40. Rencana Dimulai

191 18 8
                                    

“Rencana Tuhan pasti lebih indah, dibandingkan rencana manusia.”
~~Tolle Saekhana~~

Happy reading...
# # # # # # # # # #

  Rencana Irgi dan Kiano untuk mendekatkan dua sejoli yang sering bertengkar pun dimulai.

  Rencana pertama mereka adalah wahana rumah teka-teki. Dimana para peserta harus bekerja sama untuk bisa keluar dari dalam wahana tersebut.

  Dan di dalam wahana rumah teka-teki tersebut, terdapat tiga tantangan. Yang pertama adalah ruang perpustakaan.

  Terlihat Putri sedang sibuk mencari tombol yang tersembunyi di balik deretan buku-buku yang tersusun rapih.

“Dimana sih?” Gumam Putri bingung. Padahal di film-film detektif selalu ada tombol yang tersembunyi di rak buku tersebut.

  Berbeda dengan Putri, Rajes malah sedang asyik memutar bola dunia yang terlihat mencurigakan dimatanya. Karena gambar peta dunia di bola tersebut terdapat satu negara yang hilang. Dan negara tersebut adalah negara ‘Indonesia’.

  Tanpa berfikir lama lagi, Rajes pun mulai mencari buku bahasa Indonesia di ruang tersebut.

  Setelah beberapa menit kemudian, buku bahasa Indonesia yang Rajes cari pun akhirnya ketemu juga.

  Dan benar... saat dia membuka buku tersebut. Terlihat ada kunci untuk membuka pintu tantangan yang kedua.

* * *

  Tantangan yang kedua adalah ruang kamar anak. Dimana para peserta harus menyelesaikan teka-teki barang yang ada di sana.

  Sama seperti sebelumnya. Dengan insting detektifnya, Putri mulai mencari ruangan tersembunyi di tantangan kedua ini.

  Dari kolong kasur, lemari, meja belajar, bahkan dinding pun tak luput dari uji cobanya.

“Cowo batu. Sini, bantuin!” Suruh Putri kepada Rajes, untuk membantunya mendorong lemari yang cukup besar.

“Ogah.” Jawab Rajes sibuk bermain rubik di tangannya.

  Mendengar penolakan tersebut. Seketika Putri menghentikan aktivitasnya, dan langsung menarik paksa suaminya yang asyik-asyikan rebahan sambil bermain rubik.

“Sebentar, sebentar.” Rajes mencoba menahan tubuhnya.

“Ayo!” Putri pun menarik Rajes dengan sekuat tenaga.

“Iya, bentar lagi. Nanggung ini.”

  Dan akhirnya.... Rubik yang sedari tadi Rajes mainkan pun sudah tersusun setiap warnanya.

Cekkliiinngg

  Tiba-tiba rubik tersebut terbuka, dan memperlihatkan kunci pintu untuk menuju tantangan yang terakhir.

  Melihat hal itu, Putri pun terkejut. “Loh, kok bisa?” Batinya.

* * *

  Tantangan terakhir adalah ruang kamar mandi. Di tantangan yang terakhir ini, tidak ada lagi kunci yang tersembunyi.

  Para pemain hanya disuruh untuk menjawab soal agar bisa membuka pintu yang terakhir.

  Pertanyaan adalah;

4x + 2y = 16

Maka jumlah x + y = ....

  Melihat soal matematika tersebut, membuat kepala Putri menjadi nyut-nyutan.

  Kemudian, dia pun mencoba menjawab soal tersebut asal. Barangkali beruntung, seperti yang dilakukan Rajes sebelumnya.

Teett Toott

  Tapi sayangnya jawaban tersebut salah.

“4 + 2 =...” Putri terdiam, dan berfikir sejenak. “6.” Lanjut Putri menekan tombol nomor enam.

Teett Toott

  Melihat jawabannya salah, Putri pun menghela nafasnya panjang.

“Mungkin kali ini benar.” Batin Putri, sambil menekan tombol angka satu dan enam.

Teett Toott

  Jawaban Putri lagi-lagi salah. Dan membuat Putri menjadi sangat frustasi.

“Minggir.” Rajes mendorong tubuh Putri pelan. Lalu, menekan tombol satu dan dua.

Ceeklleekk

  Akhirnya pintu terakhir pun berhasil terbuka.

“Kok, bisa?” Tanya Putri bingung. Atau mungkin cuma beruntung saja.

“Tentu bisa. Kan, emang jawabannya dua belas.”

“Tau darimana?” Putri masih tidak percaya dengan suaminya.

  Mendengar pertanyaan tersebut, Rajes pun mulai menjelaskan hasil jawabannya kepada Putri. “4x + 2y = 16. Jadi, x = 4 dan y = 8. Maka x + y = 12.”

* * * * *

  Setelah rencana pertama gagal. Sekarang masuk ke rencana yang kedua.

* Flashback On *

“Rencana kedua ini, adalah rencana pamungkas kita.” Ucap Irgi dengan sangat semangat.

“Konon katanya... banyak sekali pasangan yang awalnya berantem, keluar dari situ jadi romantis.”

  Mendengar cerita tersebut, membuat Kiano menjadi ikut bersemangat.

“Wahana tersebut adalah, wahana rumah hantu.”

* Flashback Off *

“Habis ini, kita mau kemana lagi?” Tanya Putri sedikit membungkuk, agar menyelaraskan tubuhnya dan tubuh Kiano yang mungil.

  Kiano langsung menunjuk wahana rumah hantu, yang tak jauh dari mereka.

“Kiano mau masuk rumah hantu?” Tanya Putri yang langsung dijawab dengan anggukan Kiano.

“Tapi disana ada larangan buat anak kecil.” Ucap Putri menjelaskan kepada Kiano. “Jadi, kita naik wahana yang lain aja yah?”

“Lu takut?” Ejek Rajes.

  Seketika Putri pun membalikkan badannya ke sumber suara. “Enggak. Siapa bilang?”

“Buktiin dong!”

“Oke.”

  Kemudian Putri berjongkok, dan menyuruh Kiano untuk menunggunya sebentar. “Kiano tunggu disini, yah. Jangan kemana-mana.”

  Mendengar hal itu, Kiano langsung manut dan menunjukkan ibu jarinya kepada Putri.

  Setelah membeli tiket masuk, Putri dan Rajes pun berjalan masuk ke dalam wahana rumah hantu.

  Di dalam rumah hantu tersebut, banyak sekali sarang laba-laba yang menempel di setiap sudutnya.

“Kalau takut, balik lagi aja.” Usul Rajes, melihat kaki Putri yang bergetar.

“Enggak kok.”

  Tiba-tiba....

“Aarrgghhh.” Seseorang dengan penampilan mumi mengagetkan Putri dari belakang.

  Tanpa sadar, Putri pun refleks memukul orang tersebut terus menerus. Membuat si mumi menjadi kesakitan, dan berlari terbirit-birit.

  Rajes seketika tersenyum, melihat tingkah istrinya yang mengejar si mumi, sambil terus memukulnya.

“Ini baru istri gue.” Gumam Rajes bangga.

# # # # # # # # # # #

First Love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang