Tuan dan nyonya Jeon mengantarkan kepergian Jungkook dan Lusi serta Hana di bandara. Taehyung akan menyusul setelah semua pekerjaannya selesai. Dia juga sangat antusias untuk liburan ke Belanda kali ini.
"Jaga dirimu Lusi, mama harap kau bisa bersabar dengan sifat kekanak-kanakan Jungkook"
Lusi menyambut pelukan mertuanya itu dengan senyuman tulus.
"Tentu ma, aku akan selalu bersabar menghadapi Jungkook. Karena sekarang dia suamiku"Jungkook membuang muka ketika Lusi mengatakan itu, dia tau Lusi tengah menyindirnya.
"Sayang, maaf mama belum menemukan rumah untukmu, sementara kau ikut Jungkook dulu. Rumah disana sudah mama siapkan yang besar, cukup untuk kalian berempat nanti"
Nyonya Jeon juga memeluk Hana, menyalurkan kasih sayangnya pada wanita yang sudah diasuhnya sejak kecil."Terimakasih ma, biar nanti aku sendiri yang cari disana. Mama jangan khawatir"
Nyonya Jeon mempersiapkan semua kebutuhan honeymoon Jungkook, yang sebetulnya tidak honeymoon. Sebenarnya Jungkook menolaknya, tapi ibunya itu bersikeras ingin membantu. Tapi Jungkook sedikit bersyukur karena ibunya bisa menemukan rumah besar yang dekat dengan rumah sakit.
Setelah berpamitan, mereka bertiga akhirnya menuju jet pribadi yang sudah parkir di landasan pesawat.
Tubuh Hana menegang, dia memang mempunyai phobia dengan pesawat. Entah kenapa dia sangat takut dengan besi raksasa itu."Jangan takut, ada aku"
Jungkook mengeratkan genggaman tangannya dengan Hana. Dan dibalas hanya anggukan ragu, Hana rasanya ingin kembali saja. Dia mendadak lemas melihat pesawat itu dihadapannya."Kook, aku takut"
"Ada aku, aku akan selalu menjagamu hmm"
Maka dengan perlahan Hana melangkah dan menaiki tangga pesawat. Lusi yang melihat itu hanya bisa menghela nafas berat. Dia sudah tau kalau ini memang bukan honeymoon untuknya, tapi dia belum tau apa tujuan Jungkook memilih negara itu.
Hana mendudukkan diri di kursi pesawat, peluhnya menetes menahan betapa gugup dia sekarang.
"Tanganmu dingin sekali"
Jungkook menggesek tangan Hana untuk menghangatkan, dia sedikit iba melihat Hana harus menahan ketakutannya itu. Waktu yang ditempuh juga lumayan lama, 13 jam lebih.
Lusi memilih menjauh dari pasangan yang tidak bisa ditakdirkan bersama itu. Walau bagaimana pun hatinya panas melihat suaminya yang teramat perhatian pada wanita lain. Tapi untuk saat ini Lusi akan bermain dengan cantik dan anggun. Sebelum dia mengetahui alasan dibalik pernikahannya dengan Jungkook.
"Tidur lah, untuk mengurangi rasa takutmu"
Ucap Jungkook lembut.Hana hanya mengangguk, kemudian mencoba memejamkan matanya. Dia berusaha tenang dan sedang membayangkan yang indah saja dipikirannya. Tidak ingin terlalu tertekan dengan ketakutannya pada pesawat.
Jungkook masih setia disamping Hana, mengusap dengan lembut tangan Hana yang dingin karena gugup. Sejenak dia memandangi wajah wanita yang dicintainya itu, semakin tirus dan semakin pucat. Juga rambutnya yang mulai menipis. Hati Jungkook berdenyut sakit, tidak tega memikirkan jalan hidup Hana yang sangat berat.
Dengkuran halus dari bibir Hana membuat sudut bibir Jungkook tertarik. Merapikan rambut Hana yang menutupi wajahnya, Jungkook mendekat dan mencium kening Hana. Jungkook seolah lupa kalau dia sekarang sudah beristeri dan sialnya isterinya melihat apa yang dilakukannya.
"Aku ingin bicara"
Lusi berjalan kesamping Jungkook. Dia sedikit meringis melihat Jungkook dengan lembut membelai pipi Hana.Setelah mendapat anggukan, Lusi berjalan menuju kamar yang memang sudah ada di dalam jet pribadi itu. Jungkook mengikuti dari belakang, sesekali dia melihat kebelakang memastikan Hana tidak bangun dalam tidurnya.
"Jelaskan padaku, kenapa kau menikahiku dan bersikap seolah Hana isterimu"
Lusi menyilangkan tangannya didada, jujur saja dia hampir meledak. Rasanya dia sudah muak beberapa hari ini melihat kemesraan Jungkook dan Hana, ditambah lagi Hana ikut honeymoon bersama mereka.
"Kecilkan suaramu, nanti Hana bangun"
Lusi memutar matanya jengah, bahkan saat ini pun Jungkook masih terlihat gelisah meninggalkan Hana. Terbukti dari Jungkook yang selalu melihat kearah luar dimana Hana berada.
"Lusi, aku menikahimu karena ibuku dan janjiku pada Hana. Hana sedang sakit kanker, dan aku sudah mencari rumah sakit terbaik didunia dan Belanda lah jawabannya.
Maafkan aku jika jawabanku membuatmu kecewa, aku mencintai Hana. Tapi Hana hanya mau berobat jika aku menikahimu. Aku tau ini tidak adil bagimu, tapi lihatlah sisi baiknya, kau mendapatkan apa yang kau mau dan aku bisa membawa Hana berobat. Tidak ada yang dirugikan di antara kita"
Lusi terduduk mendengarnya, kakinya tiba-tiba lemas. Jungkook terlalu jujur hingga dia membenci semua kalimat yang diucapkannya.
"Jadi kau menikahi ku demi kesembuhan Hana?"
Jungkook memegang bahu Lusi, kemudian mengangguk lemah.
"Maafkan aku, kalau kau ingin bercerai lakukan nanti jika Hana sudah mendapat pengobatan"Lusi tertawa, dia menertawakan hidupnya yang cukup lucu baginya.
"Tidak, aku tidak akan pernah meminta cerai darimu. Baiklah, aku sudah tau jawabannya. Tapi tidak adil jika hanya kau yang memintaku berkorban bukan?"Jungkook mengernyitkan dahinya mendengar kalimat Lusi.
"Aku sudah berkorban banyak asal kau tau, kau memintaku apa?"Lusi menatap Jungkook dan tersenyum miring.
"Aku ingin anak darimu""Kau gila?"
Jungkook menaikkan suaranya, tapi sedetik kemudian dia memandang Hana. Beruntung Hana tidak bangun mendengarnya."Aku memang wanita gila. Kalau kau tidak mau, aku tidak janji untuk tetap diam didepan orang tuamu"
Lusi kembali berdiri dengan angkuh, dagunya bahkan terangkat sempurna. Dia bukan wanita penurut dan manis, asal Jungkook tau dia bahkan bisa berubah jadi iblis, tergantung jalan ceritanya.
"Kita bicara nanti"
Jungkook meninggalkan Lusi dan kembali duduk disamping Hana. Pikirannya kacau, Lusi berhasil menambah beban berat di pundaknya.Anak, bagaimana bisa Lusi meminta itu padanya. Kalau ada anak, maka dia akan sangat sulit berpisah dengan Lusi. Bukan ini rencana nya, tapi Lusi berhasil membuat semuanya menjadi rumit.
***
Salju pertama turun menyapa bandara Schiphol di Belanda. Diperkirakan akan ada badai salju, dan para warga diperingatkan untuk tetap dirumah dan tidak keluar rumah selama tiga hari kedepan.
Jungkook mengeratkan mantel yang dipakai Hana, kemudian memperbaiki letak syal putih dilehernya.
"Sudah hangat?"Hana mengangguk dengan tersenyum, bukan hanya tubuhnya tapi hatinya pun menghangat karena perhatian Jungkook. Seandainya bisa, Hana hanya ingin Jungkook saja. Tidak mau berbagi, tapi sialnya semua ini karena keegoisannya sendiri. Dan Hana tidak menyadarinya.
Lusi berjalan melewati dua pasangan yang tidak berjodoh itu, sedikit cemberut karena dia juga ingin di perhatikan oleh suaminya sendiri. Tapi, tentu dia tidak akan mengemis perhatian. Jungkook akan datang padanya, memohon cinta di kaki nya. Dan Lusi pastikan itu akan terjadi secepatnya.
Sebuah mobil besar menjemput Jungkook, Hana dan Lusi di bandara. Mereka dibawa menuju sebuah rumah yang berada ditengah kota Amsterdam namun sedikit masuk kedalam sebuah jalan. Melewati beberapa toko swalayan dan gereja, mereka akhirnya sampai di halaman rumah.
Jungkook keluar lebih dulu dan mengulurkan tangannya untuk Hana. Walau ini salah tapi Hana harus menyambut uluran tangan itu, jika tidak ingin Jungkook menceraikan Lusi. Hana melirik Lusi sekilas, tidak ada raut kesal atau marah, bahkan wajahnya tenang sekali membuat Hana semakin heran.
Aneh
KAMU SEDANG MEMBACA
MY YOU ✔️ (AKAN SEGERA DI REVISI)
RomanceTidak ada persahabatan antara laki-laki dan perempuan, itu hanya mitos. Terlebih laki-laki itu adalah Jungkook dan Taehyung. Dua pria yang sempurna dari fisik dan kehidupan. Namun sayangnya perempuan yang beruntung itu menyukai orang lain. Choi Hana...