***
Sinta terbangun saat matahari sudah mulai tenggelam, terlihat diatas sana langit sudah berubah menjadi warna jingga karena pantulan dari cahaya matahari.
Di raihnya ponsel yang ada diatas meja, lalu ia membukanya. Dilihatnya jam yang tertera disana menunjukkan angka 17:15 sore. Sebentar lagi akan maghrib ternyata. Dan ia bisa bisanya tertidur disini sangat lama, sampai melewatkan waktu ibadahnya. Apa mungkin karena terlalu lelah menangis, seingatnya ia menangis cukup lama tadi.
Saat asik bergelut dengan pikirannya, tiba tiba ponsel yang ia genggam bergetar, menandakan ada panggilan masuk. Dilihatnya ternyata bukan panggilan suara tapi panggilan video. Dan itu dari Robby.
📞📞📞
"Hai"Sinta hanya tersenyum membalas sapaan dari Robby.
Robby dian sejenak, ia memperhatikan mata Sinta, karena sedikit membengkak, seperti habis menangis.
Sinta yang di tatap intens begitu, mengalihkan pandangannya dari Robby.
"Lihat aku Sin"
Nah kan, sepertinya percuma Sinta menghindar. Sialan, seketika ia mengumpat dalam hati, kenapa ia tadi harus menangis sangat lama, harusnya sebentar saja biar matanya tidak sembab begini. Tapi apalah daya nasi sudah menjadi bubur kan.
Sinta masih enggan menatap kearah Robby.
Terdengar oleh Sinta Robby mengehela nafas sejenak.
"Sinta"
Suara Robby sangat tegas saat memanggilnya kali ini, nyali Sinta seketika ciut. Ia pun perlahan mengarahkan pandangannya ke arah layar dimana Robby berada.
"Kamu kenapa nangis ?"
Astaga kenapa Robby to the point sekali.
Sinta hanya diam, sambil menundukkan kepalanya, ia tidak bisa berlama lama bertatapan dengan Robby, disaat pikirannya masih tidak tenang begini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] The Handsome CEO and Ordinary GIRL "different " ✔
RomanceKisah seorang perempuan yang belum pernah berhasil dalam dunia percintaan satu kalipun, selama ini ia hanya menyukai dalam diam dan berujung cinta bertepuk sebelah tangan. Dan suatu hari ia bertemu dengan pria yang dikenalkan oleh salah salah satu t...