Jaemin saat ini sedang memilihkan pakaian yang sesuai untuk Jisung, tentunya pakaian itu harus nyaman dan elegan agar Jisung tampil begitu indah.
Hari ini Jaemin akan membawa Jisung ke kantornya, dia akan memperkenalkan Jisung sebagai istri sahnya. Hal ini Jaemin lakukan agar para bawahannya memperlakukan Jisung dengan hormat. Kemudian Jaemin akan membawa Jisung ke acara besar dan memperkenalkan Jisung sebagai pasangan sehidup sematinya.
Jaemin mengambil langkah besar ini agar orang-orang tahu bahwa berita yang disebarkan itu palsu, Jaemin sudah menikah sedari awal. Tapi hal ini tentunya akan berimbas pada Jaemin juga, karena acara pernikahan mereka itu tertutup sedangkan acara pertunangan Jaemin dan Wina itu disiarkan secara langsung di televisi.
Tentunya, hal itu akan membuat masyarakat menduga bahwa Jaemin adalah seorang bajingan yang serakah, tapi tidak masalah asalkan nama baik Jisung selamat maka Jaemin akan melakukan segala hal.
Setelah mendapatkan baju yang cocok dengan Jisung, akhirnya Jaemin membangunkan Jisung yang masih tertidur pulas.
"Sayang, bangun! Ayo temani aku bekerja setelah itu kita akan menghabiskan waktu berdua," Jaemin berusaha membangunkan Jisung.
Jaemin mengusap pipi Jisung yang kembali berisi, dan juga mengecupi perut Jisung yang tidak tertutupi apapun. Kancing piyama Jisung, jadi perut Jisung menyembul keluar.
"Eunghh?" Jisung melenguh saat Jaemin mengecupi perutnya. Tidur lelapnya terganggu karena ulah Jaemin.
Perlahan Jisung membuka matanya, dia menatap Jaemin dengan tatapan cemberut tidak terima tidurnya diganggu oleh Jaemin.
Jaemin tersenyum gemas, dia membantu Jisung untuk duduk. Setelahnya Jaemin mendekatkan wajahnya pada wajah Jisung dan mengecup kening serta bibir Jisung.
"Selamat pagi, sayang! Apakah tidurmu nyenyak?" Tanya Jaemin dengan manis.
"Selamat pagi, Jaemin! Tidur Jisung sangat nyenyak tapi kamu malah menghancurkan mimpi indah Jisung," balas Jisung dengan wajah cemberut.
"Memangnya istriku ini mimpi apa hingga kamu kesal karena aku membangunkan dirimu?" Tanya Jaemin gemas.
"Mimpi yang sangat indah, tapi Jaemin tidak boleh tau! Pokoknya gak boleh tau!" Ucap Jisung dengan menyilangkan tangannya.
Jaemin hanya tersenyum, mengelus rambut Jisung dan mengecup perut Jisung. Jisung tersenyum senang dengan sentuhan-sentuhan sayang yang Jaemin berikan. Jujur saja Jisung merasa begitu diperhatikan saat Jaemin benar-benar memberikan kasih sayang padanya. Semua rasa takut Jisung menghilang, pikiran-pikiran negatif jika Jaemin hanya menginginkan bayinya menghilang dengan jelas.
"Baiklah, sekarang saatnya kamu mandi! Hari ini kamu ikut aku ke kantor! Aku ingin menunjukkan pada orang-orang bahwa kamu adalah istri yang paling aku cintai!" Ucap Jaemin.
Jaemin menggendong Jisung dengan hati-hati, kemudian menaruh Jisung di bathtub dengan isi air hangat yang tadi sudah Jaemin siapkan untuk Jisung.
Jaemin membantu Jisung mandi, walaupun dia harus menahan nafsunya, Jaemin tidak akan memaksa Jisung untuk melakukan hubungan badan. Sedangkan Jisung mendadak cemberut wajahnya sedih, Jaemin menyadari hal tersebut kemudian memutuskan untuk bertanya kepada Jisung, dia tidak ingin Jisung lagi-lagi mengalami kesalahpahaman.
"Ada apa sayang?" Tanya Jaemin yang mengeramasi rambut Jisung.
"Jisung merasa jelek, badan Jisung juga jelek! Ada Stretch Mark dimana-mana, Jisung takut jika Jaemin akan meninggalkan Jisung karena Jisung jelek!" Adu Jisung, dia tidak menutupi kekhawatirannya sama sekali.
Jaemin tersenyum, "Kamu memiliki stretch mark juga karena hamil anakku, badanmu berubah juga karena hamil anakku, dengan semua pengorbanan yang kamu lakukan mana mungkin aku akan meninggalkan istriku ini? Kamu itu sempurna, kalau masalah lain setelah melahirkan kamu bisa perawatan agar tubuh mu kembali seperti semula! Tapi kamu harus tau seperti apapun kamu, aku tetap akan mencintai kamu. Karena kamu adalah Jisung, istri yang paling aku cintai!"
Jisung tersenyum senang, Jaemin memberikan ketenangan padanya hingga dia tidak perlu mengkhawatirkan hal yang belum tentu terjadi.
"Terima kasih!"
Jaemin mengangguk, setelah selesai memandikan Jisung. Jaemin menggendong Jisung kemudian memakaikan pakaian Jisung, Jaemin benar-benar memperlakukan Jisung seperti bayi yang akan punya bayi.
"Jisung bisa pakai baju sendiri tahu!" Jisung memberikan protes.
Protesan Jisung dibalas Jaemin dengan kecupan manis di bibir Jisung, "Aku ingin memberikan pelayanan terbaik pada istriku ini," ucap Jaemin.
Sebenarnya Jaemin sengaja melakukan hal itu, karena jika Jisung terbiasa bergantung pada dirinya maka Jisung tidak akan meninggalkan dirinya, walaupun saat ini Jisung mungkin tidak akan meninggalkan dirinya tapi masa depan tidak ada yang tahu bukan?
Apalagi hati manusia itu berubah-ubah, kadang bisa sangat menyukai sesuatu tapi rasa suka itu perlahan berkurang dan menimbulkan rasa bosan. Pada akhirnya karena rasa bosan seseorang akan meninggalkan sesuatu yang dia sukai dan mencari hal baru untuk menghilangkan rasa bosannya. Itulah yang Jaemin takutkan.
"Tunggu disini ya? Aku ingin bersiap! Setelah itu kita akan sarapan!" Ucap Jaemin, kemudian memberikan Jisung sebuah tab yang hanya bisa digunakan untuk bermain game.
Jisung menunggu Jaemin sembari bermain game, dia menghabiskan waktu cukup lama hingga tanpa sadar Jaemin telah selesai bersiap-siap.
Jaemin kini mengambil tab milik Jisung, kemudian menuntun Jisung menuju ruang makan. Mereka akan sarapan kemudian Jaemin harus memastikan Jisung meminum susunya, karena belakangan ini Jaemin mendapat kabar bahwa Jisung tidak mau meminum susunya.
Jisung dan Jaemin memulai sarapan mereka, Jaemin memperhatikan Jisung makan dengan sangat lahap. Jaemin tersenyum senang karena Jisung benar-benar nampak sehat bahkan dokter mengatakan kesehatan Jisung dan bayinya semakin membaik begitu pula dengan kesehatan mental Jisung.
Setelah selesai Jaemin melihat Jisung yang menghindari susunya, Jaemin mendekati Jisung.
"Kenapa tidak minum susu?" Tanya Jaemin.
"Tidak mau! Rasanya tidak enak!"
"Tapi nanti dedek bayi kasihan!" Bujuk Jaemin.
"Tapi..."
"Kalau Jisung minum susunya sekarang dan habis nanti Jaemin berikan apa yang Jisung mau deh!" Bujukan terakhir Jaemin berikan.
"Benarkah?" Tanya Jisung dengan mata berbinar-binar.
Jaemin mengangguk, dia melihat Jisung dengan semangat meminum susunya. Jaemin tersenyum puas, mengusap rambut Jisung seakan-akan dia bangga dengan tindakan yang dilakukan oleh Jisung.
"Sudah!" Ucap Jisung dengan senang, dia tersenyum manis kepada Jaemin.
"Sekarang, istriku ingin meminta apa?" Tanya Jaemin.
"Jisung ingin apa ya? Eumm, simpan saja deh! Nanti Jisung minta ketika ada sesuatu yang Jisung inginkan!"
"Baiklah, sekarang ayo kita pergi!" Ucap Jaemin.
Jisung mengangguk, dia bangkit dari duduknya dengan semangat dia menggandeng tangan Jaemin.
"Ayo, let's go!" Pekik Jisung.
Jaemin hanya senyum, sebelum dia pergi ke kantor dia telah menelepon asistennya untuk memberitahukan seluruh karyawan agar menjaga tingkah mereka.
Jaemin ingin membuat Jisung merasa lega, karena setelah memperhatikan tingkah Jisung selama ini Jaemin sadar bahwa Jisung merasa sedikit tidak percaya diri kepada dirinya sendiri, dia juga takut jika Jaemin akan meninggalkan dirinya terbukti hal itu karena Jaemin tidak pernah memperlihatkannya Jisung sebagai istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Cold Man
Fanfiction🆃🅰🅼🅰🆃 Jisung adalah seorang pemuda penyayang yang dipaksa menikah dengan pemuda dingin seperti Jaemin. #1 - JaemSung (enggak tau sampai kapan, tapi pernah nomor 1)