction🆃🅰🅼🅰🆃 Jisung adalah seorang pemuda penyayang yang dipaksa menikah dengan pemuda dingin seperti Jaemin. #1 - JaemSung (enggak tau sampai kapan, tapi pernah nomor 1)