Ramein kolom komen yuks!
Masa orientasi siswa dan pengenalan sekolah adalah hal paling menyenangkan bagi para siswa baru kelas sepuluh di menengah atas. Namun menjadi kepusingan dan kekusutan yang Gemini alami bersama teman-temannya yang harus pergi ke sekolah di hari libur untuk melakukan persiapan menyambut calon adik kelas mereka yang baru.
Gemini yang masih berada di Bali itu sibuk menerima telepon di hari terakhirnya liburan. Fourth juga sibuk mengemasi barang mereka yang akan di bawa pulang sambil tidak berhenti menghela napas sedari tadi.
"Loh, bagian itu bukannya tinggal eksekusi aja? Udah tandatangan pak Guy juga, kan? Gue bukan ketua pelaksanaannya, kan harusnya lo telpon si Pakin, bukan gue,"
Sang ketua osis menarik napas dalam dan menghembuskannya pelan setelah mendengarkan lawan bicaranya, "Hapenya gak aktif? Gue lagi gak sama Pakin, gue mana tau dia kenapa, lagi sibuk, kali?" Gemini tidak mungkin mengatakan keadaan sebenarnya, remaja itu terpaksa berbohong agar temannya tidak curiga.
Fourth mengamati, kerutan di pertigaan kening suaminya itu terlihat cukup jelas, ia menutup koper terakhir yang ia bereskan dan meletakkannya di ujung kamar dekat pintu, kemudian menghampiri Gemini yang sedang stress dengan laptop yang sengaja di bawanya dari Jakarta, katanya takut 'pekerjaan mendadaknya' datang. Nasib anggota osis.
Dengan pelan, Fourth memijat kepala bagian belakang Gemini, tempat di mana penghilang stress Gemini. Remaja itu selalu rileks saat kepala bagian belakangnya selalu di pijat.
Yang lebih tua mendongak, "Makasih," tuturnya berbisik, lalu kembali dengan sambungan teleponnya.
Penerbangan akan datang dalam tiga jam, Ford dan Mark sudah pergi ke bandara terlebih dahulu untuk membeli bagasi tambahan karena bawaan keempat remaja tersebut terlalu banyak, bahkan mereka sempat membeli dua koper lagi. Padahal pergi ke Bali bukanlah sesuatu yang sulit bagi Gemini dan sepupunya. Namun kegiatan sekolah yang menumpuk membuat remaja tersebut jarang bepergian jauh.
"...Gini aja, gue udah bikin proposal cadangan, sama salinannya juga gue nyimpen, abis ini gue kirim ke lo, nanti lo cek dulu, kalo udah lo kasih ke Pakin, mau gimanapun gue ketua osisnya, tapi Pakin ketua pelaksananya, paham?"
Tut!
"Huft! Ada-ada aja lagi pak Guy," Keluh Gemini setelah menutup sambungan teleponnya, "Orang lagi liburan di telponin aja, heran,"
Sedangkan Fourth terkekeh, "Makanya, jangan jadi anak osis! Libur-libur juga di suruh ke seko..."
Ledekan Fourth terputus oleh suara ponselnya yang berada di atas nakas, Fourth buru-buru meraih ponselnya yang berdering dengan nyaring.
"Halo? Iya pak Thanat? Latihan? SEKARANG?!"
***
Jakarta
Beruntung penerbangan Bali-Jakarta tak membutuhkan waktu terlalu lama, hingga akhirnya di jam empat sore Fourth dan Ford berhasil menyusul keempat temannya ke sekolah karena panggilan dadakan dari pak Thanat, guru kesayangan Backstreet Boys.
"Karma tuh! Makanya jangan ngeledekin suami, kualat, kan?"
Sepanjang perjalanan, Gemini tak berhenti terkikik karena Fourth yang mendapat panggilan harus datang ke sekolah hari ini juga untuk latihan bersama pak Thanat. Walaupun harus bernegosiasi, karena mau bagaimanapun band tanpa vokalis tidaklah lengkap, akhirnya pak Thanat menyetujui agar jam latihan di undur beberapa jam.
Tidak biasanya guru berusia di awal tiga puluh tahun tersebut meminta latihan secara mendadak, kecuali ada sesuatu yang mendadak.
"Beberapa waktu lagi ada pertemuan para alumni, kepala sekolah kita minta buat Backstreet Boy ini bisa tampil menghibur tamu-tamu,"
Fourth mengerutkan keningnya, acara alumni? "Acara alumni? Kapan, pak?"
