Sebentar lagi tepat jam enam sore, Aksa dan Sisie baru selesai berziarah ke makam orang tua cewek itu. Dia merasa senang sudah diperbolehkan tahu sedikit tentang kehidupan Sisie. Melihat cewek itu lemah, melihat air matanya terjun bebas ketika menatap ke arah batu nisan itu, melihatnya berbeda dengan apa yang ditampilkan biasanya. Iya, ternyata Sisie serapuh itu, Aksa melihat dengan jelas tatapan sendu milik Sisie, cowok itu hanya bisa terdiam ketika Sisie menceritakan keluh kesahnya di atas makam kedua orang tuanya. Awalnya Sisie menyuruh menyuruh Aksa pergi agak jauh, tapi kemudian dengan jurus rahasia Aksa, cewek itu mengizinkan Aksa untuk berada di tempat yang sama dengannya.
Mereka berjalan ke luar area pemakaman itu kemudian menuju parkiran untuk mengambil motor milik Aksa. Hening beberapa saat sampai akhirnya suara kerongkongan terdengar dari perut Sisie yang membuat Aksa menengok dan tertawa seketika.
"Eh? Hahaha. Sisie laper ya?" Malu rasanya mengalami momen itu. Kenapa harus berbunyi sekarang sih, benar-benar tak bisa diajak kompromi. Memang kenyataannya, Sisie sangat lapar karna sedari malam belum makan apapun lagi. Tadi, Vina mengajak dirinya ke kantin tapi ia memilih tidur. Katanya kepalanya berdenyut, berharap tertidur dapat meredakan masalahnya, itu yang ia lakukan.
Cewek itu sekarang hanya nyengir sambil memegangi perutnya.
"Sisie mending mampir dulu ke rumah saya, gimana? Lagian kalo langsung pulang, pasti di rumah belum ada apa-apa. Kalo di rumah saya pasti sekarang bunda udah masak. Mau?" tawar Aksa dengan antusias sambil memberikan helm pada Sisie.
Cewek itu menggeleng yakin, bukannya menolak ajakan Aksa, tapi ia tak mau merepotkan keluarga mereka. "Ngga ah Aksa, gue mau balik aja. Nanti pasti gue ngerepotin."
"Oke. Ayok kita pulang takut keburu adzan."
***
Arka yang sedang memainkan ponselnya sambil tertidur di sofa tiba-tiba mendengar suara motor berhenti di garasi rumahnya. Pasti itu adiknya, Arka tak sabar ingin mengajak Aksa bermain game. Dia bangkit dan mengintip gorden jendelanya. Matanya membulat tatkala di belakang Aksa ada seorang gadis. Wah wah harus diaduin ke bunda ini mah, pikirnya saat ini.
"Bunda Bunda! Aksa bawa cewek Bun! Sini cepetan." Haura yang juga sedang berkutik dengan laptopnya langsung berjalan cepat mendekati Arka. Keduanya saling beradu tatap dan mulut keduanya terbuka.
"Adek kamu punya pacar tah?" tanya Haura sambil membungkuk, menyamaratakan posisinya dengan Arka yang juga membungkuk. Arka menggeleng, "mana Arka tau, Arka aja kaget liat dia begitu."
"Assalamualaikum ...." Aksa mulai membuka kenop pintu rumahnya, di belakangnya terdapat Sisie yang sedang ketar-ketir. Aksa sungguh menyebalkan, Sisie minta diantar pulang, malah di bawa ke rumah Aksa.
Haura dan Arka menyambut mereka berdua dengan senyum. "Waalaikumussalam. Eh ada siapa itu? Sini-sini masuk dulu neng." Sisie hanya memberi anggukan kikuk bercampur canggung.
"I-iya Tante. Makasih."
Aksa meyakinkan Sisie dengan memberi anggukan, "gapapa, gausah canggung. Bunda sama Abang saya baik kok."
"Sini neng duduk dulu. Sini-sini. Arkaaaa tolong ambilin minum buat pacar adekmu," teriak Haura yang membuat Sisie dan Aksa seketika menoleh.
"B-bukan Tante, kami ngga pac-"
"Siap Bun, tunggu bentar!" Gawat! Haura salah paham tentang mereka. Kenapa bisa menyimpulkan secepat itu? Aksa juga terlihat baik-baik saja mendengar bundanya berkata demikian, malah tertawa sambil berlalu menaiki tangga.
![](https://img.wattpad.com/cover/302545257-288-k630325.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelas Baru ✅
Fiksi RemajaAkibat ulah salah seorang siswi yang meminta pihak sekolah agar dirinya dipindah kelaskan bersama teman lamanya, membuat sosok Aksa Dyo Arion terpaksa ikut terjerat dalam perpindahan kelas baru. Alhasil semua siswa-siswi mendapat bangku baru dan men...