Akibat ulah salah seorang siswi yang meminta pihak sekolah agar dirinya dipindah kelaskan bersama teman lamanya, membuat sosok Aksa Dyo Arion terpaksa ikut terjerat dalam perpindahan kelas baru. Alhasil semua siswa-siswi mendapat bangku baru dan men...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari ini turnamen basket dilaksanakan, di gor sekolah mereka. Acara tersebut memang sering diadakan setiap tiga bulan sekali, sebelum ujian tengah semester. Altha dan timnya sedang bersiap-siap untuk tanding, tinggal menunggu 5 menit lagi. Sekarang mereka akan memulainya dengan pemanasan yang dipimpin oleh Sano. Hanya gerakan dasar seperti merentangkan tangan, mengangkat dagu, lari ditempat, dan sedikit pendinginan.
Altha, sebagai ketua tim, ia memasang aksesoris pada pergelangan tangannya berupa kain berwarna putih.
"Semangat gais! Kita harus lakuin yang terbaik kayak latihan-latihan kemarin, ya, gue percaya sama kalian." Semuanya mengangguk setuju.
Babak 4 sudah berakhir dan kini mereka siap bertempur, kedua tim sudah sangat siap bermain, sebelum itu, Altha, Aksa, Revan, Sano, dan Gusri membuat lingkaran, mereka menumpukan tangannya masing-masing dan menyemangati diri.
"TIM OXIGEN,"
"BISA BISA BISA!"
Akhirnya kelima pemuda itu dengan gagah menuju lapang. Sebenarnya, ada rasa resah menyelimuti, ada keberanian yang hilang tatkala lawan mereka terlihat sangat jago, takut tak bisa memberi yang terbaik. Aksa, pagi tadi sakitnya datang lagi, sampai sekarang masih ada rasa pusing di kepalanya, takut disela-sela bermain dirinya akan tumbang. Untuk itu, dia mengatur napasnya sebaik mungkin dan meminta do'a pada Tuhan agar sampai babak akhir nanti, dia bisa melakukan yang terbaik.
"Althaaaaa semangat! Altha semangat ayang!!" seru Zara yang posisinya di tempat penonton. Cewek itu sedang bersama Sisie dan Vyna, ketiganya sudah janjian datang untuk memberi semangat pada masing-masing pasangannya.
Yang dipanggil menoleh dan mengumbar senyum pada Zara, jelas semangat Altha makin membara. Tapi, sejak tadi, Sisie merasa tak enak hati pada Aksa, cowok itu tampak pucat, suhu tubuhnya dingin ketika tak sengaja bersentuhan.
"Aksa, mending kamu gak usah ikut deh, kayaknya kamu sakit," kata Sisie ketika beberapa jam lalu.
"Nggak, Sie, saya gapapa. Lagian kalo saya mundur, mereka pasti gak jadi main, nanti saya ngecewain, dong? Jangan khawatir, Sisie semangatin saya aja, saya pasti bakal aman," jawab Aksa meyakinkan.
"Bibir kamu pucet, pake lipbalm ya? Biar keliatan seger."
"Saya gapunya lipbalm-"
"Diem," Sisie memegang rahang Aksa dan mengambil pemerah juga pelembab bibir itu, lalu ia oleskan pada bibir tebal Aksa.
"Tuh kan, keliatan bagus." Aksa bercermin untuk melihat hasilnya, ia tersenyum beberapa kali melihat pribadinya sendiri.
Pertandingan dimulai di lapangan bola basket yang megah, dihadiri oleh ratusan penggemar yang bersemangat. Tim-tim bola basket terbaik dari semua sekolah berkumpul di sini untuk bertanding dalam turnamen yang ditunggu-tunggu ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.