18 ㅡ pengakuan?

77 9 0
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

Nara yang sudah lima belas menit hanya berdiam diri dengan tatapan kosong membuat Wonwoo yang saat ini tengah sibuk dengan buku yang tengah ia baca, menatap heran pada gadis di hadapannya itu.

"Ra, lo gak kerasukan?" pertanyaan aneh itu muncul begitu saja dari mulut Wonwoo, membuat Nara yang sejak tadi hanya diam langsung terkekeh mendengar ucapan tersebut.

"Hahaha, mana ada sih Nu" elak Nara, tertawa tak henti.

"Terus lo kenapa?" dia masih kebingungan dengan apa yang dilakukan gadis itu.

Nara yang baru saja berhenti tertawa, mengusap air matanya karena terlalu puas tertawa mendengar ucapan Wonwoo. "Bosen aja, Nu. Abisanya kita udah tiga hari ini diem terus di rumah" jelas Nara, tak dapat di pungkiri jika ia merasa bosan dengan kegiatan mereka akhir-akhir ini yang tak jauh dari belanja, membaca buku, belajar, dan hal lainnya yang hanya bisa di lakukan di dalam unit apartemen yang mereka tinggali saat ini.

"Mau keluar?" yang langsung di balas anggukan antusias dari Nara.

"Ya udah, anter gue ke perpustakaan mau?" ajak Wonwoo.

"Boleh, tapi bentar yah aku siap-siap dulu!" Nara segera bangkit dari duduk nya dan bergegas menuju kamar untuk berganti pakaian, begitupun Wonwoo.

Seusai mereka siap, Wonwoo langsung memanggil Nara yang masih berada dalam kamarnya. Wonwoo menunggu Nara tepat di di depan pintu sambil sesekali membenarkan jam yang berada di tangannya.

Suara pintu kamar Nara terdengar hal itu tentu membuat Wonwoo melirik ke arah sumber suara. Dilihatnya Nara yang tengah berjalan menghampirinya menggunakan kaos putih di balut dengan kardigan merah mudanya dan celana jeans, rambutnya yang sengaja ia gerai membuat penampilannya kali ini membuat Wonwoo tak bisa menghindari senyum yang terukir di wajahnya.

"Bagus ga Nu?" tanya Nara.

"Cantik" ucap Wonwoo sambil tersenyum tipis. Sementara yang di puji tak bisa menutupi diri jika ia tengah tersipu karena kini pipinya tengah memerah.

"Ayo cepetan, keburu sore." ajak Wonwoo, yang langsung menggenggam tangan Nara tanpa izin pemiliknya.

•••

Perpustakaan kota cukup ramai kali ini, Nara yang tujuannya mengantar Wonwoo hanya bisa mengikuti lelaki itu dari belakang nya kemana pun ia melangkah.

"Nu, aku mau tanya boleh?" Wonwoo yang saat itu tengah sibuk mencari buku yang ia cari segera menoleh ke arah Nara yang tengah berada di samping nya.

"Boleh, apa?" ucapnya pelan, kali ini ia tidak sibuk mencari buku lagi. Melainkan menatap Nara yang hendak bertanya padanya.

"Waktu itu, kenapa kamu ngilang?" tanya Nara yang masih tidak tahu mengapa laki-laki itu menghilang darinya saat itu.

"Papa ngancem gue, Ra. Dia bilang kalo dia gak bakal segan buat ngelukain atau ngehancurin hidup lo sama temen-temen gue, kalo semisal gue masih deket sama lo. Makannya gue pindah, gue gamau kalian kenapa-kenapa." jelas Wonwoo, yang tentu saja membuat Nara terkejut.

Pertanyaan di benaknya mengapa laki-laki ini sangat peduli terhadap hal itu, padahal dia selama ini sama sekali tak menghiraukan Nara dan teman-teman nya. Juga Wonwoo sebenarnya tak pernah dekat dengan Nara, malah dia lebih sering menghindar, tapi Nara lah yang slalu mencoba dekat dengan Wonwoo.

