Jungkook memasuki kamar hotel yang sudah ayah dan ibunya persiapkan untuknya dan Lusi. Dengan lemah Jungkook memasuki kamar itu. Lantai kamar penuh dengan kelopak bunga mawar dengan lilin yang menjadi penerang kamar itu. Di ujung sana nampak Lusi yang menatapnya dengan wajah berbinar dan masih menggunakan gaun pengantinnya.
"Aku lelah"
Setelah mengatakan itu Jungkook segera masuk kedalam kamar mandi. Menyisakan Lusi yang mematung mendengarnya. Senyuman manis yang dia suguhkan mendadak hilang berganti dengan senyuman kecut yang masam.
Jungkook mengguyur tubuhnya dengan air shower yang dingin, ingin rasanya teriak mengeluarkan kekesalannya dengan pernikahan ini, tapi sayangnya Jungkook sadar kalau Lusi tidak bersalah. Dia hanya wanita yang dengan bodohnya masuk kedalam permainannya dengan Hana.
Hampir satu jam Jungkook di kamar mandi, yang dia gunakan hanya untuk merenung dan merenung. Berulang kali dia meyakinkan kalau dia bisa melewati ini semua, tapi berapa kalipun memikirkannya dia yakin kalau pernikahan ini salah.
Jungkook keluar dari kamar mandi, dia memandang punggung Lusi yang sudah berbaring dan membelakanginya. Dengan perlahan Jungkook menarik bantal dan menaruhnya di sofa. Dia tidak mungkin tidur seranjang dengan Lusi, hatinya masih berat menjalani kenyataan kalau dia sudah beristeri.
Lusi hanya berpura-pura tidur, dia mendengar dan merasakan bagaimana Jungkook mengambil bantal dan memilih tidur di sofa. Hatinya berdenyut sakit, Lusi tidak bodoh untuk mengartikan kalau Jungkook tidak mencintainya. Tapi kenapa harus menikahinya jika Jungkook tidak menginginkan pernikahan ini.
***
"Jungkook, ayo bangun. Orang tuamu sedang menunggu kita sarapan"
Lusi menepuk bahu Jungkook dengan lembut, walau dia tau Jungkook belum mencintainya, dia tidak akan menyerah. Pernikahan ini nyata dan benar, maka dia pun akan bersikap seperti isteri yang sebenarnya.
"Lima menit lagi Hana"
Jungkook bergumam dengan mata yang tertutup, dia tidak sadar apa yang sedang diucapkannya. Lusi menyentak tangannya, dia hampir saja menangis ketika suaminya menyebut nama orang lain. Tapi, demi keinginannya untuk memiliki keluarga yang utuh, Lusi harus mengorbankan perasaannya.
"Tidak Kook, ini sudah hampir jam sembilan. Ayah dan ibu sudah menunggu"
Jungkook membuka matanya yang terasa berat, dia tersentak ketika mendapati Lusi dengan jarak sedekat ini.
"Aku akan bangun"Bak disiram dengan air dingin, Jungkook segera bangun dari sofa dan berlalu ke kamar mandi. Sedangkan Lusi hanya bisa meringis meliat reaksi Jungkook yang seakan terkejut melihat keberadaannya.
"Kau pasti menginginkan Hana yang berada disini bukan?"
Bergumam sendiri, Lusi segera menuju cermin. Dia akan berias sedikit, dia tidak ingin mertuanya curiga karena matanya sembab menangisi anak semata wayang mereka itu.
Jungkook keluar dari kamar mandi, menggunakan bathrobe putih dan segera menuju kopernya yang ada disamping tempat tidur. Melirik Lusi sekilas yang masih setia duduk didepan meja riasnya.
Mengambil beberapa potong baju dan kembali masuk kedalam kekamar mandi, dia tidak mungkin memakainya dihadapan Lusi, bisa-bisa Lusi menerkamnya. Jungkook bahkan bergidik ngeri membayangkannya.
"Jungkook, kau sudah siap?"
Lusi mengetuk kamar mandi, dan sedetik kemudian lelaki yang ditunggunya keluar."Kau tau kan harus mengatakan apa?"
Jungkook menatap Lusi tajam, dia tidak ingin Lusi membeberkan sikapnya tadi malam yang memilih tidur di sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY YOU ✔️ (AKAN SEGERA DI REVISI)
RomanceTidak ada persahabatan antara laki-laki dan perempuan, itu hanya mitos. Terlebih laki-laki itu adalah Jungkook dan Taehyung. Dua pria yang sempurna dari fisik dan kehidupan. Namun sayangnya perempuan yang beruntung itu menyukai orang lain. Choi Hana...