"Kenapa tidak memberitahu ku akan ke Seoul?"
"Aku ingin memberimu kejutan"
Hana mengedikkan bahunya kemudian mengambil tempat duduk disamping ranjang Jungkook. Matanya mengedari kamar itu, sudah banyak yang berubah, warna kamarnya pun juga. Dulu di dominasi abu-abu, sekarang semua serba coklat sepadan dengan furniture kayu yang memenuhi kamar.
Jungkook melepas dasi yang terasa mencekiknya, juga jas hitam yang sudah ia lempar diatas ranjang bersama tasnya. Kali ini ia teringat dengan perkataan ahjussi Kim, Hana akan kembali dan seolah tidak terjadi apa-apa.
"Lusi cantik, tubuhnya bagus, dan sepertinya dia juga sopan. Dia menantu idaman semua ibu di Korea"
Jungkook menaikkan alisnya ketika Hana mengatakan kalimat itu.
"Kenapa membicarakan dia? Aku tidak tertarik"Jungkook menggulung tangan kemeja putihnya hingga ke siku, kemudian mengambil kursi putar dan menempatkannya di hadapan Hana. Perasaan kesal itu menguap entah kemana, hanya ada rindu yang semakin mengganggu hidupnya. Selamat Hana kau berhasil membuat Jungkook kacau dan galau.
"Kenapa tidak tertarik, kau hanya belum mencobanya Kook"
"Apa maksudmu? Kau ingin menjodohkan ku dengannya?"
Hana mendesah pelan, kemudian merebahkan dirinya ke belakang dengan kaki yang masih menggantung.
"Kalau aku ingin kau menikah dengannya bagaimana?""Kau gila, harus berapa kali aku bilang kalau aku mencintaimu"
"Ku pikir Lusi juga sesuai tipe mu, kau tidak lihat tubuhnya sangat sexy, bokongnya besar Kook, kau akan puas bercinta dengannya"
"Ck, kau tidak mendengarku atau kau sedang berpura-pura tuli. Aku mencintaimu Hana. Sangat cinta sampai rasanya aku hampir gila"
"Lusi juga pekerja keras, dia ramah dan sopan. Bahkan baru satu kali bertemu aku langsung menyukai. Terlebih matanya sangat indah jika dilihat dari dekat, sekali-kali kau harus melakukannya"
Jungkook meremas rambutnya, dia hampir meledak mendengar Hana membicarakan Lusi sejak tadi. Bukan itu yang ingin Jungkook dengar, persetan dengan Lusi cantik atau seksi, dimatanya hanya ada Hana. Tidak ingin melirik yang lain.
"Lusi emmpth...."
Jungkook menindih Hana dan membungkam mulutnya dengan bibirnya, malam ini Hana terlalu banyak bicara tentang orang lain, Jungkook tidak mau itu. Jungkook hanya ingin Hana membicarakan hubungannya yang masih terombang-ambing tidak tau kemana.
Hana terkesiap ketika mendapati Jungkook sudah diatasnya dan melumat bibirnya, matanya membulat sempurna saat ia merasakan bagaimana lembutnya bibir Jungkook yang menyapa bibirnya untuk kedua kalinya. Kedua tangan Hana yang sudah bertautan dengan tangan Jungkook membuat Hana meremasnya dengan kuat.
Hana menatap Jungkook yang sedang menciumnya dengan menutup matanya, lagi-lagi ia terbuai. Ciuman Jungkook semacam narkoba yang akan menjadi candu bahkan hanya satu kali dirasa, semacam oase padang pasir yang hijau dan segar setelah sekian lama dinantikan, dan semacam alkohol yang bahkan hanya satu kali teguk dapat membuatmu mabuk dan menggila.
Jungkook memutar kepalanya ke kiri dan ke kanan, menghisap dengan lembut bibir yang pandai sekali mengoceh itu, demi tuhan apa bisa Jungkook melakukannya semalaman bersama Hana, bahkan jika boleh egois dia ingin selamanya. Dan itu hanya dengan Hana saja.
Hana membalas ciuman Jungkook setelah hampir satu menit berperang dengan pikirannya sendiri. Matanya juga ikut terpejam, mengimbangi dengan lihai bagaimana liarnya ciuman seorang Jungkook.
Tautan tangan yang terlepas digunakan Hana mengalungkan tangannya dileher Jungkook untuk memperdalam ciuman mereka. Tangan Jungkook beralih memegang leher Hana dengan ibu jari yang mengusap pelan pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY YOU ✔️ (AKAN SEGERA DI REVISI)
DragosteTidak ada persahabatan antara laki-laki dan perempuan, itu hanya mitos. Terlebih laki-laki itu adalah Jungkook dan Taehyung. Dua pria yang sempurna dari fisik dan kehidupan. Namun sayangnya perempuan yang beruntung itu menyukai orang lain. Choi Hana...