PROLOG

3.3K 134 44
                                    

"Awal bukanlah akhir, dan akhir bukanlah akhir dari segalanya."
~Imam~

Happy reading...
# # # # # # # # # #

Cerita ini berawal dari keluarga kecil bahagia yang hidup di salah satu kota kecil di bagian barat Jawa Tengah.

Hari ini adalah hari pertama KBM (Kelas Belajar Mengajar) di sekolah. Terlihat seorang wanita cantik dengan berpakaian seragam SMA rapih sedang bersiap-siap di dalam kamar. Dia adalah Nabila Putri, biasa dipanggil Putri.

"Kamu memang yang paling cantik." Gumam Putri di depan cermin kamarnya setelah memberikan warna merah jambu di bibir mungilnya.

Setelah itu Putri keluar dari kamar dan langsung menghampiri keluarganya yang sedang sarapan bersama di meja makan yang tak jauh dari kamarnya.

"Putri berangkat dulu yah, mi." Ucap Putri menyalami punggung tangan wanita paruh baya yang sedang sarapan.

"Lah, kamu gak sarapan dulu?" Tanya Ibu Utami, ibu kandung Putri.

"Iyah, masih pagi juga." Tambah kak Niken, kakak tiri Putri.

"Gak, takut nanti Putri telat." Jawabnya.

"Ya udah, biar Abi anterin." Ucap Pak Yasa, ayah tiri Putri.

"Gak perlu, Abi. Putri bisa berangkat sendiri kok."

"Gapapa. Sekalian Abi mau nyoba motor baru." Jawab Pak Yasa sambil memperagakan seperti sedang mengegas motor.

Dengan menunggangi motor Harley Davidson, ayah dan anak tersebut pun membelah jalanan kota Tegal yang lumayan ramai dipadati oleh para pelajar dan pegawai yang hendak ke kantor.

Sesampainya di gerbang SMA Ganesha, Putri turun dari atas motor dan langsung mencium punggung tangan ayah tirinya.

"Inget... belajar yang rajin. Gak usah pacaran!" Tutur Pak Yasa kepada anak tirinya yang sudah dianggap sebagai anak kandungnya sendiri.

"Siap boss." Putri hormat seperti sedang hormat saat upacara bendera.

Setelah melambaikan tangan tangan kepada ayahnya yang sudah pergi. Putri pun berjalan masuk ke dalam sekolah. Melewati lorong sekolah yang sudah ramai dipenuhi oleh siswa-siswi yang juga baru sampai di sekolah.

Sesampainya di dalam kelas X IPS 5. Dia terkejut melihat kondisi di dalam kelas cukup ramai. Terlihat ada yang sedang sibuk dengan handphonenya sendiri, menggosip, dll.

Tuh kan telat. Batin Putri menyesal. Sebenarnya dia ingin berangkat pagi-pagi sekali, agar bisa memilih tempat duduk di bagian depan. Tapi sayangnya, bangku kosong hanya tersisa di bagian belakang.

Dengan berat hati, dia pun menghampiri siswi yang duduk di barisan ketiga.

"Boleh duduk di sini?" Tanya Putri kepada siswi berambut pendek yang duduk disana.

"Boleh, kursinya kosong kok." Jawab siswi tersebut menghentikan aktivitasnya bermain hp.

Putri pun duduk dan mengulurkan tangannya, "kenalin nama aku Putri."

First Love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang