Sesuai kesepakatan semalam, Revan pagi-pagi buta sudah siap menuju rumah Sisie untuk menjemput gadis cantik itu. Parfum dengan aroma kuat ia semprotkan ke beberapa titik agar wanginya menempel. Dirasa sudah sempurna, ia tersenyum ke arah cermin, menatap dirinya sendiri.
"Oke Revan, lo harus ngasih kesan bagus ke Azna biar dia suka sama lo. Semangat! Lo pasti bisa!" ujarnya menyemangati diri sendiri. Kunci yang tergeletak di nakas miliknya ia raih dan berjalan ke luar, menghidupkan motornya lalu memanaskannya beberapa menit sebelum melaju.
"Halo Na, Revan mau otw ini. Azna udah siap, 'kan?" Revan menelpon Sisie. Dari seberang panggilan tampaknya sudah mengiyakan.
Di lain sisi, gadis yang kini sedang mengikat tali sepatunya itu menerima panggilan lagi, kali ini dari Aksa. Sisie menghentikan aktifitasnya dan mengangkat panggilan itu.
"Kenapa Aksadut?"
"Mau berangkat bareng ga?" kata Aksa dari panggilan itu.
"Aduh maaf, gue udah ada janji sama Revan berangkat bareng."
"Revan? A-ah oke Sie, maaf saya gatau."
"Gapapa. Lo udah sehat? Lo bisa sekolah?"
"He'em," jawabnya ketus dan langsung mematikan teleponnya secara sepihak.
Aksa kalo cemburu bilang aja 🙂🥲
***
"Azna, yuk berangk-"
"Eh? Mata kamu kenapa? Kayak sembab gitu? Kamu sakit Na?" Revan yang dikejutkan oleh penampilan Sisie pagi ini keheranan dan sedikit khawatir.
"Eh ngga kok gapapa, beneran gapapa. Ayok ah nanti kita telat!"
"Tapi Na, kam-"
"Ayo Revan, gue ga kenapa-napa."
Yasudah, Revan mau tak mau nurut saja, ia akhirnya menyerahkan helm pada Sisie.
***
Rasa sakit itu masih terasa saat kaki Sisie beradu dengan lantai. Nyeri yang jika dijalankan semakin bertambah, membuatnya meringis dan menahannya sekuat mungkin agar tak ketauan orang lain. Revan menuntun gadis itu dengan perasaan khawatir karna dirinya melihat ada yang salah dengan Sisie.
"Na, beneran ngga apa-apa? Kamu keliatan gak sehat. Kaki kamu udah diapain aja?" tanya Revan masih memegang tangan Sisie.
"Iya, gara-gara kemarin, kaki gue kayaknya keseleo, sakit soalnya. Tapi ini gapapa kok, aman," jawab Sisie.
Untuk sampai di kelas, mereka harus menaiki tangga terlebih dahulu lantaran ruangan 11 MIPA 5 ada di lantai 2. Duh, sekarang Azna tak bisa naik tangga, pasti rasanya sangat sakit jika dipaksakan berjalan.
Revan yang melihat Sisie tiba-tiba diam bertanya, "kenapa lagi Na?"
"Susah ya? Mau saya gendong ga?" tawarnya dengan peka. Sisie langsung membolakan matanya. Bisa-bisanya Revan tau apa masalah gadis itu.
Dari jarak sekitar 6 meter, ada Aksa yang sedang berjalan menuju kelas juga, tadinya ia akan menyapa Sisie, namun ketika dirinya melihat interaksi Revan dengan cewek itu membuat Aksa sedikit kesal. Iya, Aksa melihat Revan menggendong Sisie.
Entah mengapa kali ini Aksa merasakan perasaan yang berbeda dari sebelumnya, jika dulu ia kesal karna tingkah Sisie yang berisik, yang sering mengganggu dirinya, yang tak mau kalah darinya. Tapi sekarang ia kesal lantaran tak suka jika ada orang yang dekat-dekat cewek itu selain dirinya. Faktanya, kegiatan sekolah akan lebih menyenangkan jika ada seseorang yang kamu sukai di sekolah, seperti Aksa sekarang.
![](https://img.wattpad.com/cover/302545257-288-k630325.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelas Baru ✅
JugendliteraturAkibat ulah salah seorang siswi yang meminta pihak sekolah agar dirinya dipindah kelaskan bersama teman lamanya, membuat sosok Aksa Dyo Arion terpaksa ikut terjerat dalam perpindahan kelas baru. Alhasil semua siswa-siswi mendapat bangku baru dan men...