Hallo semuanya maaf baru upload yah...
“Puisi tidak harus panjang. Walaupun pendek, asal dari hati dan sesuai prosedur.”
~~Imam Ardani~~Happy reading...
# # # # # # # # # #Kemudian Imam pun menyuapi Putri, sesendok demi sesendok secara perlahan.
“Karena udah ada Imam, gue pergi dulu yah.” Pamit Amel yang tidak ingin melihat adegan uwu di hadapannya.
Keheningan mulai menyerang setelah Amel meninggalkan mereka berdua di dalam UKS.
“Kamu gak masuk ke dalam kelas juga?” Tanya Putri memecah keheningan di antara mereka berdua.
“Gak.. aku udah terlanjur ngirim surat ijin.” Jawab Imam telaten menyuapi pasiennya.
“Loh, kok ngirim surat?” Putri mengangkat alisnya bingung. “Kamu kan gak sakit.” Lanjutnya.
“Sebenarnya aku ada urusan penting di luar.”
Kalau gitu, kenapa berangkat ke sekolah? Tanya Putri yang hanya bisa bicara di dalam hatinya. Walaupun kepo, dia tidak mau ikut campur dengan urusan Imam.
Setelah selesai menyuapi Putri, Imam beranjak untuk mengambil obat yang tersedia di dalam kotak P3K yang tak jauh dari ranjang Putri.
Kemudian Imam memberikan obat penurun demam kepada Putri. Dia pun meminum obat tersebut. Lama kelamaan Putri merasakan kantuk, dan kesadarannya mulai menurun. Tanpa sadar dia pun memejamkan matanya.
* * * * *
Akhirnya Putri terbangun. Dia langsung melihat jam yang melingkar indah di pergelangan tangannya.
Jam menunjukkan pukul empat sore. Menandakan kalau bel jam pulang sekolah sudah berbunyi satu jam yang lalu.
Tiba-tiba dia terkejut melihat ada siswi yang tertidur di kursi samping ranjangnya.
“Kak, bangun kak.” Putri membangunkan siswi tersebut yang tak asing baginya. “Kak Intan ngapain disini?” Lanjut Putri bertanya saat dia melihat Intan (si ketua osis) sedang mengucek matanya.
“Aku disuruh jagain kamu sama cowok yang tadi disini.” Jawab Intan. Dia disuruh Imam untuk menjaga Putri. Awalnya dia menolaknya, tapi Imam berhasil membujuknya. “Dia juga ninggalin surat buat kamu.” Tunjuk Intan ke secarik kertas yang tergeletak di atas nangkas.
Putri mengambil surat tersebut, dan membacanya di dalam hati.
For Putri.
Teruntuk Tuan Putri. .
Maaf, aku harus pergi
Maaf, jika aku tidak menemanimu disini
Dan maaf, karena ada yang harus aku selidiki
Tapi. . .
Aku akan selalu berdoa semoga kamu lekas sehat kembali
Agar kita bisa bercanda tawa seperti dulu lagi.Imam
Setelah membaca surat tersebut. Putri melipat kertas itu kembali dan di simpan ke saku bajunya.
“Btw, rumah kamu dimana?” Tanya Intan membuka percakapan mereka yang tadi hening sebentar.
“Di perumahan Palem Asri. Letaknya gak jauh dari sini.” Jelas Putri menuruni ranjang tidurnya.
“Sama dong. Aku juga baru pindah rumah ke situ.” Ucap Intan antusias. Akhirnya dia punya teman komplek yang seumuran dengannya. “Mau pulang bareng gak?” Lanjut Intan menawarkan.
“Gak perlu, kak. Aku bisa pulang sendiri kok.”
“Kenapa kamu nolak? Apa gara-gara kejadian minggu kemarin?” Wajah Intan seketika menjadi murung. Dia teringat tentang kejadian di toilet, satu minggu yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love (End)
Teen Fiction⚠️WARNING!!⚠️ CERITA INI MENGANDUNG FIKTIF BELAKA, DAN TIDAK ADA SANGKUT PAUTNYA DENGAN SIAPAPUN. JIKA ADA KESAMAAN NAMA ORANG, TEMPAT, DAN KEJADIAN MAKA SAYA SELAKU PENULIS MEMINTA MAAF SEBESAR-BESARNYA. DILARANG KERAS UNTUK MENCOPY ATAU MEMPLAGI...