21 ㅡ i love you [end]

127 10 0
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

"Mama mau apa lagi sih?" tanya Nara kesal, karena lagi-lagi ibunya membawa Nara dengan paksa.

"Kamu masih bisa senang Ra? kamu masih bisa senang setelah apa yang telah kamu lakuin?" Yonghee berucap tampak melihat anak gadis nya.

"Ma, kenapa mama selalu egois sih? Mama gak bisa sepenuhnya mengatur kehidupan aku ataupun kakakㅡ

"Mama lakuin ini karena mama sayang sama kalian Nara!" Yonghee melihat ke arah Nara yang saat itu tanpa ia sadari sudah meneteskan air matanya.

"Mama bilang ini sayang? dengan kayak gini mama malah buat aku dan kakak jauh dari mama, bahkan benci mama. Aku ngerti mama mau kita bahagia, tapi kebahagiaan kita bukan ini ma." Nara menarik nafas nya panjang untuk kembali mengucapkan apa yang selama ini ada di dalam lubuk hatinya.

"Aku ngerti semua kebahagiaan mama tentang kekayaan dan kekuasaan, tapi aku gak ma. Jujur aku lebih bahagia saat aku bisa tinggal sama Ayah. Ayah jauh lebih bisa buat aku seneng ma, dia bisa nyiapin sarapan buat aku tiap pagi meski itu sederhana. Ayah sering peluk aku ketika aku sedih, ketika Ayah baru pulang kerja aku tahu dia pasti kecapean tapi Ayah selalu nyempetin waktunya untuk dengerin semua cerita aku." Nara terus menetes kan air matanya, hingga membuat Yonghee ikut menangis mendengarkan ucapan anaknya.

Tak lama dari itu Chan yang sejak tadi mencoba mengejar mobil yang membawa Nara dengan cepat menyusul dan memberhentikan mobil yang Nara dan Yonghee tumpangi.

"Kalo Mama sayang sama aku atau Kak Jisoo, Mama pulang ke rumah ayah. Berhenti urusin semua kerjaan Mama. Kak Jisoo bisa urus semua itu Ma, dan nanti masih ada aku yang bisa bantu Kak Jisoo. Kita semua masih mau nerima Mama sampai kapan pun." Nara segera keluar dari mobil, tanpa menunggu lama langsung mengajak Chan untuk melaju kan motornya meninggal kan Yonghee yang masih terisak di dalam mobil.

•••

Wonwoo yang tengah berada di rumahnya dengan secepat mungkin merapihkan segala dokumen yang telah ia siapkan. Di dalamnya terdapat banyak sekali barang bukti yang telah ia kumpulkan dalam kurun waktu yang cukup lama, ia sudah menunggu waktu untuk hal ini. Setelah selesai, Wonwoo segera berlari keluar dari rumahnya dengan mengantongi dokumen-dokumen tersebut.

Wonwoo dengan menaiki bus akhirnya sampai di sebuah kantor polisi yang jadi tempat dulu ia sering menangis, merasa kesal dan sangat benci dengan orang-orang terdekatnya. Di tempat ini awal dari semua kebencian Nara terhadap keluarganya sendiri, terhadap orang-orang yang menyembunyikan segala bukti dari kematian ibunya dari sebuah pembunuhan.

Setelah beberapa tahun lamanya, Wonwoo telah mengumpulkan semua barang bukti yang tentunya tak mudah untuk ia dapatkan, dan dengan semua barang bukti ini Wonwoo bisa mengungkapkan siapa orang di balik pembunuhan ibunya. Setelah Wonwoo meminta untuk membuka kembali kasus pembunuhan ibunya, Wonwoo memberikan segala barang bukti yang ia punya yang bisa membuat orang yang telah membunuh ibunya mendekam di penjara, atau pun mendapatkan balasan yang setimpal atas perbuatannya terhadap sang ibu.

N O T I C E M E [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang