Anak siapa (10)
Bang Phuwin
Gemi, Fourth, Mark, Ford
Besok pagi kalian harus berangkat misah
Nurut kata gue, please!Gemini
Hah? Gimana?Ford
Ada apa sih?Bang Joong
Nurut aja kalianBang Phuwin
Pokoknya, beberapa hari ini kalian ber4 jgn sampe ada yang keliatan pulang ke apart dulu
Sementara kalian pulang ke rumah masing-masing.Bang Joong
Gue bakal anter Fourth sama Mark balik ke rumah kalian
Gemini sama Ford, balik ke rumah kakek, sekarangGemini
Bang, at least lo ngasih tau kek apa masalahnya?Bang Dunk
Send photo
<link>***
Fourth sedari tadi hanya menyimak obrolan di ponselnya, wajahnya murung bercampur frustasi, ia seperti menyimpan sesuatu. Remaja itu mengamati ekspresi Gemini yang sama frustasinya, tidak mengerti mengapa berita seperti ini bisa tembus ke media.
"Biasanya sama kakek langsung di blokir," Gumam Gemini.
Acara belajar bahasa inggris untuk penilaian harian esok hari kacau sudah, dua kepala yang harusnya mengurusi materi penilaian, kini justru dialihkan kepada berita besar yang menggemparkan.
"Gem, kalo kakek kamu gak tau, berarti kakek aku yang ngeluarin," Fourth yakin sepenuhnya, sudah lama sang kakek terus memberikan teror kepada sang cucu untuk bercerai, namun tidak Fourth gubris sama sekali. Tanpa sepengetahuan Gemini dan orang tuanya, menantu Jirawathanakul itu terus mendapatkan tekanan dari sang kakek, "Kakek udah lama banget pengen kita cerai..."
"Fourth, kamu yang ngomong, atau aku yang pergi nemuin kakek tua itu?" Kepala Gemini memanas, kelakuan orang tua itu sudah kelewat batas. Menghancurkan semua mimpi dan rencana yang ia dan Fourth buat sejak lama, terlalu rapih untuk di hancurkan.
Yang lebih muda menunduk, memandangi layar ponselnya yang dipenuhi rentetan pesan dari ruang obrolan grup teman-temannya dan telpon dari orang tuanya. Otak Fourth terasa membeku, tak tahu harus bekerja seperti apa.
Kilas balik, beberapa hari yang lalu
Pendaftaran mahasiswa baru telah di buka, sesi pertama untuk para siswa yang mendaftar jalur prestasi. Gemini dan Fourth mengambil waktu sepi di tengah malam untuk membuka situs yang selalu sibuk dua minggu terakhir.
Kedua remaja tersebut asyik dengan berkasnya masing-masing. Fourth dengan portofolionya yang masih ditunggu untuk diunggah ke laman persyaratan. Dan Gemini yang juga menunggu hasil pindaian sertifikat dan piagam penghargaan yang akan ia lampirkan sebagai poin penambah nilai.
"Gem, kamu pernah bayangin gak, gimana kehidupan kuliah kita nanti?" Tanya Fourth yang merebahkan dirinya di karpet kamarnya, memandangi langit-langit kamar yang baru saja di ganti warna catnya.
Fourth berani membuka obrolan karena tahap pendaftaran mereka sama-sama sedang menunggu unggahan.
Kemudian Gemini ikut merebahkan dirinya dengan kepala yang menempel pada Fourth, "Kadang, hampir tiap hari," Gumamnya menerawang, "Kamu bakalan marah-marah kalo salah satu dari kita punya kelas pagi, alesannya pasti karena aku telat bangun,"
"Itu pasti, sih, Gemini bangun pagi tanpa diteriakin adalah suatu keajaiban," Ujar Fourth menanggapi.
Yang lebih tua mengangguk, "Terus tiap ada jadwal yang mulainya bareng, aku selalu nganterin kamu ke gedung fakultas kamu. Kalo kamu ada kegiatan, aku selalu jemput kamu pas kamu selesai kegiatan, kalo kita kemaleman, aku bakal bawa kamu makan di tempat kita biasa makan, kalo bisa tiap minggu study-date, sih, udah lama gak kaya gitu, ya?"
Fourth mengangguk.
"Kalo kita sama-sama libur, aku bakal tahan kamu biar gak kemana-mana, kita cuddle seharian, atau kita ngonten berdua, atau aku manjain kamu seharian..."
"Terlalu indah," sela Fourth, "If we can't do our dream together, what will you do? Maksud aku...kalo semuanya gak sesuai sama apa yang kita impiin?"
Oh Fourth, biarkan Gemini bernapas, berkhayal seperti itu sudah membuat Gemini mendapat sedikit harapan untuk tetap berjuang.
"Beside that, we'll fight for your family first, kalian harus lepas dari sangkut-paut keluarga sialan itu," Gemini membawa tangan Fourth untuk dikecup dalam genggaman, rasanya hangat, Fourth tak ingin melepaskannya, "Thank you, and i'll fight!"
***
"Gem, menurut kamu, is this time for fight?" Tanya Fourth ragu, alih-alih menjawab pertanyaan Gemini, Fourth justru menanyakan langkah apa yang tepat untuk esok hari.
Deringan ponsel yang masih Fourth genggam itu mengalihkan atensi sepasang remaja tersebut. Gemini beralih duduk di samping Fourth karena suaminya itu mengucapkan panggilan kakek di akhir kalimat sapaannya. Gemini tahu, kakek Fourth yang menelpon.
"Nyalain loudspeakernya," titah Gemini lirih.
"Ha-halo, kakek?"
"Gimana hadiah dari kakek? Luar biasa, kan?"
Terdengar nada angkuh dari yang lebih tua, membuat Gemini sedikit menggertakan giginya, terasa ngilu namun tak mengurangi emosinya pada sosok tua di seberang telepon.
"Kamu cerai dari Gemini, nanti berita itu kakek tarik, gimana?"
Geram, Gemini menekan dial merah pada layar ponsel suaminya, "Besok kamu berangkat sekolah, jangan tanggepin apapun soal berita hari ini, aku bakal ngajak orangnya kakek buat ngomong sama si tua itu,"
Bersambung, hehe sengaja
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahsa (GeminiFourth)
RomanceSatu sekolah udah pada tau kalo Gemini sama Fourth tuh pasangan bucin, bahkan guru-guru juga udah cuek aja sama mereka yang bucin mulu di tiap pelajaran. Tapi mereka gak tau apa yang ada di balik hubungan Gemini sama Fourth, si pasangan bucin SMA Gr...