"wajarkah jika aku jauh lebih mengkhawatirkan mu,dari pada diriku sendiri?"
°°°
Jam kosong membuat seisi kelas di penuhi kegaduhan dan gelak tawa yang terdengar memenuhi ruangan, namun lain hal nya dengan Nara yang hanya duduk melamun di kursi nya dan hanya memperhatikan semua teman nya yang tengah sibuk mengobrol dan bercanda satu sama lain.
"Onu, lo gak minat apa ngobrol sama yang lain?" tanya Nara, kepada Wonwoo yang sejak tadi seperti tidak peduli dengan keadaan sekitar nya dan hanya memperhatikan buku yang ada pada genggaman nya.
Nara merasa cukup bosan dan senang di keadaan seperti ini. Dulu dia sangat sering jadi pusat perhatian semua orang, banyak yang menginginkan dekat dengan Nara. Sekarang semua itu berbeda. Disini Nara sama seperti yang lain nya, tak ada perlakuan spesial dari orang lain terhadap nya. Mereka semua tetap baik, namun sama hal nya dengan orang lain juga.
"Kalo mau gabung sama mereka ga usah ajak Wonwoo, dia ga akan mau." suara Mingyu yang tengah duduk dengan memainkan ponsel di kursi seberang Nara, membuat dia menoleh kearahnya.
"Gue tahu dia gak akan mau kok," jawab Nara dengan ketus. Nara hanya berkata apa yang di pikirkan saja meski dia sudah tahu jawabannya seperti apa, dia pun langsung menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangan di atas meja.
Wonwoo melirik sinis ke arah Nara, yang ternyata tengah memperhatikannya dengan posisi tersebut. Wonwoo pikir Nara sungguh menjengkelkan jika seperti ini. "Mau lo apa sih?!" tanya Wonwoo dengan tatapan yang sama sekali tak bisa Nara tebak.
"Kalo mau lo, boleh ga?" tanya Nara tampak serius, dan langsung menegakan duduknya sambil melihat ke arah lelaki yang tengah menatapnya selama beberapa detik.Wonwoo langsung memalingkan tatapannya dari Nara saat gadis itu menatap kembali netra nya dan dia kembali tidak memperdulikan Nara. Sementara Mingyu sempat terkekeh saat mendengar ucapan Nara tadi.
"Astaga, perut gue sakit," ucap Mingyu, dan dia terus tertawa tanpa henti.
"Ah Onu ga seru, kok gak di jawab sih?" rengek Nara, lagi dan lagi Nara mengguncangkan badan Wonwoo dengan memegangi pundak nya. Hal yang biasa dia lakukan ketika merajuk, dan seperti nya Wonwoo sudah mulai terbiasa dengan hal tersebut.
"Astaga Ra, ga malu ya?" Mingyu masih tertawa kecil di tempatnya. Tidak memperdulikan tatapan anak lain yang tengah melihat ke arah nya karena sangat menyukai saat Mingyu tertawa seperti itu.
"Kalo bukan hal yang salah, kenapa gue harus malu?" Ketus Nara lagi, menjawab ocehan laki-laki yang berada di samping nya.
Sementara Wonwoo kembali memalingkan wajah nya, dan melihat ke arah luar jendela. Tanpa ada satupun orang yang tahu, bahwa sebuah senyum baru saja terukir di wajah Wonwoo. Sebuah senyuman yang telah hilang sejak belasan tahun yang lalu.
•••
Bel pulang lagi-lagi telah berbunyi, tapi karena tidak kuat sejak tadi menahan kencingnya, Nara akhirnya memutuskan untuk ke toilet terlebih dahulu tanpa membereskan tas nya. Namun sebelum ke toilet dia sempat berbicara kepada Wonwoo untuk tidak meninggalkannya dan hanya di balas anggukan oleh Wonwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
N O T I C E M E [ END ]
Fiksi Penggemar[ COMPLETED ] Highest rank - #1 wonu 071223 Sulit untuk menggapainya, bahkan aku hanya mampu mengaguminya dengan cara ku sendiri. Dia jauh lebih istimewa dari apa yang aku duga. "Lebay," suara beratnya membuatku ingin selalu mendengar nya, meski ter...