16 ㅡ dia

68 9 0
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

"Pa, Nara kabur"

"Hah? Kok bisa?!" Hyunsu yang tengah menyambut para tamu terkejut saat Dokyeom tiba-tiba saja datang menghampiri nya dan memberitahu jika Nara kabur dari tempat acara pernikahan mereka.

"Nara di bawa kabur Wonwoo, Pa." jelas Dokyeom, dia sempat kesulitan mengatur nafasnya karena usai berlari.

Tak lama dari itu Yonghee juga menghampiri Hyunsu yang masih kesal karena mendengar jika Nara, mempelai wanita kabur begitu saja dengan anaknya. Bagaimana Hyunsu tidak kesal, pernikahan sebentar lagi akan di mulai. Semua tamu undangan sudah datang, bahkan tak banyak dari mereka adalah rekan bisnis nya. Sementara dia harus menanggung malu karena mempelai wanita sudah tidak ada disini yang mau tidak mau mereka harus membatalkan pernikahan.

"Pak, maaf saya tidak berhasil mencegah anak saya dan Wonwoo." ucap Yonghee mencoba meminta maaf pada Hyunsu yang saat itu bahkan melihat nya dengan tatapan sangat marah.

"Kamu mau permalukan saya depan banyak orang yah?" kesal Hyunsu.

"Tapi Pak, Wonwoo yang bawa Nara pergi" jelas Yonghee, jika boleh jujur dia juga malu dan tak ingin di salah kan secara sepihak begitu saja karena orang yang membawa kabur anaknya pun bukan lah orang lain melainkan anak Hyunsu yang satunya lagi.

"Saya tidak mau tahu, pernikahan saya batalkan!"

"Saya tidak ingin menjadi rekan bisnis anda lagi, dan kamu Dokyeom jangan pernah dekat dengan Nara lagi. Papa tidak suka di permalukan seperti ini." Hyunsu yang kesabaran nya sudah di ambang batas itu langsung pergi meninggalkan Yonghee, Dokyeom, dan Jina.

Jina langsung berjalan mengikuti Hyunsu mengajak Dokyeom untuk mengikuti ayahnya. Sementara Yonghee hanya bisa terdiam di tempat setelah mendengar ucapan Hyunsu. Dia juga kesal sekaligus marah, namun dia tak bisa melakukan apapun.

•••

"Nu..." panggil lirih Nara, yang masih tak percaya jika laki-laki di hadapannya itu benar-benar Wonwoo.

"Jangan banyak ngomong, makan dulu."titah nya.

"Lo keliatan kurus banget." lanjutnya. Di hadapan Nara saat ini sudah ada dua porsi makanan yang baru saja Wonwoo hidangkan.

Melihat Nara yang masih diam tak menyentuh sedikit pun makanan yang ada dihadapannya ia langsung duduk di hadapan Nara. Mengambil sendok dan nasi Nara, dengan perlahan dia menyuapi wanita yang ada di hadapannya itu. Tiba-tiba saja Nara menetaskan air mata, hingga tanpa di sadari air mata itu terus mengalir.

"Kamu jahat nu!" ucap Nara, dengan mulutnya yang penuh dengan makanan, dan tangan nya yang sibuk mengusap wajah nya yang basah dengan air mata.

"Sorry Ra," Wonwoo sesekali membantu Nara mengusap air matanya, namun tak lupa isa juga menyiapkan makanan pada mulut Nara.

"Kalo kamu ga suka sama aku gapapa nu, kamu benci aku, ga sayang aku, risih sama akuㅡ" kalimat nya terhenti sesaat karena dia coba menelan makanan yang ada di mulutnya.

"tapiㅡ" lagi-lagi kalimatnya terhenti karena Wonwoo kembali menyuapinya nasi.

"Ahh Onu diem dulu aku lagi ngomong." tangisan Nara semakin kencang di buatnya. Wonwoo terkekeh melihat tingkah Nara, jujur menurut nya untuk pertama kali. Nara cukup menggemaskan.

"Tapi kamu jangan ninggalin aku gitu aja. Aku gatau banyak tentang kamu, kalo kamu ngilang aku gatau nyari nya kemana. Aku gatau apa-apa tentang kamu nu...." tangis Nara semakin kencang.

Wonwoo mengelus surai hitam Nara perlahan, tanpa berkata sepatah kata pun. Namun itu membuat Nara tenang, jujur ia senang mendapatkan perlakuan itu dari Wonwoo, dan untuk pertama kali nya ia mendapatkan perlakuan seperti itu dari Wonwoo.

"Gue gak bakal ngilang lagi Ra, lo tenang aja." ucapnya, membuat senyum Nara sedikit merekah di wajahnya.

Setelah makan, Nara tertidur di sofa. Tepatnya di bahu Wonwoo yang sedang memainkan ponselnya. Ia yang sadar jika Nara sudah terlelap segera membenarkan posisi tidur Nara dan memakaikannya selimut. Sekarang Wonwoo duduk di bawah sofa, tepat di pinggir Nara di tatapnya wanita yang berada dihadapannya itu. Wonwoo mengusap pelan pipi Nara.

"Maaf Ra, gue ninggalin lo karena gue sayang. Tapi ternyata pilihan gue malah bikin lo sakit yah Ra." Nara yang saat itu sudah tertidur lelap tak mendengar sama sekali ucapan lelaki yang sedang berada di hadapannya. Entah berapa hari Nara tidak tidur, atau tidurnya yang kurang nyenyak sehingga membuat nya sangat terlelap malam itu.

Saat ini mereka tengah berada di sebuah apartemen, tepatnya apartemen milik Jisoo. Wonwoo juga telah menghubungi dia jika adik nya sudah aman bersamanya. Jujur jika bukan bantuan Jisoo, ia tidak akan tahu apa yang terjadi pada Nara. Tak bisa bohong lagi sebenarnya perasaan Wonwoo sudah timbul pada Nara sebelum dia memutuskan untuk menghilang dari kehidupan Nara.

Sekarang Wonwoo tak ingin lagi menutupi hal itu, dia tak ingin sesuatu terjadi lagi pada Nara. Dia juga tidak ingin ayahnya mengatur kebahagiaan nya lagi. Dengan mengancamnya akan melakukan hal buruk pada Nara jika ia berani mendekati Nara lagi.

Dia sudah tidak takut dengan hal itu, dan dia jamin tidak ada seorang pun yang boleh melukai Nara. Sekalipun itu ayahnya.

 Sekalipun itu ayahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


-o0o-

with love
-mugglefindor-

N O T I C E M E [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang