Jaemin menatap Jisung yang sedang tertidur pulas, Jaemin benar-benar membawa paksa Jisung untuk ikut dengannya.
Jisung yang pada dasarnya sensitif semakin menjadi sensitif karena kehamilannya, Jisung jadi sering menangis dan mudah sekali berpikiran negatif sehingga membuat Jisung semakin stress dan tertekan.
Karena keadaan Jisung yang sensitif, saat Jaemin membawanya untuk ikut dengannya secara paksa, Jisung menangis sejadi-jadinya, memukul-mukul Jaemin bahkan mencoba mencakar Jaemin agar mau melepaskan dirinya.
Hal ini disebabkan oleh baby blues yang dialami oleh Jisung, Jaemin mengetahui ini dari dokter kandungan yang merawat Jisung.
Jisung mengalami baby blues karena kurangnya dukungan dari keluarga dan suami. Jaemin benar-benar merasa tidak berguna sekarang saat mengetahui bahwa Jisung berjuang seorang diri melawan baby blues.
Untungnya, Jaemin berhasil mengatasi seluruh emosi dan tingkah laku Jisung yang saat ini jauh dari kata stabil. Jisung yang tidak mendapatkan keinginannya perlahan merasa lelah, tubuhnya jadi lebih mudah merasakan keletihan. Perlahan tapi pasti akhirnya Jisung tertidur.
Jaemin menghela napas melihat Jisung yang nampak tertidur dengan pulas, Jaemin membuka jasnya dan menggunakan jas itu sebagai selimut agar Jisung tidak kedinginan.
Jaemin menaruh kepala Jisung di pundaknya, mengusap-usap surai Jisung dengan lembut membuat pemuda yang akan menjadi orang tua itu semakin nyenyak masuk kedalam dunia mimpi.
Jaemin menatap ke arah jalanan, dia harus segera menyelesaikan para hama itu. Lagipula semua masalah yang mereka berikan sudah Jaemin tangani dengan baik. Sekarang hanya butuh satu sentuhan maka mereka akan hancur, termasuk perusahaan yang dibangun oleh ayahnya itu.
Jaemin memang berencana menghancurkan segalanya, dia ingin bebas dari ikatan gila yang terbentuk itu, lagipula perusahaan yang Jaemin bangun sendiri sudah lebih dari stabil sehingga dia tidak perlu memikirkan hal apapun atau resiko yang harus dia tanggung saat hal itu terjadi.
Jaemin mengecup dahi Jisung, "Untuk saat ini aku mohon bersabarlah, sayang! Lalu aku ingin meminta maaf karena semua ini tidak akan terjadi jika kau tidak mengenalku! Ini semua adalah kesalahanku!"
Jaemin pergi meninggalkan Jisung yang tertidur nyenyak, dirinya menutup pintu dengan perlahan-lahan dia tidak ingin mengganggu ketenangan Jisung yang sedang beristirahat.
Jaemin menuju lantai bawah, dirinya memanggil seluruh pelayan dan penjaga mansion miliknya.
Seluruh pelayan datang menghampiri Jaemin, semuanya menunduk hormat. Ini pertama kalinya sang tuan rumah mengunjungi tempat ini terlebih membawa seorang pemuda yang tengah hamil besar.
"Pak Yoon," panggil Jaemin.
Yoon Eunsan selaku penanggungjawab mansion langsung maju mendekati Jaemin yang memanggil dirinya.
"Iya, kenapa tuan?"
"Tolong jaga istriku dengan baik, jangan biarkan dia keluar dari mansion ini. Pastikan bahwa dirinya dan bayinya baik-baik saja, jangan membuat dia stress dan terbebani karena itu akan berbahaya untuk bayinya," ucap Jaemin, dirinya tahu bahwa Jisung sangat menyayangi anak mereka sehingga Jaemin akan memastikan bahwa anaknya baik-baik saja, dia tidak ingin kebencian Jisung semakin besar untuk dirinya.
Semuanya mengangguk, "Jika boleh tau kenapa istri anda tidak boleh keluar?"
Jaemin menghela napas, "Itu bukan urusan kalian, lebih baik kalian lakukan saja perintah ku!"
Jawaban lugas itu berhasil membuat seluruh pelayan terdiam, kemudian mereka berbalik meninggalkan Jaemin seorang diri.
Jaemin berucap seperti itu karena dia juga tidak bisa memastikan bahwa di mansion ini ada mata-mata atau tidak. Walaupun mansion ini tidak diketahui oleh siapapun kecuali dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Cold Man
Fanfiction🆃🅰🅼🅰🆃 Jisung adalah seorang pemuda penyayang yang dipaksa menikah dengan pemuda dingin seperti Jaemin. #1 - JaemSung (enggak tau sampai kapan, tapi pernah nomor 1)