Joshua adalah pria yang berkulit tebal. Selain karena menggunakan L'Occitane sesudah mandi, ia juga tidak merasakan takut atau terintimidasi ketika Wonwoo menatap kedua matanya. Meski tatapan Wonwoo rasanya seperti bor listrik yang melubangi mata Joshua, ia masih tidak bergeming setelah lima menit yang lalu Wonwoo memukul mejanya.
"Kuulangi lagi, Hong." Tangan Wonwoo menyodorkan selembar foto buram ke arah Joshua. "Beritahu aku sekarang, dimana temanmu tinggal?"
"Teman yang mana? Tolong lebih spesifik."
"Temanmu yang keparat."
"Maksudmu itu, teman yang kau siksa di depan umum?" Joshua tersenyum lebar. "Yang ditinggalkan begitu saja? Benar bukan?"
Wonwoo mendecih kesal. Ia lupa kalau sekarang sedang berhadapan dengan kembaran Jeonghan yang sama-sama kejinya. Mereka disebut ride or die oleh satu sama lain. Bahkan Joshua jauh lebih nekat daripada Jeonghan, terlihat dari bagaimana cara Joshua duduk dengan tenang menghadapi Wonwoo. Ia yakin seratus persen jika mantannya yang satu itu tidak berani untuk duduk di hadapannya seperti ini.
"Hong, aku sudah sabar. Jangan menyulitkan."
"Aku juga." ucap Joshua sambil bersandar di sofa. "Lagipula, seharusnya aku marah besar karena kamu berani mendatangi rumahku pada pukul sepuluh pagi."
"Karena semakin lama aku mengulur waktu, kakak sepupuku akan meninggal hari ini."
Joshua sedikit mengernyitkan dahinya. Ini termasuk ke dalam informasi baru, entah karena Jeonghan sama sekali tidak memberitahu atau Jeonghan sendiri tidak tahu apa-apa soal ini. Namun ingatannya mengacu pada panggilan di telepon waktu itu, dan seketika membuat Joshua dapat menyatukan apa yang sebenarnya terjadi. Tentu saja, ia masih belum bisa mengambil kesimpulan secepat itu.
Pria di hadapannya terlihat senang saat Joshua terlihat bingung. "Tertarik, kan? Kukira kalian sudah memberitahu soal ini semua satu sama lain. Aku agak terkejut karena kalian tidak tahu."
"Karena Jeonghan belum mengabari aku lagi akhir-akhir ini." Joshua mengambil foto tersebut dari meja, "jadi ini pria yang kau sebut kakak sepupu itu? Sama-sama terlihat lemah."
Wonwoo mengepalkan tangannya mendengar kalimat tersebut. Joshua sama sekali tidak tahu apa yang sudah dialami oleh Seungcheol selama dua tahun kebelakang ini, dan sekarang ia malah mengolok-oloknya? Joshua yang delapan puluh persen membantu Jeonghan dalam penculikan ini dengan berani berkata seperti itu?
Merasakan sikap Wonwoo menjadi kaku, Joshua tertawa terbahak-bahak. Ia bangkit dari sofa dan meninggalkan Wonwoo sendirian di ruang tengah. Meskipun begitu, Wonwoo masih memperhatikan pria berambut hitam tersebut dengan teliti, melihat gelagatnya yang sedikit aneh. Berbanding balik dari bagaimana Joshua berucap.
Tangan Joshua mengeluarkan sekotak teh jahe dari kabinet. Ia dengan sigap menyeduh teh tersebut di cangkir porselen cantik tanpa menghiraukan Wonwoo yang kini sedang mengusak keras wajahnya sendiri. Tekanan yang dihadapi Wonwoo benar-benar menguar jauh, hingga Joshua merasa jika energi di rumah itu sudah tidak baik.
"Joshua Hong. Please, i beg you."
"Why?" Joshua menaruh dua cangkir itu di meja, lalu membenarkan posisi duduk. "Giving up already?"
"Bukti jenis apa yang harus aku berikan, agar kamu mau memberikan alamat tinggal rumah Jeonghan sekarang?"
"Oh, sekarang kita sudah mulai sebut namanya?"
Wonwoo berusaha dengan keras untuk tidak menampar Joshua menggunakan folder dokumen di genggamannya. Ia memasukkan tangan ke saku jaket untuk mengambil kunci motor, namun Wonwoo mendapatkan sesuatu yang jauh lebih memuaskan.
Tangannya meraih USB biru navy itu dan melemparkannya ke arah Joshua. Seolah paham dengan situasinya, pria tersebut lebih cepat menghindari USB itu sambil meneguk teh. Wonwoo hanya bisa memutar kedua matanya ketika Joshua mengambil benda itu dari samping.
"What's this?" Joshua mengamati USB itu dengan seksama. "Koleksi video porno yang kau buat bersama Jeonghan dulu?"
"Bukan. Aku rasa USB tersebut sudah cukup untuk menjadi barang bukti kuat agar kamu bisa semakin percaya."
"Aku tidak akan percaya sampai kapanpun."
"Kalau begitu, nyalakan saja."
Joshua beranjak dari tempat duduknya dengan rasa jengkel. Ia menghampiri laptop kerjanya dan memasukkan USB tersebut kedalam. Kedua matanya terlihat fokus sambil mengotak-atik isi laptop, dan sedikit membulat ketika ia melihat sesuatu yang mengejutkan.
"Kau bilang tidak ada apapun yang jelek disini. Kenapa aku melihat," Joshua membuka folder mencurigakan tersebut, "ada beberapa foto dan video Jeonghan yang sedang tertidur?"
"Matamu buta? Apakah tidak terlihat ada dua file CCTV saat Jeonghan menculik kakak sepupuku dari tempat kerjanya?"
Ekspresi wajah Joshua berubah menjadi masam ketika ia mendekatkan laptop tersebut ke hadapannya. Kini ia duduk di kursi kerjanya sambil memperhatikan dengan seksama foto-foto yang ada dalam folder tersebut.
"Persetan dengan kakak sepupumu, apa maksudnya kamu memperkosa Jeonghan ketika ia tidur? Tepat semalam sebelum kamu meninggalkannya di umum?" ucap Joshua sambil menatap Wonwoo yang kini terlihat tidak nyaman. "Dan kamu merekamnya? Wonwoo, what the fuck is wrong with you?"
Fuck.
KAMU SEDANG MEMBACA
confound | cheolhan
Mystery / ThrillerOrang baik yang terlalu baik pada orang lain, akan terlihat jahat diantara sekumpulan orang baik. Begitu juga dengan orang jahat yang baik diantara orang-orang jahat lain, meski niat bengis mereka hanya berbeda tipis dengan satu sama lain. Maka keti...