***
Sudah 2 jam lebih lamanya Sinta menunggu Robby yang sedang meeting, para pengusaha mungkin memang selama itu jika melakukakn meeting entah lah Sinta pun tidak tahu. Saat ini tugasnya sudah selesai ia kerjakan, hanya tinggal ia jadikan ke dalam satu file semua jawaban tugas yang ia tulis tangan, dan sudah ia fotokan tadi. Tapi Sinta sekarang sangat merasakan kantuk menyerangnya, ia pun merebahkan badannya di sofa dengan posisi meringkuk kesamping karena sofanya tidak cukup panjang untuk menampung tinggi badannya.
Dan bertepatan Sinta yang baru saja terlelap pintu ruangan dibuka dari luar, dan munculnya sosok Robby. Ia pun melihay kearah sofa dimana Sinta berada, ia melangkahkan kakinya menuju sana, saat sudah berda disana ia pun berjongkok didepan Sinta. Tangannya terangkat satu mengelus surai Sinta dengan pelan.
"Kecapean pasti kamu ya" Ucap Robby pelan. Ya, ia memutuskan untuk mulai menggunakan kata aku-kamu jika berbicara dengan Sinta, rasanya ia merasa seperti orang asing dan teman biasa jika menggunakan kata lo-gue, sedangkan Robby ingin menjalin hubungan serius dengan cewek itu. Walaupun sebanekan fine fine saja memakai kosa kata apapun, tapi bagi Robby, kosa kata aku-kamu yang cocok dan ia inginkan. Dan ia tidak akan menyuruh Sinta untuk mengikutinya, bairkan saja mengalir begitu saja, ia ingin membuat Sinta merasa nyaman jika berbicara dengannya.
"Kamu pasti gak nyaman tidur seperti ini" Ucap Robby, ia pun mulai berdiri lalu membungkuk sedikit untuk mengangkat badan Sinta, ia akan memindahkan ke kamar yang ada diruangan ini, letaknya tepat berada dibalik dinding lukisan. Ya, salah satu sudut lukisan itu terdapat satu pintu menuju kamar pribadinya diruangan kantornya ini. "Maaf ya kalo aku lancang" Robby berucap pelan sebelum mengangkat badan Sinta dalam gendongannya.
Robbu pun menggendong Sinta ala Bridal Style lalu berjalan menuju kamar, sesampainya di kamar ia langsung meletakkan pelas badan Sinta diatas kasur King Size miliknya. Masih dengan badan yang membungkuk Robby mengusap pelan sebelah pipi Sinta lalu tersenyum dan berucap, "selamat istirahat" ucapnya.
Setelah itu Robby berlalu pergi meninggalkan Sinta yang sedang tertidur, untungnya Sinta sama sekali tidak terganggu saat badannya diangkat dan dipindahkan. Robby keluar dari kamar tanpa menutup pintu kamar, karena kamar itu mempunyai pintu yang sama persis seperti dinding lukisan jadi dari dalam pun jika tertutup semua dinding kamar tampak sama tidak ada knop pintu, dan juga kamar itu kedap suara jadi tidak akan ada yang tahu suara suara yang berada didalamnya.
Robby kembali berjalan kearah tempat dimana laptopnya berada, ia menyalakan laptop, melihat batrenya ternyata masih full, sepertinya Sinta tadi setelah batrenya sudah full kembali duduk di sofa, begitunya pikir Robby.
Robby memulai melanjutkan kerjanya, lewat laptop itu. Dan tentu saja ia tidak mengeluarkan link dan aplikasi yang sedang dibuka oleh Sinta tadi.
🍃🍃🍃
Lumayan lama waktu berlalu, dan Robby masih berkutat didepan laptop. Tapi kini ia telah duduk di meja kerjanya, karena jika di sofa badannya pasti akan sakit, karena tinggi sofa dan meja tidak cocok buat ia bekerja. Saat sedang fokus pada laptopnya, tiba tiba ada panggilan suara dari dalam kamar. Robbu pun langsung beranjak menuju kamar. Ternyata Sinta sudah bangun, yang tadi memanggilnya adalah Sinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] The Handsome CEO and Ordinary GIRL "different " ✔
Roman d'amourKisah seorang perempuan yang belum pernah berhasil dalam dunia percintaan satu kalipun, selama ini ia hanya menyukai dalam diam dan berujung cinta bertepuk sebelah tangan. Dan suatu hari ia bertemu dengan pria yang dikenalkan oleh salah salah satu t...