"Apa rasa itu mulai tumbuh? apa aku berhasil mengambil hatinya? aku berharap itu bukan hanya isi pikiran ku saja."
°°°
"Demi apa lo masuk tim basket?!" teriakan tersebut sontak membuat beberapa orang yang tengah berjalan melewati mini market melihat ke arah sumber suara.
Nara sangat terkejut saat baru saja Wonwoo berkata bahwa dirinya masuk ke dalam tim basket sekolah nya, dan Nara juga baru tahu jika Wonwoo dulunya adalah anggota tim basket.
Sebenarnya ia bukan hanya terkejut karena itu, tapi karena Wonwoo baru saja bercerita kepadanya tentang kejadian tadi pagi. Meski Wonwoo menceritakan nya dengan singkat, namun tetap saja Nara sangat tidak percaya jika Wonwoo menceritakan hal tersebut kepadanya. Bahkan beberapa saat sebuah senyuman tampak terpancar dari wajah Wonwoo, hal itu tentu saja membuat Nara senang bukan main.
"Em, besok pulang sekolah gue latihan bareng yang lain." ungkapnya setelah meneguk soda dingin yang berada dalam botol kaleng.
Malam ini mereka berdua tengah berada di minimarket tempat Wonwoo bekerja, karena seperti biasa Nara slalu mendatanginya tatkala ia merasa bosan menunggu ayahnya pulang.
"Gue boleh liat lo latihan dong?" tanya Nara, setelah mendengar ucapan Wonwoo yang mengatakan jika dia akan bermain basket besok.
"Boleh." jawabnya, sambil berjalan dengan cepat ke arah kasir karena ada seorang pelanggan yang tengah berjalan menuju minimarket.
Nara memperhatikan Wonwoo yang tengah menyambut pelanggan yang baru saja masuk, dari kasirnya. Wonwoo yang saat itu menggunakan kaos polos dibaluti dengan rompi minimarket, membuat netra Nara tak teralihkan dari nya. Wonwoo yang seperti sadar dengan tatapan Nara, sekilas melihat ke arahnya lalu kembali melihat ke arah mesin kasir seperti tak peduli akan tatapan itu.
Ribuan pertanyaan kini berteberan di kepala Nara. Melihat Wonwoo yang sangat bekerja keras membuatnya bertanya-tanya tentang banyak hal. Mengapa dia harus bekerja seperti ini, padahal sudah jelas ayahnya adalah seorang pengusaha, dan bahkan kakaknya di hidupi dengan sangat berkecukupan. Tapi kenapa Wonwoo harus tinggal sendiri, dan bahkan bekerja?
Pertanyaan-pertanyaan itu sudah cukup lama tersimpan dalam benak Nara hingga detik ini, bahkan sering kali pertanyaan-pertanyaan itu mengganggu pikirannya sendiri.
Sesaat kemudian lamunan nya terpecahkan tatkala Wonwoo menyodorkan sebungkus permen jelly kepadanya. "Nih," tawarnya.
Nara mengambil jelly tersebut dari tangan Wonwoo, dan mendapati bungkusnya sudah dibukakan oleh Wonwoo. Di tatapnya sekilas Wonwoo yang tengah meminum kembali soda nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
N O T I C E M E [ END ]
Fanfiction[ COMPLETED ] Highest rank - #1 wonu 071223 Sulit untuk menggapainya, bahkan aku hanya mampu mengaguminya dengan cara ku sendiri. Dia jauh lebih istimewa dari apa yang aku duga. "Lebay," suara beratnya membuatku ingin selalu mendengar nya, meski ter...