Hari kepulangan Hana sudah didepan mata, dokter mengizinkan karena mereka memakai jet pribadi yang tidak banyak orang. Serta pihak rumah sakit di Seoul sudah mengkonfirmasi mereka mampu mengobati Hana.
Jungkook, Taehyung, Hana, dan Lusi sudah berada di satu mobil menuju bandara. Jungkook tak mau melepas genggaman tangannya pada Hana meski Lusi berada di dekatnya. Bahkan setelah kejadian malam itu Jungkook tak pernah mau berbicara dengan Lusi. Setiap kali melihat Lusi emosinya selalu naik, dan lebih baik Jungkook diam daripada melampiaskan kemarahannya.
Jungkook mendorong kursi roda Hana dan memasuki jet pribadi dengan mudah. Tidak ada kendala, mereka akan sampai besok pagi di Seoul.
Hana dibaringkan di kamar yang memang sudah tersedia, dengan satu orang perawat yang sudah menunggu kedatangan mereka didalam pesawat itu.
"Tidurlah, aku akan menjagamu disini"
Jungkook menarik selimut Hana kemudian mengecup kening Hana yang dilapis oleh topi kupluk berwarna biru muda.***
Lusi dan Taehyung memilih duduk yang berjauhan. Dari awal sepertinya Taehyung memang tidak menyukai Lusi menjadi isteri Jungkook. Tapi semua telah terjadi, yang penting sekarang mereka kembali ke Korea dan segera merawat Hana.
Jungkook keluar dari kamar Hana setelah ia rasa Hana sudah nyenyak dengan tidurnya. Lusi yang melihatnya langsung berdiri ingin bicara, tapi tatapan tajam Jungkook membuat Lusi kembali bungkam.
"Sampai kapan kau menghindariku?"
Lusi kehilangan kesabaran, dia mendekati Jungkook yang sedang mengambil minuman di samping kamar yang ditempati Hana.
"Memangnya kau sepenting itu jadi aku hindari?"
Jawab Jungkook acuh."Jungkook, kita bukan anak remaja yang baru puber, seharusnya kita bisa membicarakan semuanya baik-baik"
Lusi memelankan suaranya namun penuh penekanan, dia tau Hana sedang tidur."Kau mau maaf dariku?"
Jungkook berbalik dan melihat kearah Lusi yang berada di belakangnya."Tentu, aku hanya ingin pernikahan kita berjalan dengan baik seperti orang kebanyakan. Hanya itu"
Ucap Lusi sedih dan menundukkan wajahnya."Kalau begitu, jangan ikut campuri hubunganku dengan Hana, aku berencana melamarnya saat tiba di Korea, dan aku tidak butuh izin darimu untuk menikahinya bukan?
Kalau kau keberatan kau bisa mengajukan perceraian"Jungkook berlalu melewati Lusi yang mematung mendengar semua kalimatnya. Ia kembali memasuki kamar Hana, dan berencana tidak akan keluar sampai pesawatnya tiba di Korea.
Lusi meremas mantel coklatnya dengan kuat, hatinya luar biasa sakit. Selama hidupnya dia tidak pernah merasa disakiti seperti ini, tapi Jungkook dengan kurang ajarnya masuk dalam hidupnya dan memberi luka yang sangat dalam disana.
"Apa harus sesakit ini mencintaimu?"
Lusi bergumam sendiri, airmata yang sejak tadi tumpah ia biarkan jatuh kelantai. Bahkan ia tidak punya tenaga untuk menghapusnya.***
Jet pribadi yang membawa Hana sudah tiba di Korea tepat jam delapan pagi. Cuaca Korea yang dingin menyapa ketika pertama kali pintu pesawat itu terbuka. Hana menutup separu wajahnya dengan syal yang dililitkan oleh Jungkook sesaat sebelum mereka tiba.
Sebuah mobil hitam sudah menunggu kedatangan mereka yang berada tak jauh dari tempat parkir pesawat. Membuat Jungkook dengan segera membawa Hana memasuki mobil. Disusul Taehyung dan Lusi dibelakang yang ikut berlari kecil.
Mobil itu melaju dengan lambat menuju rumah sakit yang sudah disiapkan untuk Hana. Sejak masuk kedalam mobil Hana hanya melihat jalan disampingnya dengan wajah datar, membuat Jungkook sedikit merasa cemas.
"Kau sedang memikirkan apa?"
Jungkook bertanya dengan tangannya yang mulai menarik bahu Hana agar mendekat kearahnya."Aku ingin pergi ke taman bersamamu dan Taehyung"
Ucap Hana lemah."Kita akan pergi ketaman ketika musim semi tiba, selama itu kau harus mengikuti semua pengobatan dan harus tetap semangat. Kau berani berjanji?"
Hana menatap dengan lamat Jungkook disampingnya.
"Baiklah, aku akan menunggu musim semi, tepat dihari pertama ketika bunga sakura mekar bawa aku kesana untuk melihatnya"Hana memberikan kelingkingnya dan dibalas oleh Jungkook. Mereka sejenak terdiam kemudian Jungkook semakin merapatkan tubuh Hana padanya. Tidak peduli dengan Lusi yang berada disebelahnya, Jungkook tidak akan pernah berubah walaupun dia sudah beristri.
****
Mobil sedan hitam yang membawa Hana memasuki halaman rumah sakit. Bibi Ahn sudah menunggu dan ketika Hana keluar dari mobil dia segera dibawa dengan ranjang bankar.
"Kalian pulang lah, biar aku yang menjaga Hana"
Ucap Jungkook pada Taehyung dan supirnya."Setelah mempersiapkan semuanya aku akan kembali kesini"
Jungkook mengangguk tanda mengerti mendengar sahutan Taehyung. Mereka sudah terbiasa seperti ini, ketika Hana sakit maka Jungkook yang berjaga dan Taehyung yang mempersiapkan semua perlengkapan baju dan lain-lain.
Lusi hanya bisa diam dan membiarkan supir membawanya pulang bersama Taehyung, tidak ada yang bisa ia lakukan saat ini. Semuanya masih abu-abu, atau bahkan mulai hitam. Hubungannya dengan Jungkook semakin jauh bahkan setelah mereka mengucap janji didepan Tuhan. Haruskah ia menuruti apa kata Jungkook, duduk diam manis saja. Entahlah, saat ini Lusi memang enggan berfikir terlalu berat.
***
"Jungkook, seharusnya kau pulang kerumah dengan isterimu. Hana akan aman disini bersama bibi"
Ucap bibi Ahn lembut yang menyapa Jungkook saat ia akan masuk kedalam kamar inap Hana."Tidak bi, aku akan menjaganya seperti biasa"
Jungkook membasahi bibirnya kemudian menoleh kedalam kamar yang di isi oleh Hana."Tapi kau sudah menikah, semua sudah berbeda Kook"
Ucap bibi Ahn"Tidak ada yang berbeda bi, tidak ada. Aku akan tetap di sisinya seperti dulu"
Jungkook menundukkan wajahnya, entah kenapa dia tidak suka dengan kalimat yang bibi Ahn ucapkan.Bibi Ahn sedikit terkesiap ketika mendapati respon Jungkook yang berbeda.
"Baiklah, tetap lah disisinya Kook. Bibi akan mempersiapkan semuanya"Jungkook mengangguk kemudian duduk didepan pintu, dia tidak bisa masuk karena Hana sedang di masa istirahat. Hanya dokter dan perawat yang dipersilahkan.
Setelah hampir dua jam, Taehyung datang. Dan duduk disamping Jungkook yang sedang memejamkan matanya dengan kepala yang bersandar di dinding rumah sakit.
Sedikit meringis melihat tubuh Jungkook yang juga ikut kurus seperti Hana. Taehyung bahkan lupa kapan terakhir kali ia melihat Jungkook sedang makan."Kook, kau makan lah dulu. Biar aku yang disini menjaga Hana"
Taehyung menepuk bahu Jungkook lembut. Walau tidak sedarah tapi hubungan mereka bahkan lebih kental dari itu. Mereka bertiga seakan memang ditakdirkan untuk menjaga satu sama lain."Aku tidak lapar Tae"
Jungkook menyahut namun enggan membuka matanya. Perutnya seolah sudah terisi penuh dengan angin."Kau mau sakit dan tidak bisa menjaganya. Jangan keras kepala atau aku menyuruh Lusi datang kesini dan menyuapimu hah?"
Taehyung berdecak kesal mengucapkannya."Baiklah, aku akan makan. Awas saja kalau kau sampai memanggilnya kesini. Aku tidak ingin melihat wajahnya"
Jungkook berdiri dengan malas, meninggalkan Taehyung yang sedang tersenyum karena berhasil membujuknya makan.Walau bagaimanapun Jungkook juga harus tetap menjaga kesehatannya agar dia bisa selalu berada disamping Hana. Saat-saat seperti ini memang semuanya nampak tidak stabil dari emosi dan nafsu makan. Semua orang pasti mengalami ketika menunggui orang yang sedang sakit.
"Entah apa yang terjadi antara kau dan Lusi Kook, tapi ku pikir caramu terlalu berlebihan terhadapnya"
Taehyung bermonolog sendiri ketika melihat punggung tegap Jungkook yang mulai menjauh menuju kantin rumah sakit. Jungkook belum menceritakan apapun padanya, tapi sepertinya Lusi membuat satu kesalahan yang sangat besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY YOU ✔️ (AKAN SEGERA DI REVISI)
RomanceTidak ada persahabatan antara laki-laki dan perempuan, itu hanya mitos. Terlebih laki-laki itu adalah Jungkook dan Taehyung. Dua pria yang sempurna dari fisik dan kehidupan. Namun sayangnya perempuan yang beruntung itu menyukai orang lain. Choi Hana...