"Kamu kenapa peduliin kita, Nu?" pertanyaan itu terlontar dari mulut Nara, yang sejak tadi hanya memikirkan perkataan itu tanpa benar-benar yakin akan mempertanyakan nya pada Wonwoo. Namun mulutnya mengeluarkan pertanyaan itu tanpa Nara sadari.

"Gue sebenernya peduli sama kalian, Ra. Tapi keadaan yang bikin gue harus pura-pura ga peduli, gue juga udah gak bisa bohong kalo gue sayang lo." kalimat terakhir Wonwoo sontak membuat gadis itu jauh lebih terkejut. Bohong jika ia tidak senang, namun dia masih tidak percaya dengan ucapan Wonwoo tersebut.

Wonwoo yang melihat wajah terkejut Nara langsung pura-pura menyibukkan dirinya lagi dengan buku-buku yang berada dihadapannya. Sementara Nara kini masih memasang wajah terkejut nya tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar, terlihat pipinya yang kini tengah merah padam hal itu membuat Nara beberapa kali memegang pipinya untuk tidak memperlihatkan wajahnya yang tengah tersipu.

Selanjutnya tak ada pembicaraan dari mereka berdua, Wonwoo dan Nara kalut dalam pikirannya masing-masing.

Setelah dua jam berada di sana, mereka pun memutuskan untuk pulang ke apartemen. Namun sebelum itu, mereka menyempatkan diri untuk membeli roti sesuai permintaan Nara di salah satu toko roti yang mereka lewati menuju apartemen.

•••

Suara benturan gelas dengan meja terdengar dari arah balkon apartemen yang Nara dan Wonwoo tinggali saat ini. Suara tersebut tentu saja membuat Nara yang baru saja keluar dari kamarnya hendak menuju dapur, segera mengurungkan niatnya dan berjalan menuju arah sumber suara tersebut.

Didapatinya Wonwoo yang sedang sibuk memainkan ponselnya dengan segelas coklat hangat di hadapannya. Nara pun segera bergabung untuk duduk di kursi yang masih kosong, tepatnya dihadapan Wonwoo.

"Lagi ngapain Nu?" Wonwoo tampak sedikit terperanjat mendengar pertanyaan Nara. Tampaknya dia tidak sadar jika gadis itu duduk dihadapannya, karena terlalu fokus memainkan ponselnya.

"Lagi iseng-iseng buka aplikasi aja" jawab Wonwoo, meski jawaban nya itu tak sesuai dengan apa yang saat ini tengah ia lakukan. "Ada apa Ra?"

"Gapapa kok, tadi aku cuman mau ke dapur, terus denger suara dari sini. Aku kira ada burung ternyata kamu yang lagi disini." jawab Nara panjang lebar.

Hening untuk beberapa saat, karena tadi Wonwoo hanya menjawab nya dengan anggukan.

"Lo kenapa suka gue, Ra?" pertanyaan itu spontan keluar dari mulut Wonwoo. Bahkan ia juga tak sadar dan sedikit menyesal karena telah bertanya seperti itu pada Nara.

"Karena itu kamu. Kamu beda dari yang lain, dan aku suka kamu ya itu karena diri kamu, kalo bukan kamu aku gak akan suka" Jelas Nara, sedikit memutar-mutar namun cukup di pahami oleh Nara.

"Gue juga suka lo, karena itu lo, Ra." ucap Wonwoo, tak ada ragu sedikitpun ketika dia mengucapkan hal itu pada gadis dihadapannya itu.

Sontak hal itu membuat wajah Nara yang memerah tidak bisa di sembunyikan lagi, Nara tentu sangat terkejut. Namun kendati dari hal itu, dia juga sangat senang mendengar pengakuan dari laki-laki yang selalu ia kejar selama ini, dan ternyata kisah dan cintanya tak kandas begitu saja karena nyatanya Wonwoo juga menyukai nya.

-o0o-

with love
-mugglefindor-

N O T I C E M E [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang