My You 36

33 4 0
                                    

Tepat di hari kelima, Hana membuka mata. Suasana rumah sakit yang khas menyapa retina Hana pertama kali. Hana sudah menduga kalau kali ini dia akan susah untuk keluar dari tempat sialan ini.

"Kau sudah bangun, syukurlah"

Hana menoleh ke sumber suara, wajah cemas Jungkook yang sekarang berganti menjadi penuh kelegaan seakan menyadarkan Hana kalau dia sudah ditemani selama tidak sadarkan diri.

Hana mengangguk, kemudian mengulurkan tangan memegang pipi Jungkook. Jungkook langsung menangkap tangan Hana dan segera meletakkannya di pipi nya. Menciumi tangan kecil yang penuh selang itu berkali-kali. Tak terbayang betapa leganya hati Jungkook melihat mata cokelat itu sedang menatapnya.

***

"Karena Nona Hana sudah bangun, maka pengobatan intens akan segera dilakukan. Diharapkan hanya dua orang yang menemani"

Setelah mengatakan itu dokter Chris pamit undur diri. Menyisakan semua orang yang tengah mematung mendengarnya.

"Aku akan menjaganya"
Jungkook berujar sebelum ia mendekati Hana dan memberikan senyumnya pada gadis yang masih menatapnya lemah diatas bankar.

"Aku juga"
Kali ini Taehyung yang bersuara, dia sudah meminta cuti selama dua bulan dari pekerjaannya, jadi cukup mudah untuknya tetap berada dirumah sakit menunggui Hana bersama Jungkook.

Nyonya Jeon menghela nafas, kemudian melirik Lusi yang tengah menunduk sambil memainkan jemarinya. Nyonya Jeon mengerti jika Lusi pasti sangat ingin selalu bersama Jungkook setelah kemarin menikah. Tapi nyonya Jeon tau bagaimana keras kepalanya Jungkook jika menyangkut Hana.

"Lusi, kau tetap lah dirumah dan memasak lah untuk dua orang itu. Kehadiranmu sangat dibutuhkan disini"

Nyonya Jeon menepuk bahu Lusi dengan lembut, walau sedikit egois tapi nyonya Jeon tidak mungkin membiarkan Jungkook jauh dari Hana. Dari dulu memang Jungkook lah yang selalu menemani Hana jika sakit.

Lusi mengangguk tanda mengerti, dia harus sadar diri jika dia hanya orang baru dalam lingkup keluarga yang rumit ini. Tidak mungkin menggantikan sosok Hana yang teramat berarti bagi semua orang.

"Izinkan aku juga menjaganya"
Tuan Choi, ayah Hana juga tak ingin tinggal diam. Dia harus memperbaiki hubungannya dengan Hana yang sangat buruk sejak  Hana berumur 8 tahun lalu.

"Kau bisa menjenguknya, untuk sekarang Jungkook dan Taehyung tau dia harus bagaimana, karena mereka selalu menemani Hana jika sakit"

Nyonya Kim ibunya Taehyung menyahut. Walaupun tuan Choi ayahnya, tapi dia tak pernah sekalipun ada ketika Hana sakit. Dan ini penyakit serius, maka harus memerlukan orang yang serius juga untuk menemani Hana.

"Sudah, ayo kita keluar"
Nyonya Jeon membawa semua orang dan menyisakan Jungkook dan Taehyung disana. Lusi pun dibawa, walau sebenarnya Lusi ingin tetap berada disana menemani suaminya.

Jungkook dan Taehyung memakai pakaian khusus yang hanya bisa dipakai untuk orang yang menjaga pasien. Hana yang menatap kedua orang itu menitikkan air mata. Ada perasaan sedih yang menggerogoti hatinya saat ini.

"Kenapa menangis?"
Jungkook mengusap lembut air mata yang mengaliri pelipis Hana.

"Aku merepotkan kalian"
Ucap Hana lemah.

"Aku muak mendengarnya"

Taehyung menyahut dengan datar, harus berapa kali dia mendengar kalimat itu dari Hana. Kenapa harus merepotkan jika memang ia dan Jungkook dengan lapang dada berada disini untuknya.

"Kalau kau tidak ingin merepotkan, ayo cepat sembuh hmmm"

Jungkook membelai pipi Hana yang pucat. Dulu pipi itu selalu merah merona, membuatnya sering mencubit dan dibalas dengan amukan oleh Hana. Jungkook tiba-tiba merindukan momen itu, matanya mendadak berair dan sepertinya sudah berkumpul di pelupuk mata.

"Aku akan cepat sembuh agar tidak merepotkan kalian"

***

Total sudah 15 hari Hana dirawat, kondisi tubuhnya semakin melemah dan belum bisa menjalani kemoterapi. Dokter Chris yang bertanggung jawab pun heran, karena sepertinya pengobatannya tidak ada kemajuan sama sekali.

Jungkook memasuki ruangan dokter Chris setelah ia diberitahu kalau dokter ingin bicara padanya.

"Ada apa dok?"

Dokter Chris terdiam, tapi kemudian memaksakan senyumnya pada Jungkook. Seketika hati Jungkook tak karuan, dia tau senyum itu pertanda tidak baik.

"Tuan Jeon, sepertinya pengobatannya tidak berjalan sesuai keinginan. Aku tidak tau dimana salahnya, tapi aku merasa kalau tubuh nona Hana menolak semua obat yang kami berikan. Kankernya terus merambat bahkan setiap jam yang dilewati. Aku tidak tau apakah dia mampu bertahan..."

"APA MAKSUDMU DOKTER, JANGAN BICARA TIDAK-TIDAK"
Jungkook menggebrak meja dokter Chris, bukan kalimat seperti itu yang ingin dia dengar.

"Tenang tuan Jeon, kami sudah memberikan obat yang terbaik tapi tidak ada perubahan yang berarti, mungkin Anda bisa membujuk nona Hana agar semangat dalam menjalani pengobatannya. Keinginan sembuh dari pasien bisa menambah peluang besar untuk sembuh"

Jungkook kembali terduduk lemah mendengarnya. Dia tidak tau harus berkata apa, kalau ditelisik ke belakang memang tidak ada perubahan. Hana sering tertidur daripada terjaga. Jungkook kira itu pengaruh obat, tapi ternyata semangat hidup wanitanya yang sudah tidak ada.

Setelah berbicara dengan dokter, Jungkook kembali ke kamar rawat Hana. Disana Hana sedang terbangun dan menatap langit-langit.

"Apa yang kau pikirkan?"
Tanya Jungkook lembut dan mengambil tempat duduk disamping bankar.

"Aku ingin pulang ke Korea, aku tidak suka disini"
Hana mengatakannya dengan lemah, bulir air mata jatuh membasahi pelipisnya dan tenggelam di rambutnya. Dengan cepat Jungkook mengusap air mata itu, hatinya berdenyut sakit ketika melihatnya.

"Kita akan kembali ke Korea kalau kau sudah bisa duduk, aku akan membawamu pergi dari sini jika kau mempunyai semangat untuk sembuh"

Tangan Jungkook yang mengusap airmata itu beralih ke pucuk kepala Hana dan mengusap dengan lembut rambut pirang yang sudah tipis itu.

"Benarkah, baiklah aku akan semangat, tetaplah disampingku Kook"
Jungkook mengangguk kemudian mengecup kening Hana. Menyalurkan perasaan kacaunya dan pikirannya yang sangat berisik sejak tadi.

***

Tepat di hari ke dua puluh Hana bisa bangun dan duduk diatas ranjang. Hanya lima hari ketika dokter bilang Hana tidak ada harapan, tapi lihatlah sekarang. Hana membuktikan jika semangat untuk sembuh adalah obat yang paling mujarab untuk sebuah penyakit.

"Ayo pulang ke Korea Tae, aku sudah bisa duduk"
Hana merengek pada Taehyung yang menunggui sambil memainkan ponselnya.

"Tunggu Jungkook bicara pada dokter dulu, sabar lah"
Taehyung menghela nafasnya, ini sudah kelima kalinya Hana merengek ingin pulang. Walau Taehyung tau izin pulang pasti sangat susah didapatkan karena Hana masih dirawat intens disini.

Suara pintu terbuka mengalihkan atensi Hana dan Taehyung. Jungkook masuk dengan membawa beberapa kertas ditangannya.

"Bagaimana, apa kita bisa pulang?"
Hana bertanya penasaran saat Jungkook sudah mulai mendekat kearahnya.

"As you request"

Mata Hana membelalak lebar dengan senyum yang sangat lebar. Jungkook tertegun melihatnya, karena ini adalah senyum bahagia Hana yang pertama setelah dirawat disini.

"Tapi.. kau harus membuat kesepakatan terlebih dulu denganku"

MY YOU ✔️ (AKAN SEGERA DI REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang