08 -Hendery Menyebalkan

29.8K 2.2K 175
                                    

Big Baby Jung

Tandai jika ada kesalahan dalam penulisan ya ....

 
   Saat ini Haechan sudah berada di kamar Mark. Tentu saja dengan pemilik kamar itu,

  Haechan saat ini sedang jengah pasalnya Mark tak henti-hentinya terisak.

  "ish berhentilah menangis. Aku akan di marahi Mae jika kau terus menangis," kesal Haechan tapi tak di pedulikan Mark yang terus menangis.

  Posisi mereka sekarang duduk dan berpelukan di sisi ranjang, "hikss...Haechan tak menyayangi Mark," tangis Mark

  "aku sudah bilang dari tadi, aku menang tak menyayangi mu. Kenapa kau terus berucap seperti itu," kata Haechan heran.

  Ia tak begitu pandai membujuk orang lain yang menangis seperti ini. Toh jujur memang harus kan ? Kenapa Mark yang mendengarnya malah menangis. Heran,

  "Haechan nikah saja dengan Melk," isak Mark yang mempererat pelukannya,

  Melk? Siapa itu Melk ? Bukan kah nama Mark itu Mark Jung?

  Aneh sekali, bahkan Haechan juga heran. Dirinya kira panggilan Bubu itu sebutan tetap ternyata itu nama kesayangan. Aslinya Taeyong di panggil Momny oleh anak-anaknya.

Kenapa Haechan tau? Tadi Ten sempat menjelaskan.

  "Melk tak mau tau Haechan harus sayang Melk!" Mark melepaskan pelukannya, ia bersedekap dada di depan Haechan dengan wajah memerah menahan isakannya yang terus keluar

  "iya baiklah aku akan menyayangi mu. Sekarang berhenti menangis," jengah Haechan tapi ia sebisa mungkin menetralkan jantungnya. Sial kenapa Mark lucu sekali!

  "benarkah?" tanya Mark antusias sembari mengusap hidungnya sekilas

  Haechan megangguk, ia melihat kotak tisu di nakas Mark. Tangan nya mengambil satu lalu di arahkan ke hidung Mark untuk ia lap.

  "keluarkan semuanya," perintah Haechan saat tisu itu sudah berada di hidung Mark,

  Mark tentu langsung menurut. Tanpa rasa jijik Haechan mengelap nya dengan telaten dan langsung membuangnya ke tempat sampah yang tak jauh di sana

  "ah tangan ku tak menggunakan sarung tangan, barusan aku menyentuh hidung mu. Apakah kau akan alergi lagi?" khawatir Haechan saat baru menyadarinya,

  Mark menggeleng kepala dengan bibir tersenyum, "tidak. Kalna Echan sepelti Bubu dan Daddy. Bisa menyentuh Melk sepuasnya," jawab Mark dengan suara yang berbeda.

  Haechan menghela nafas. Syukurlah, "ya sudah aku akan ke bawah. Kau di sini saja," ujar Haechan yang siap-siap melangkah kan kakinya untuk keluar dari kamar Mark,

  "tidak boleh," rengek Mark yang berhasil berdiri dan menarik tangan Haechan.

  "memang nya kau siapa ish. Aku ingin ke Mae," kesal Haechan. Sudah di pastikan kedua bayi ini akan terus cek-cok.

  "tidak boyeh meninggalkan Melk hiks~" isak Mark yang sekarang memeluk kaki Haechan kencang,

  "jangan tinggalkan Melk hiks...." tangis Mark meleking indra pendengaran Haechan di penjuru ruangan kedap suara ini,

BIG BABY JUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang