Part 34 I "Our Stories"

327 14 4
                                    

Hai, Apakabar? Kali ini kembali dengan cerita pairing #LeeSeyoung & #LeeJunho yang baru. Sebelumnya ingin berterimakasih karena masih mau baca cerita sederhana ini. Maaf kalau masih banyak kekurangan baik dari segi plot, penulisan dan lain-lain. Happy Reading Yall~

---

"Kau yakin dengan ucapanmu?"

"Ya. Aku sangat yakin dengan keputusanku." Tama sedikit berpikir ketika Yanesa terduduk dengan lemas diatas ranjang. "Ini sudah kedua kalinya Aku mengalami kegagalan. Kuret tidak sesederhana yang Kau pikir, Aku lelah ketika mendengar ucapan dokter yang tidak berubah sejak awal." Tangis Yanesa sedikit tertahan. Ia mencoba tegar dengan keadaan yang menimpanya.

"Kita hanya kurang berusaha, Yanesa."

"Tapi—jika Tuhan berkata tidak, apa yang harus Kita lakukan? Aku tidak bisa mengandung lagi. Dokter berkata ini tidak akan berhasil."

"Kita bisa mencoba program bayi—"

"PERSETAN DENGAN BAYI TABUNG. Kita sudah mencobanya lebih dari sekali!!" Teriak Yanesa merasa frustasi. "Kau ingin Aku terus tenggelam dalam harapan semu?"

"Tidak, bukan begitu maksudku."

"Maka dari itu keputusan untuk mengadopsi seorang anak adalah solusinya." Ucap Yanesa.

"Lalu bagaimana dengan keluargamu?"

"Bukan persoalan sulit, Aku tetap akan mengandung. Tepat didepan mereka."Balas wanita itu penuh kesungguhan.

             Yanesa terlihat gemetar ketika Kenneth membahas pertanyaan mengenai saat mengandung Rachel dulu, tentu saja tidak ada didalam skenarionya bisa membayangkan perkembangan janin didalam rahimnya. Bahkan baru saja bertahan 1-2 minggu, Ia harus menelan kenyataan pahit bahwa janin didalam kandungannya tidak ada perkembangan yang signifikan.

            Ia sudah didiagnosa dengan penyakit yang membuatnya sulit memiliki keturunan. Mengingatnya saja sudah membuat perasaannya tercekat, bagaimana bisa Ia membayangkan jika Rachel benar-benar ada didalam kandungannya.

"Memang Kakak iparku yang terbaik! Bahkan didalam kandungan pun tidak mau menyusahkan Mamanya." Puji Irene sambil tersenyum. Rachel hanya bisa tersenyum lembut.

Kamar Utama Kenneth, 07.22 PM

            Rachel memandangi seluruh sudut ruangan dan menelisik dengan penuh pemikiran. Kenneth yang baru saja selesai mandi pun ikut terheran menatap istrinya yang terlihat kebingungan.

"Ada apa?"

"Hm?"

"Ada sesuatu yang mengganggumu?" Tanya Kenneth penasaran.

"Aku tidak menyukai warna dinding ini. Bisakah diganti dengan warna lain?" Tanya Rachel seakan membuat Kenneth mengernyitkan dahinya. "Aku—tidak bermaksud untuk mengintervensi barang-barang milikmu. Tapi melihatnya saja membuatku tidak betah."

"Kenapa? Ini adalah warna kesukaanku. Aku tidak ingin menggantinya." Jawab Kenneth dengan singkat. "Lagipula sebelumnya Kau tidak pernah terusik dengan dinding kamar ini."

"Entahlah, hari ini rasanya membuatku pusing." Ucap Rachel dengan wajah polos.

"Itu hanya karena hormon kehamilan, Rachel. Nanti juga akan—" Belum sempat Kenneth menyelesaikan ucapannya, Rachel sudah lebih dulu berdiri dan bergegas pergi.

"Sepertinya Aku tidak bisa. Aku akan kembali ke kamarku." Kata Rachel. Tiba-tiba saja Kenneth menghalanginya dengan cekatan.

"Haruskah Kau menganggapnya serius seperti ini?!"

Abandoned Love (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang