MWCM-17

6.1K 470 70
                                    

Tidak terasa sudah lima bulan Jisung bebas dari ikatan pernikahannya dengan Jaemin. Selama itu juga Jisung berhasil merawat bayi yang ada di dalam kandungannya dengan baik.

Walaupun terkadang Jisung akan menangis saat tiba-tiba merasa seperti sangat menginginkan keberadaan Jaemin, terkadang juga Jisung menginginkan perutnya dielus oleh Jaemin layaknya pasangan ketika istri mereka sedang hamil.

Tapi Jisung membuang pemikiran itu jauh-jauh karena kenyataannya Jaemin tidak akan pernah melakukan hal itu kepada dirinya.

Jika jujur maka Jisung sangat merindukan Jaemin, apalagi emosi seseorang saat sedang mengandung terkadang tidaklah stabil, Jisung butuh seseorang untuk mendengarkan keluh kesahnya, Jisung juga butuh sosok suami yang menemaninya namun, nyatanya Jisung hanya seorang diri tanpa siapapun disampingnya.

Oleh karena itu, Jisung kerap kali mengalami depresi yang beruntungnya tidak membahayakan kesehatan janinnya.

Untungnya bayi yang Jisung kandung juga sangat kooperatif, tidak banyak menginginkan apapun. Benar-benar memahami Jisung yang merupakan seorang orang tua tunggal.

"Semoga kamu lahir dengan sehat ya sayang, Buna sangat menantikan kehadiran mu," gumam Jisung dengan senyum manisnya menutupi segala rasa sakit yang dia rasakan.

Jisung perlahan berjalan menuju kafe miliknya, saat ini sumber pendapatan Jisung hanya berasal dari sini walaupun Jisung terkadang mendapatkan kiriman uang dari seseorang yang Jisung tidak tahu siapa itu melalui Tuan Min.

Awalnya Jisung berpikir bahwa Jaemin lah yang memberikan uang itu kepadanya, tetapi setelah dipikir-pikir lagi apakah itu benar? Sedangkan Jaemin saja sama sekali tidak peduli dengan dirinya.

"Ingin membuka kafe ya? Ayo sini, saya bantu!" Ucap seorang pemuda yang merupakan tetangga Jisung.

Jisung hanya tersenyum dan mengucapkan terima kasih, dia merasa bersyukur karena tinggal disini. Karena selama ini tetangganya sangat peduli padanya yang merupakan orang tua tunggal, mereka membantu Jisung saat mengidam, ataupun membantu Jisung membuka dan membereskan kafe.

Sebenarnya Jisung merasa tidak enak, tetapi saat ditolak mereka malah berkata, "Kamu sedang hamil, kasian janinnya jika ibunya terlalu lelah,"

Karena itulah pada akhirnya Jisung sekarang tidak bisa menolak sama sekali, Jisung hanya akan membalas mereka dengan memberikan makanan sebagai gantinya.

"Bagaimana perkembangan bayimu?" Tanya tetangga Jisung itu.

"Baik-baik saja, terima kasih sudah mengkhawatirkannya paman Soobin," ucap Jisung sembari terkekeh.

Soobin hanya tertawa kecil dirinya mengelus perut Jisung, "Baik-baik saja ya jagoan kecil, jangan membuat ibumu susah!"

"Siap, paman!" Ucap Jisung yang menirukan suara anak kecil.

Soobin dan Jisung tertawa bersama. Tak lama Jisung langsung berjalan menuju dapur, dia ingin membuatkan  Soobin sesuatu sebagai ucapan terima kasihnya.

Sedangkan Soobin menatap Jisung dari kejauhan, "Tetaplah tersenyum seperti itu, karena tugas kami semua adalah menjaga kebahagiaanmu,"

Jisung saat ini fokus pada masakannya, dia akan membuatkan bekal untuk Soobin. Jisung menata masakannya sedemikian rupa, setelahnya memberikannya pada Soobin, "Ini, aku harap kau menghabiskan masakan ku ini!"

Soobin tersenyum dan mengucapkan terima kasih, setelah itu pemuda itu izin pamit. Dia harus segera ke kantor untuk bekerja.

"Sampai jumpa," seru Jisung sembari melambaikan tangannya kepada Soobin.

Married with Cold ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang