09 - Mark!

35K 2.6K 210
                                    

  Big Baby Jung

  Haechan dan Hendery berlarian saat mereka keluar dari pintu lift.

  Mata keduanya melotot melihat di sepanjang lorong menuju kamar Mark, sangat berantakan juga beberapa Bodyguard yang sudah tergeletak di lantai  dengan lemah,

  Haechan buru-buru masuk ke kamar Mark, "HENTIKAN," teriak Haechan saat melihat Mark terus merusak barang-barang di depannya dengan tongkat kayu yang ada di tangannya yang menggunakan sarung tangan,

  Ia— melampiaskan kemarahannya kepada barang-barang disana yang sudah tak berbentuk.

  "Haechan," lirih Mark yang langsung menghentikan kegiatannya saat mendengar suara Haechan

  "Haechan hiks..." lirih Mark yang berjalan ke arah Haechan,

  "diam di sana." titah Haechan, Mark tapi tak mau mendengarnya. Ia memeluk Haechan dengan tangan yang sudah mengeluarkan darah segar banyak sekali,

  "apa yang kau lakukan Mark," panik Haechan dengan situasi sekarang. Dan lagi kemana kedua orang tua mereka? Saking besarnya rumah ini, apakah mereka tidak mendengar keributan ini di lantai tiga, kamar Orang tua Mark dan kamar tamu yang di tempati Ibu dan Daddynya.

  "Melk hiks...mencari echan tapi...tidak ada,"

  Haechan menghela nafas. Sebegitu pengaruhnya kah dirinya di hidup Mark,

  "cepat panggilkan dokter atau siapapun Hyung. Ini darahnya tak berhenti-berhenti di tangan milik pria ini,"

  Hendery mengangguk dan segera keluar setelah Haechan berkata sedemikian.

  "hiks...jangan tinggalkan Melk," isak Mark yang mendusel di leher Haechan tanpa memedulikan lukanya,

  Haechan membawa Mark ke sisi ranjang. Mereka duduk dan Haechan melepaskan pelukan Mark tapi sang empu menolak dan terus memeluk erat membuat punggung Haechan basah oleh darah miliknya yang terus mengalir di tangannya,

  "lepas dulu," titah Haechan. Tapi Mark menggeleng kepala keras. Ia mempererat pelukannya seakan Haechan tak boleh pergi kemanapun,

  "lepas dulu, aku ingin mencoba melihat luka mu," lagi-lagi Mark menggeleng dan malah terisak,

  "hiks..."

  "cupp...cupp..cupp sudah jangan menangis, aku tak akan memaksa lagi," ujar Haechan sambil berusaha menghentikan isakan Mark sambil mengelus punggunya,

  "jangan pergi Haechan," telinga Haechan mendengar suara lirih milik Mark,

  "aku tadi hanya ke dapur mencari Mae, Mark." jelaskan Haechan tapi Mark menggeleng,

"kau meninggalkan baby sendiri di sini, kau tidak sayang pada baby? Katanya kau menyayangi baby hiks...."

  Baby? Oh astaga Mark lagi-lagi mengganti nama panggilannya.

"aku hanya meninggalkan mu ke dapur,"  Haechan masih setia mengusap punggung bergetar milik Mark,

  "kau tetap saja meninggalkan Baby sendiri di sini Haechan...kau tak menyayangi ku, aku tahu..." isak itu terus keluar dan bertambah keras,

BIG BABY JUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang