Hana dan Taehyung sampai disebuah rumah abu yang berada di sudut kota Busan. Hana menaruh setangkai mawar putih dalam sebuah pot bunga kecil yang berada didalam kaca. Tangannya terulur menyentuh sebuah foto seorang wanita dengan senyum teduh keibuan. Disamping foto itu juga ada foto seorang gadis kecil yang sedang main ayunan, tawanya lebar sekali memamerkan satu giginya yang ompong.
Hana tersenyum menatap kedua foto itu. Foto mendiang ibunya dan kembarannya. Semua sudah berlalu begitu lama, tapi rindu dan trauma itu masih sama. Satu tetes air mata menuruni pipi Hana, tapi kemudian gelombang pilu menghantam dada Hana, tangis dalam diam itu pecah, menyisakan isakan pilu yang menyayat hati.
Taehyung memegang kedua bahu Hana agar tubuh mungil itu tidak merosot jatuh kebawah. Membawa Hana kedalam pelukannya, mengusap lembut rambut pirang yang sangat mencolok dan menyita perhatian dimana pun Hana berpijak.
"Aku rindu mereka"
"Aku tau"
Taehyung tau, Hana sudah memendamnya selama ini. Bagaimana merindukan sosok seorang ibu, mimpi buruk kecelakaan itu yang kadang datang menghampirinya tiap malam. Maka ketika tangis Hana meledak, Taehyung tidak akan menghentikannya. Dia akan membiarkan bagaimana Hana melepas semua ikatan menyesakkan itu.
Setelah dari rumah abu, Hana dan Taehyung menuju sebuah rumah satu lantai yang berada tidak jauh dari rumah sakit tempat Hana akan berobat. Memiliki halaman yang cukup luas dan taman bunga hydrangea yang mempesona. Bangunan rumah bergaya Amerika classic, sesuai dengan selera Hana.
"Kau suka?"
Taehyung bertanya setelah dia membukakan pintu mobilnya untuk Hana. Rumah yang sudah disiapkan Taehyung untuk Hana, atas dasar permintaan Hana sendiri karena dia terlalu sibuk mengurus kepindahannya hingga tak sempat mencari tempat tinggal."Tidak diragukan lagi, kau adalah soulmate ku Tae, rumah ini sangat pas untuk wanita penyakitan sepertiku"
Hana mengerjap kagum pada bangunan dihadapannya. Bahkan ini jauh lebih indah dari ekspektasinya. Rumah yang tidak terlalu besar, dan taman bunga yang menyejukkan mata.
Taehyung meringis mendengar kalimat Hana, dia enggan menyahutnya karena takut salah bicara, dan marah pun percuma. Tau sendiri Hana itu punya kepala batu.
"Bicaramu bagus sekali, seperti seorang motivator. Sudahlah, ayo masuk"
Hana menaikkan satu alisnya menatap Taehyung, tapi kemudian dia mendengus senyum dan mengikuti langkah Taehyung yang sudah meninggalkannya. Langkah kaki panjang milik Taehyung kadang membuat dia sedikit kesusahan menyamakan jalannya.
"Semua sudah ku siapkan, dan dirumah ini ada dua kamar"
Taehyung bicara seakan ia adalah agen properti yang sedang menggaet klien."Kenapa dua?"
Hana bertanya bingung, bukankah itu terlalu banyak untuknya yang hanya seorang diri."Aku akan sesekali menginap menjagamu, kau tidak mungkin ku lepas sendirian"
Taehyung membawa koper Hana ke dalam sebuah kamar berpintu hitam. Di ikuti oleh Hana, mereka memasuki kamar itu bersamaan. Tidak terlalu besar, tapi mempunyai jendela panjang yang membuat kamar itu terlihat lebih terang.Hana mendekati jendela itu, didepannya ada sebuah kursi kayu dan meja kayu bundar. Seakan memang diciptakan untuk melengkapi jendela panjang disana.
Taehyung mengeluarkan isi koper Hana, menata baju wanita itu kedalam lemari berpintu empat yang menghadap keranjang. Lemari kayu yang juga serasi dengan ranjang dan kursi yang sedang di duduki Hana. Dahi Taehyung mengernyit ketika mendapati kaos oversize berwarna abu-abu diantara lipatan baju Hana.
Taehyung tersenyum, mungkin jika Jungkook berada disini dia yang akan mengambil alih semua persiapan kepindahan Hana. Tapi sayangnya temannya itu setelah memutuskan pergi, hanya menghubunginya tidak lebih dari tiga kali. Sedangkan Jungkook tak pernah sekalipun menghubungi Hana. Taehyung tau alasannya, tapi dia tetap saja merasa Jungkook sangat keterlaluan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY YOU ✔️ (AKAN SEGERA DI REVISI)
RomanceTidak ada persahabatan antara laki-laki dan perempuan, itu hanya mitos. Terlebih laki-laki itu adalah Jungkook dan Taehyung. Dua pria yang sempurna dari fisik dan kehidupan. Namun sayangnya perempuan yang beruntung itu menyukai orang lain. Choi Hana...