Hana bangun dari tidurnya, setelah hampir 4 jam tidak sadarkan diri. Pandangannya masih kabur ketika pertama kali retinanya menangkap cahaya lampu yang tepat berada ditengah ruangan. Mencoba mengerjap beberapa kali untuk memperjelas penglihatannya.
"Kau sudah sadar sayang"
Suara lembut keibuan itu membuai telinga Hana, dengan lemah Hana menoleh kesamping dan mendapat nyonya Jeon disana, ibu dari Jeon Jungkook.Hana mengangguk lemah, lantas tersenyum dengan manis, dia merindukan nyonya Jeon setelah hampir 6 bulan tidak bertemu karena mengikuti tuan Jeon yang membuka perusahaan baru di Busan.
Nyonya Jeon mengusap lembut dahi Hana, menyalurkan rasa kasih sayang yang selama ini tak pernah Hana dapatkan dari kedua orang tuanya.
"Mau makan?"
Hana nampak berfikir, tapi kemudian dia mengangguk dan mencoba bangun, nyonya Jeon membantu Hana untuk duduk."Tunggu sebentar, mama ambilkan"
Nyonya Jeon berjalan menuju meja yang berada ditengah ruangan, nampak beberapa makanan yang masih terbungkus dan beberapa buah melengkapi.Mata Hana mengitari ruangan, dia menangkap satu tas hitam yang tergeletak diujung sofa. Nyonya Jeon mengikuti arah pandang Hana, lantas tersenyum sambil membawakan makanan di nampan yang sudah disediakan rumah sakit.
Hana nampak menatap pintu masuk
"Dia sudah pulang, mama yang menyuruhnya, mungkin dia akan datang setelah makan siang"
Hana mengernyitkan dahinya.
"Biasanya Jungkook menungguiku"Nyonya Jeon menaikkan kedua alisnya.
"Mama pikir kamu mencari Jimin, kekasihmu itu"Hana seakan tersadar, bukankah seharusnya memang Jimin yang dia cari, dan bukan Jungkook. Merasa tidak mendapat jawaban apapun dari Hana, nyonya Jeon tersenyum kemudian menyuapi Hana.
"Jungkook sedang diluar membeli minuman, Taehyung sedang mengurus administrasi, mungkin sebentar lagi mereka datang"
Seakan mengerti jika Hana mencari kedua orang itu, nyonya Jeon menjelaskan tanpa di tanya.
Hana kembali mengangguk dan terus membuka mulutnya, dia memang lapar sekarang. Beruntung lidahnya tidak pahit setelah kejadian itu. Setelah dipikir-pikir, traumanya tentang petir mulai datang setelah absen beberapa tahun yang lalu. Biasanya jika hujan lebat, dua guardsman itu menemaninya dan menutupi Hana dengan selimut, dan berusaha mengalihkan perhatian Hana dengan beberapa pembicaraan konyol.
Dan hari ini mungkin bisa dikatakan hujan pertama Hana bersama orang lain, dan tiba-tiba ingatannya sebelum Hujan itu terjadi, masuk kembali dalam kepalanya.
Hana refleks memegang bibirnya, wajahnya sedikit memanas ketika mengingat kembali bagaimana rasanya berciuman dengan Jimin.
"Kenapa sayang, bibirmu sakit?"
Nyonya Jeon nampak khawatir ketika mendapati Hana memegang bibir dan langsung terdiam."Tidak ma, biar aku suap sendiri"
Hana mengambil alih sendok yang berada ditangan nyonya Jeon, dan mulai menyendoki makanan dihadapannya sampai habis. Tiba-tiba dia punya energi besar, setelah mengingat ciuman panas itu.Sialan, bibir Jimin membuatku tak berhenti berfantasi
"Mama pulang dulu sayang, Jungkook dan Taehyung akan disini"
Nyonya Jeon lantas mencium pipi kiri dan kanan Hana, tak lupa kening yang menjadi tempat favorit Hana."Terimakasih ma, aku akan segera pulang"
Nyonya Jeon mengangguk dengan senyum khas keibuannya, dia meraih tasnya dimeja dan menutup pintu kamar inap Hana. Hana sekali lagi bersyukur memiliki nyonya Jeon dan dalam hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY YOU ✔️ (AKAN SEGERA DI REVISI)
RomanceTidak ada persahabatan antara laki-laki dan perempuan, itu hanya mitos. Terlebih laki-laki itu adalah Jungkook dan Taehyung. Dua pria yang sempurna dari fisik dan kehidupan. Namun sayangnya perempuan yang beruntung itu menyukai orang lain. Choi Hana...