00 ㅡ awal yang baru

586 46 29
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°


"Kak, ayolah bantu aku buat ngomong ke mama," rajuk seorang gadis berambut hitam pekat. Wajahnya tampak sangat cantik bahkan kulitnya yang sangat putih membuat dia terlihat cukup sempurna.

"Kamu mau mama marah?" ucap lelaki yang hanya fokus memperhatikan layar ponsel tanpa memperdulikan adiknya yang tengah merengek dihadapannya.

"Kak, Nara tuh ga mau di kekang mama terus, Nara cape!" tegasnya sambil terus mengguncangkan tangan sang kakak, namun Jisoo sama sekali tak menggubrisnya.

Jisoo tahu Nara pasti sudah muak terus menerus di atur oleh ibu nya, tapi dia juga tidak mau adik nya mendapatkan resiko jika harus membantah apa yang diminta ibu nya.

Pintu tiba-tiba terbuka lebar memperlihatkan seorang wanita tengah berdiri menatap tajam ke arah mereka berdua, "Kapan mama kekang kamu hah?" tegasnya. Hal itu membuat mata kedua kakak beradik itu terbelalak menatap ke arah sang ibu.

Jisoo segera bangkit dari kursi dan melihat ke arah ibu nya, berharap sesuatu yang buruk tidak terjadi kepada adiknya.

"Mamaㅡ" ucapan Jisoo terhenti saat ibu nya menghampiri mereka berdua dengan wajah yang tampak sangat marah, karena mendengar ucapan Nara tadi.

"Mama udah kasih semua yang kamu mau. Kapan mama kekang kamu,Nara?" Yonghee sedikit meninggikan nada suara nya, sambil berjalan ke arah kedua anaknya itu. Sementara Nara dan Jisoo hanya diam tak berkutik.

"Apa mau kamu?" di tatap nya netra gadis yang ia urus sendiri sejak kecil.

Sekarang Nara sudah besar, bukan lagi anak kecil yang dulu slalu menuruti apapun hal yang dia pinta. Gadis kecil yang slalu menurutinya sejak dulu kini sudah bisa membangkang segala hal yang tidak di inginkan nya.

"Nara mau pindah sekolah ma, aku mau hidup mandiri. Nara ga mau satu sekolah pura-pura baik karena tau kalo aku anak mama. Nara mau jadi diri aku sendiri." Nara menundukkan kepalanya, sama sekali tak ingin melihat sorot mata ibu nya yang sejak tadi menatapnya tajam.

Nara memang sudah lama merasa tidak nyaman berada di sekolahnya, semua orang hanya mengenal nya sebagai anak dari seorang pengusaha terkenal yang memiliki banyak cabang perusahaan di Seoul, Ahn Yong-hee. Nara tak pernah ingin mendapatkan sorotan dari publik tentang identitas nya, tapi Yonghee yang slalu mengekang nya untuk melakukan apa yang ia minta.

Yonghee hanya mendengus saat mendengar ucapan Nara, "Setelah itu kamu mau apa hah? nanti juga mereka bakal tahu kamu anak Mama."

"Nara mau tinggal bareng ayah," dia semakin menundukkan kepalanya, ia tahu ucapan nya itu akan lebih membuat ibu nya marah, tapi tak ada lagi cara lain agar Nara bisa hidup tanpa bantuan ibu nya selain mengucapkan hal tersebut.

Sementara Jisoo tampak sangat terkejut mendengar ucapan sang adiknya yang sangat di luar dugaan nya.

"Astaga,Nara ngomong apaan sih.Apa dia ga mikir panjang soal ucapan nya," Jisoo hanya bisa berucap dalam batin nya, dan berharap tidak akan terjadi sesuatu yang buruk terhadap adiknya.

N O T I C E M E [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang