Satu tahun berlalu...
"Sepertinya kau harus pulang ke Korea Kook, kesehatan ayah sudah membaik, dan juga perusahaan disana memerlukan seorang pemimpin. Untuk kuliahmu ayah akan mengurusnya. Serta bawa Lusi bersamamu, ayah menyukai cara kerjanya"
Jungkook tertegun mendengar penuturan ayahnya, susah payah dia berlari dan mengambil keputusan untuk pergi, tapi seakan takdir senang sekali menarik ulur hatinya.
"Baiklah, aku akan mempersiapkan keberangkatan ku"
Jungkook undur diri dari ruangan sang ayah dengan wajah bimbang. Satu tahun ini dia mencoba melupakan perasaan cintanya pada Hana, sedikit teralihkan karena kesibukannya, tapi setelah tau akan kembali ke Korea perasaan rindunya kembali menghantui.
Lusi yang sedang menuju ruangan tuan Jeon menghentikan langkahnya, ketika dilihatnya Jungkook sedang bersandar di depan pintu sambil menengadahkan wajahnya. Terlihat frustasi dan bingung.
"Apa dia bertengkar dengan ayahnya?"
Lusi mendekat kearah Jungkook, Jungkook yang mendengar suara sepatu mendekat itu langsung membenarkan postur tubuhnya."Kau kenapa, apa yang dikatakan sajangnim?"
Lusi menyentuh bahu Jungkook kemudian dengan sopan Jungkook melepaskannya."Kau akan tau setelah bertemu dengannya"
Jungkook pergi menjauh, mungkin dia ingin pulang saja. Kepalanya mendadak pening hari ini.Lusi memasuki ruangan tuan Jeon, setelah dipersilahkan duduk, Lusi duduk dengan rapi di sofa yang sudah disediakan.
"Lusi, kau akan ke Korea bersama Jungkook. Ada masalah kecil di perusahaan sana. Ini juga sebagai uji coba apakah Jungkook sudah layak menggantikan posisiku"
Lusi sedikit tercengang mendengarnya, tapi dia akan terus menutup mulutnya, dia akan mengikuti semua perintah sajangnim nya itu. Walau bagaimanapun tuan Jeon sangat berjasa memperkerjakannya setelah semua kejadian buruk yang menimpa kedua orang tuanya.
"Kau akan tinggal bersama Jungkook sementara, karena aku tau kau tidak pernah ke Korea. Dan aku juga sudah berjanji dengan ayahmu untuk menggantikan dia menjagamu. Setelah kau hafal seluk beluk Korea kau bisa mencari tempat tinggal lain jika kau mau"
Lusi hanya mengangguk patuh, dia tidak berniat membantah sedikitpun. Sejujurnya dia senang, itu artinya dia akan semakin dekat dengan Jungkook. Walaupun sudah satu tahun ini hubungannya dengan Jungkook tidak ada kemajuan. Hanya atasan dan bawahan.
"Saya mengerti sajangnim, saya permisi"
💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜
Jungkook sudah duduk di kabin pesawat, dia menutup telinganya dan mendengarkan lagu menggunakan earphone putih miliknya. Memakai kemeja hitam, skinny jeans hitam, dan topi hitam. Disampingnya sudah duduk Lusi dengan pakaian santai rok jeans pendek dan blouse hitam.
Tidak ada percakapan yang berarti, hanya saling diam dan menutup mata. Terlebih Jungkook memang sedingin itu. Sedangkan Lusi juga tipe orang yang tidak bisa memulai pembicaraan terlebih dulu. Mungkin nanti jika mereka tinggal bersama di Korea. Lusi senyum-senyum sendiri membayangkan akan melihat wajah Jungkook saat bangun pagi. Ah dia mulai gila rupanya.
Memakan waktu hampir 12 jam, Jungkook akhirnya tiba di Korea. Kota kelahirannya. Dia menghirup udara Seoul sebentar sambil memejamkan mata, saat ini di Seoul sudah tengah malam. Tapi entah kenapa begitu indah dimata Jungkook.
"Kau merindukan Korea rupanya"
Lusi menginterupsi kegiatan Jungkook yang sedang menghirup udara malam itu."Sangat, sampai rasanya ingin mati"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY YOU ✔️ (AKAN SEGERA DI REVISI)
RomanceTidak ada persahabatan antara laki-laki dan perempuan, itu hanya mitos. Terlebih laki-laki itu adalah Jungkook dan Taehyung. Dua pria yang sempurna dari fisik dan kehidupan. Namun sayangnya perempuan yang beruntung itu menyukai orang lain. Choi Hana...