"Gak lama lagi, sekitar bulan depan,"
Pak Thanat tersenyum simpul, melihat seluruh wajah siswa kesayangannya yang memasang wajah tegang.
Alumni memang semenyeramkan itu.
***
"Gem, kamu gak pernah cerita kalo ada acara alumni?"
Gemini mengerutkan keningnya saat Fourth tiba-tiba langsung mendumel ketika remaja tersebut duduk di kursi penumpang sebelah Gemini, "Acara alumni?" Beo sang supir.
Fourth mengangguk seraya mengenakan sabuk pengamannya, "Latihan tadi tuh kata pak Thanat buat pertemuan alumni," Adu Fourth bercerita.
"Hmm? Pak Sea gak bilang apa-apa deh ke aku, apa belum, ya?" Gumamnya.
Yang duduk di kursi penumpang itu menekuk wajahnya, "Latihan tadi capek banget! Band aku kan genrenya rock-pop, masa di suruh bawain dangdut sama lagu lawas? Vokal aku payah banget tadi!" Keluh Fourth mengawali ceritanya yang ia bagi pada Gemini untuk hari ini, "Udah gitu, waktunya gak nyampe sebulan, kata pak Thanat pertemuan alumni tuh sebelum masuk sekolah..."
"Berarti kamu besok latihan lagi?"
Hanya anggukan dan dehaman kecil sebagai jawaban, Fourth lelah setelah perjalanan dan belum beristirahat langsung harus pergi ke sekolah demi memenuhi panggilan guru musiknya, "Aku tidur sebentar, boleh? Capek banget,"
Tanpa menunggu jawaban sang supir, remaja yang belum lama mengganti marganya menjadi Jirawathanakul tersebut langsung memejamkan matanya yang terasa berat. Gemini hanya memaklumi suaminya dan fokus menyetir. Jarak sekolah dan apartemennya hanya selisih lima belas menit jika lalu lintas lancar, cukup untuk Fourth mengistirahatkan badannya setelah seharian belum memejamkan matanya dengan benar.
Nampaknya Fourth begitu lelah, Gemini tak tega membangunkan lelakinya itu hanya untuk berpindah tempat tidur. Untung saja lingkungan apartemen mereka merupakan apartemen yang tertutup, maka Gemini tak akan menjadi berita utama esok hari hanya karena menggendong suaminya dari parkir lantai dasar menuju kamar mereka menggunakan lift.
Dengan susah payah, Gemini mengeluarkan kartu aksesnya menggunakan satu tangan sementara tangan lainnya bekerjasama dengan kakinya menjaga Fourth yang ia gendong ala pengantin. Gemini hanya memikirkan gaya gendong itu tadi.
Klik!
"Huft!"
Apartemen yang ia tinggalkan beberapa waktu lalu kini sudah gelap, Gemini tadi juga berada di sekolah karena pembina osisnya mengadakan rapat tentang panitia penyambutan siswa baru dan masa orientasi sekolah bagi kelas sepuluh. Ketua osis tersebut hampir terkena omelan sang pembina karena Mark dan dirinya yang tidak bisa di hubungi sebelum terakhir masalah proposal yang di tolak setelah beberapa waktu di tandatangani.
Hingga akhirnya Gemini menunggu hampir satu jam di temani es boba kesukaan Fourth demi menunggu suaminya selesai berlatih hingga langit hampir gelap dan kemudian kembali ke unit mereka.
Dan Fourth yang masih asyik terlelap di gendongan suaminya yang kesusahan membawanya, beruntung lift berfungsi dengan baik sehingga Gemini tak terlalu lama menggendong bobot 60 kilogram tersebut. Mungkin terlalu lelah, bahkan saat Gemini melucuti sepatu dan hal lain yang membuat Fourth tak nyaman pun, remaja tersebut masih asyik memejamkan mata.
"Sleep well, sayangku"
Waduh, romantis amat, siapa mau cowok kayak Gemi, absen coba! Vee first😋
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahsa (GeminiFourth)
RomanceSatu sekolah udah pada tau kalo Gemini sama Fourth tuh pasangan bucin, bahkan guru-guru juga udah cuek aja sama mereka yang bucin mulu di tiap pelajaran. Tapi mereka gak tau apa yang ada di balik hubungan Gemini sama Fourth, si pasangan bucin SMA Gr...