MWCM-05

7.6K 491 15
                                    

Jisung terbangun pada pukul 10 siang, Jisung menatap ke sebelah kasurnya yang kosong. Sepertinya Jaemin sudah pergi ke kantor.

Jisung menatap meja kecil di dekat kasur tempat Jaemin tertidur. Pemuda itu meninggalkan catatan dan beberapa uang.

Kau bangun terlambat!

Uang ini sengaja aku tinggalkan agar kau bisa menyimpannya jika kau memang butuh.

Kita akan pergi ke rumah ayahmu, nanti saat jam makan siang. Aku akan menjemputmu nanti saat pukul 12 siang.

Jisung menatap surat itu dengan wajah menyendu, Jaemin benar-benar memperlakukan dirinya layaknya jalang yang dapat ditinggalkan di hotel dengan uang yang ada di sebelahku.

Jisung kini berusaha berdiri dengan berbekal selimut untuk menutupi tubuh telanjangnya itu, langkahnya tertatih karena pergumulan panas mereka tadi malam. Tubuhnya terasa sakit semuanya khususnya di bagian bawahnya.

Jisung memunguti baju-baju kotor mereka yang berserakan kemudian membawanya ke ruangan cuci baju, kemudian dirinya menyikat giginya.

Jisung kini sudah mencapai kamar mandi, dirinya langsung berendam. Matanya terpejam menikmati waktu dimana dia tidak bertemu Jaemin. Jika bisa berandai Jisung lebih memilih untuk menikahi orang lain daripada Jaemin.

Jisung kini bangkit dari duduknya, dia mengambil handuk dan melingkarkan handuk itu di daerah pinggang hingga pahanya.

Jisung menatap cermin, dimana terpampang jelas tubuhnya yang memerah akibat banyak kissmark yang Jaemin berikan kepada dirinya. Jisung rasa satu kissmark saja butuh waktu 2-3 hari untuk hilang, apalagi tanda yang diberikan Jaemin ini yang dia lakukan berulang kali hingga seluruh tubuhnya memerah dengan biram keungu-unguan.

"Aku belum mengambil bajuku, dan aku yakin Jaemin tidak ada kaos turtleneck." Gumam Jisung.

Pemuda itu kini mengamati lemari pakaian milik Jaemin, ngomong-ngomong Jisung tidak tahu apakah pemuda itu mengijinkan dirinya memakai pakaian miliknya.

Jisung hanya mengambil kaos berlengan panjang, dengan celana kain milik Jaemin yang pas dengannya.

Jisung berjalan menuju lantai satu rumahnya, rumah ini sangat besar tapi Jisung merasa terkurung. Jisung tidak dapat berinteraksi dengan orang lain ataupun memakai ponsel. Padahal Jisung terbiasa untuk bermain ponsel. Jisung menuju dapur melihat ada semangkuk bubur yang nampaknya di siapkan oleh Jaemin.

Diam-diam hati Jisung menghangat, ternyata Jaemin cukup perhatian dengan memberikan dirinya makanan. Jisung memakan bubur itu dengan sedikit lahap, dirinya tersenyum senang. Walaupun dingin dan terkadang menyebalkan ternyata suaminya itu sedikit baik.

Setelah makan, Jisung mencuci mangkok dan gelas yang dia pakai. Jisung menatap rumah yang sudah bersih. Hal itu membuat Jisung sedikit bingung, jika rumah sudah bersih dia harus mengerjakan apa?

Jisung termenung, dirinya tidak memiliki pekerjaan. Dia sedang berpikir, bahwa sekarang dan selamanya Jaemin adalah suaminya, dia sudah bersumpah di depan tuhan. Tidak mungkin dia mengingkari janji yang sudah dia buat.

Bagi Jisung, dia hanya memiliki satu pilihan. Menjatuhkan diri pada Jaemin sepenuhnya, atau menolak kehadiran Jaemin dalam hidupnya.

Tapi bagaimana bisa Jisung menolak sosok yang begitu tampan? Bagaimana mungkin Jisung bisa menghindari suaminya yang akan selalu menemaninya di sisa hidupnya.
Lagipula Jisung yakin bahwa suatu hari Jaemin pasti akan berubah jika Jisung memberikan perhatian kepada pemuda itu. Walaupun Jaemin sebenarnya tidak menginginkan dirinya.

Jisung berjalan menuju ruang tamu, dirinya membuka televisi yang menampilkan wajah sang suami yang sedang menerima penghargaan. Begitu banyak pujian untuk sang suami membuat Jisung tersenyum ikut bahagia dengan prestasi Jaemin.

Clek!

Jisung menatap ke arah pintu, dia menatap Jaemin yang kini menatap dirinya. Jaemin menatap Jisung dengan tajam, mungkin karena Jisung memakai pakaiannya tanpa izin.

"Ayo, pergi!" Seru Jaemin.

Jisung mengangguk, dirinya hanya pergi ke rumah. Jadi walaupun dia tidak memakai pakaian turtleneck, pasti akan aman.

"Aku harus berperan seperti apa?" Tanya Jaemin yang sedang menyetir.

"Jadilah diri sendiri, tapi aku harap kau menghormati ayahku." Seru Jisung, dia tidak mengharapkan bahwa Jaemin akan berakting layaknya suami yang sangat mencintainya.

Jisung takut dia akan jatuh sedalam-dalamnya pada sosok buatan Jaemin.

"Oke,"



Married with Cold ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang